Pengertian PAKEM

A. Pengertian PAKEM

PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan berkambangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelejaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pakem yang merupakan singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan dan sebagainya). Kedua, proses komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru danrekansiswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses eksplorasi (siswa

Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 105 Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 105

Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks. Artinya, pembelajaran tersebut harus menunjukkan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-beda. Cara memahami materi yang diajarkan berbeda-beda, ada yang bisa menguasai materi lebih cepat dengan keterampilan motorik (kinestetik), ada yang menguasai materi lebih cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga menguasai materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual).

Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar (multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakuakn kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui partisipatif, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.

1. Pembelajaran Partisipatif Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang melibatkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child center/student center) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher center). Jadi pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I

2. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang

lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif memiliki persamaan dengan model pembelajaran self discovery learning, yakni pembelajaran yang dilakukan oleh siswa untuk menemukan kesimpulan sendiri sehingga dapat dijadikan sebagai nilai baru.

Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.

3. Pembelajaran Kreatif Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang

mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.

Pembelajaran kreatif menurut guru untuk merangsang kreativitas siswa, baik dalam mengembangkan kecapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan bberpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.

Berpikir kritis harus dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa terbiasa mengembangkan kreativitasnya. Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut (Mulyasa, 2006:192).

Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 107 Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 107

b. Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.

c. Tahap ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan

keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional.

d. Tahap keempat: verifikasi, yaitu pegujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.

Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkan dalam bentuk sebuah hasil karya baru.

4. Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta

mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasana pembelajaran betul-betul kondusif dan terarahh pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.

Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat. Dalam pelaksanaannya, hal ini memerlukan proses pertukaran pikiran, diskusi, dan perdebatan dalam rangka pencapaian pemahaman yang sama terhadap materi standar yang harus dikuasai siswa.

Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber

Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I

Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui proseduur sebagai berikut: (1) melakukan appersepsi, (2) melakukan eksplorasi,yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melekukan penilaian, yaitu menggumpukan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang valid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memerhatikan beberapa hal, yaitu: (1) pengelolaan tempat belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber belajar.

5. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupkan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat suatu kohesi

yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure) (Mulyasa, 2006:194).

Terdapat empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu: pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek tersebut, maka kriteria PAKEM terpenuhi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 109

Gambar 6.1 Aspek-aspek dalam Model Pembelajaran PAKEM

a. Pengalaman Di aspek pengalaman ini siswa diajarkan untuk dapat belajar

mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya, antara lain seperti

eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan, dan wawancara. Karena di aspek pengalaman, anak belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengalaman langsung, dapat mengaktifkan banyak indera yang dimiliki anak tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Edgar Dale dalam kerucut pengalamannya (cone experience) bahwa dengan pengalaman langsung sekitar 90% materi yang didapatkan oleh anak akan cepat terserap dan bertahan lebih lama.

b. Komunikasi Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk,

antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan, dan memajangkan hasil kerla. Di aspek ini ada hal-hal yang ingin didapatkan, misalnya anak dapat mengungkapkan gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orng lain, dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.

Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I Nurdyansyah, M.Pd., Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I

Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan. Dengan hal-hal seperti itulah kesalahan makna yang diperbuat oleh anak-anak berpeluang untuk terkoreksi dan makna yang terbangun semakin mantap, sehingga dapat menyebabkan hasil belajar meningkat.

d. Refleksi Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali

apa yang telah diperbuat/dipikirkan oleh anak selama mereka belajar. Model PAKEM ini siharapkan dapat menghasilkan pembelajaran yang berkualitas/bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti dalam peran guru di kelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaannya, latihan, interaksi, dan pengelolahan kelas. Selanjutnya, Wahyudin (2006) menjelaskan tenteng perubahan yang diharapkan dalam pembelajaran PAKEM sebagai berikut. Tabel 6.1 Perubahan Yang Diharapkan Dalam PAKEM

Ke... Peran Guru

Aspek

Dari...

Guru mendominasi Menjadi manajer/fasilitator kelas, Semua dari guru.

pembelajaran.  Informasi

 Inisiatif berasal dari siswa/guru  Pertanyaan

 Sumber informasi beragam  Inisiatif

 Siswa banyak bertanya  Penugasan

 Siswa kadang memilih tugas  Umpan balik

sendiri

 Penilaian  Umpan balik dari teman sebaya  Siswa menilai diri sendiri

Perlakuan Semua siswa Melayani adanya perbedaan terhadap

diperlakukan sama, individual, seperti. siswa

seperti.  Maju sesuai dengan kecapatan  Melakukan kegiatan

masing –masing yang sama

 Bisa melakukan kegiatan yang  Maju bersama

berbeda

 Tingkat kesukaran  Tingkat kesukaran sesuai sama untuk semua

kemampuan/minat masing –

Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 111 Inovasi Model Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 111

 PR tidak harus sama  Penilaian yang sama

 Macam – macma penilaian

Pertanyaan 95% dari guru: Pertanyaan dari siswa/gur, jenis  Pertanyaan tertutup

pertanyaan bervariasi:  Fakta, hafalan,

 Siswa berfikir ingatan

 Pertanyaan terbuka  Satu jawaban yang