KONDISI PERTANIAN DI DKI JAKARTA

PRODUKSI SAYURAN (KWINTAL) TAHUN 2009-2015

20000 Bayam Kangkung

Gambar 2.3. Produksi sayuran (Kwintal) di DKI Jakarta Tahun 2009 - 2015

Pada sektor peternakan, produksi daging sapi selama 2010 – 2014 mengalami peningkatan lebih dari 300%. 24 Kenaikan ini, selain diperoleh dari peningkatan hasil ternak sapi di DKI Jakarta, 25 juga semakin banyaknya pemotongan hewan yang mendapatkan sapi dari luar Jakarta. Sehingga, ketersediaan daging sapi di Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan. Pengolahan daging sapi sebagai bahan pangan seperti bakso juga menjadi sumber pangan penting untuk masyarakat Jakarta.

Pada sektor perikanan, hasil budidaya ikan di kolam sedikit mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012. 26 Ini juga menunjukkan peluang untuk pengembangan sektor perikanan darat dengan budidaya di kolam. Pemanfaatan lahan sempit dan juga situ atau waduk untuk perikanan air tawar bisa menjadi salah satu peluang pengembangan pertanian perkotaan. Rincian produksi budidaya ikan di kolam dijelaskan dalam grafik di halaman berikutnya.

24 http://simreg.bappenas.go.id/document/Publikasi/DokPub/01.%20Analisis%20Provinsi%20DKI%20Ja karta%202015_ok.pdf. Diakses pada 26 Desember 2017.

25 http://data.jakarta.go.id/dataset/jumlah-populasi-hewan-ternak-di-dki-jakarta-tahun-2009-2013. Diakses pada 26 Desember 2017.

26 http://tumoutounews.com/2017/12/06/kontribusi-sektor-pertanian-dan-perikanan-di-dki-jakarta/. Diakses pada 26 Desember 2017.

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 24

PRODUKSI IKAN BUDIDAYA KOLAM DI DKI JAKARTA

Gambar 2.4. Produksi ikan budidaya kolam DKI Jakarta

Dari sisi jenis pekerjaan, bidang pertanian tidak banyak dipilih menjadi pekerjaan utama rumah tangga di DKI Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan menurunnya jumlah rumah tangga pertanian dari 52.200 rumah tangga pada tahun 2003, menjadi hanya 12.300 rumah tangga di tahun 2013 (penurunan 76% pada 10 tahun kemudian). 27 Penurunan jumlah rumah tangga pertanian ini juga disebabkan oleh semakin berkurangnya luasan lahan pertanian, sehingga mereka banyak yang tidak bisa lagi meneruskan usaha pertaniannya.

Untuk mengembangkan pertanian agar memiliki dampak yang lebih luas kepada masyarakat Jakarta, dengan keterbatasan lahan produktif yang bisa digunakan, salah satu potensinya ialah pengembangan Pertanian Perkotaan. Pertanian ini bisa dilakukan di sisa- sisa lahan yang ada di kawasan permukiman penduduk, di lahan kosong yang belum digunakan, dan bahkan bisa menggunakan teknologi yang tidak berbasis pada lahan tanah, seperti hidroponik dan vertikultur. Sampai saat ini, sudah ada beberapa inisiatif Pertanian Perkotaan, baik yang diinisiasi oleh pemerintah maupun kegiatan lembaga non- pemerintah dan masyarakat, tetapi potensi ini masih belum banyak dilakukan masyarakat Jakarta.

II.4. Inisiatif Yang Sudah Dilakukan

Pertanian Perkotaan di DKI Jakarta sebenarnya sudah mulai banyak dilakukan pada periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2017. Dalam dokumen RPJMD tersebut, dituliskan bahwa di antara sasaran pembangunan ialah:

1. Berkurangnya pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara) di wilayah kota Jakarta;

2. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang terbuka hijau publik dan privat di Jakarta

27 Sumber: data BPS tahun 2016.

25 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

3. Meningkatnya kesiapsiagaan masyarakat dan kelembagaan pemerintah daerah dalam upaya pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim;

Untuk mencapai sasaran pembangunan tersebut, beberapa program pembangunan sudah direncanakan dan dilaksanakan, di antaranya:

1. Program Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Pertanian dan Kehutanan

2. Program Peningkatan dan pengembangan tehnologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura

3. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Secara terinci, berikut adalah program dan target kondisi kinerja yang diharapkan pada akhir

tahun 2017: 28 Tabel 2.1. Program terkait dengan Pertanian Kota di DKI Jakarta Tahun 2013 – 2017

Urusan

Program

Indikator Kinerja

Kondisi Kinerja 2017

Lingkungan Hidup

Luas lahan yang dibebaskan 28,9 Ha Hijau Pertanian dan Kehutanan untuk sentra tanaman pangan

Peningkatan Ruang Terbuka

dan hortikultura Jumlah lokasi RTH Kebun

10 Lokasi yang dikembangkan sebagai agrowisata

Pertanian Peningkatan dan pengemban- Jumlah produksi tanaman hor- gan teknologi budidaya tana- tikultura ramah lingkungan: man pangan dan hortikultura

Sayuran (Ton)

16,105 Ton

Buah-buahan (pohon)

9,663 Pohon

Selain dua program di atas, pada beberapa tahun terakhir ini, sudah ada banyak inisiatif yang dilakukan baik oleh pemerintah daerah maupun para pelaku non-pemerintah untuk melaksanakan Pertanian Perkotaan di wilayah DKI Jakarta. Secara garis besar, ada dua kategori inisitif yang sudah dilakukan oleh Pemerintah dan para pelaku lainnya, yaitu kategori kebijakan dan pelaksanaan kegiatan Pertanian Perkotaan.

Pada aspek kebijakan, sudah ada beberapa peraturan/keputusan/instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk mengembangkan Pertanian Perkotaan, yaitu:

1. Peraturan Daerah (Perda) nomor 8 tahun 2004 tentang Pengendalian Mutu dan Keamanan Komoditas Hasil Pertanian. Peraturan ini memandatkan untuk menjamin mutu produk pertanian yang segar, sehat, dan aman untuk dikonsumsi. Sehingga, jaminan mutu produk pertanian melalui sertifikasi perlu menjadi salah satu target dalam desain besar pertanian perkotaan.

28 Lampiran II Indikasi Rencana Program Provinsi DKI Jakarta untuk RPJMD periode tahun 2013 – 2017.

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 26

2. Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas. Peraturan ini sangat membatasi peternakan unggas di DKI Jakarta, karena harus dilakukan dengan ijin yang ketat agar terjamin kesehatannya. Sehingga, unggas tidak bisa menjadi pilihan produk peternakan dalam desain pertanian perkotaan.

3. Instruksi Gubernur No. 91 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Pendampingan Lokasi Program Kampung Iklim Tahun 2016. Instruksi ini memberikan acuan bagi organisasi perangkat daerah terkait, terutama Dinas Lingkungan Hidup untuk melaksanakan program kampung iklim. Di dalam instruksi tersebut, pelaksanaan pertanian perkotaan juga menjadi bagian dari program, yang kemudian dilaksanakan oleh DKPKP.

4. Instruksi Gubernur No. 131 Tahun 2016 tentang Optimalisasi Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa di Provinsi DKI Jakarta. Instruksi ini memberikan mandat kepada seluruh organisasi perangkat daerah terkait untuk mengelola rumah susun, dimana salah satunya ialah untuk melaksanaan pengelolaan pertanian perkotaan di rumah susun.

5. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2441 Tahun 2016 tentang Pemanfaatan Tanah Seluas 16.628 M² yang masih kosong untuk Penyediaan Lahan Pertanian. Keputusan ini merupakan kebijakan Gubernur untuk memanfaatkan tanah yang masih kosong, yang belum digunakan oleh pemiliknya atau masih dalam sengketa, untuk digunakan sementara waktu dengan cara yang lebih produktif, yaitu pelaksanaan pertanian perkotaan di lahan kosong tersebut.

Sedangkan pada aspek pelaksanaan kegiatan Pertanian Perkotaan, sudah cukup banyak instansi pemerintah, lembaga sosial, dan perusahaan yang mulai menginisiasi Pertanian Perkotaan. Berikut adalah beberapa pelaksanaan Pertanian Perkotaan di beberapa wilayah DKI Jakarta:

1. Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP) melaksanakan program Gang Hijau, Kebun Bibit, Green House, RPTRA, dan Demo Plot pertanian di banyak wilayah yang berada di DKI Jakarta

2. Dinas Lingkungan Hidup melaksanakan program nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu Progran Kampung Iklim (Proklim)

3. Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup menjalankan program Sekolah Adiwiyata

4. Dinas Tata Kota sudah membuat beberapa peruntukan ruang pertanian di beberapa wilayah DKI Jakarta

5. Jakarta Berkebun, kelompok masyarakat, telah melakukan beberapa kegiatan berkebun, termasuk di apartemen

6. Program Marunda Urban Resilient In Action (MURIA) yang dilaksanakan oleh KARINA melaksanakan pertanian kota sebagai bagian dari membangun ketangguhan masyarakat Kelurahan Marunda

7. Palang Merah Indonesia (PMI) juga melaksanakan pertanian kota di Kelurahan Ancol

27 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Gambar 2.5. Gang Hijau, Kec. Menteng, Jakarta Pusat

Gambar 2.6. RPTRA Kenangan, Kec. Gambir, Jakarta Pusat

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 28

Berdasarkan berbagai inisiatif yang sudah dan sedang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut, terlihat bahwa lima wilayah Kotamadya dan satu Kabupaten telah menjadi lokasi banyak pelaku dalam menjalankan kegiatan Pertanian Perkotaan. Rincian para pelaku di setiap Kota/ Kabupaten dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel 2.1. Para Pelaku yang bekerja di Pertanian Perkotaan dan Lokasinya

Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Barat

Jakarta

Kepulauan Seri-

Selatan

bu

1. Dinas 1. Dinas Ling-

1. Dinas Lingkun- Lingkungan kungan Hidup

1. Dinas Ling-

1. Dinas Lingkun-

1. Dinas Ling-

gan Hidup Hidup

kungan Hidup

gan Hidup

kungan Hidup

2. Dinas Kelautan, 2. Dinas Kelau- tan, Perikanan

2. Dinas Kelau-

2. Dinas Kelau-

2. Dinas Kelau-

2. Dinas Kelau-

Perikanan dan Ket- tan, Peri-

tan, Perikanan tan, Perikanan

tan, Perikanan

dan Ketahanan dan Ketahanan dan Ketahanan dan Ketahanan ahanan Pangan kanan dan

3. Dinas Pendidi- Ketahanan

kan Pangan

3. Dinas Pen-

3. Dinas Pen-

3. Dinas Pen-

3. Dinas Pen-

3. Dinas Pen- 4. Dinas Tata

4. MURIA – KA-

4. Dinas Tata

4. Dinas Tata

didikan Kota

RINA& CARE

Kota

Kota

4. Jakarta 5. Jakarta

5. Palang Mer-

5. Jakarta Berke-

5. Jakarta

Berkebun Berkebun

ah Indonesia

29 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

30 Gambar 2.7. Peta pelaku dan kegiatan pertanian perkotaan DKI Jakarta

II.5. Isu Strategis Pertanian DKI Jakarta

Berdasarkan proses FGD, penggalian data, lokakarya, konsultasi dengan Pemerintah Pusat, para OPD Provinsi DKI Jakarta, lembaga sosial masyarakat, badan usaha, perguruan tinggi, dan lembaga penelitian, secara garis besar, ada 4 (empat) isu strategis yang perlu menjadi fokus pertanian perkotaan, yaitu:

1. Belum adanya kebijakan komprehensif untuk pertanian perkotaan. Saat ini, sudah ada beberapa kebijakan berupa peraturan daerah, Instruksi Gubernur, dan Keputusan Gubernur terkait dengan kegiatan pertanian perkotaan sebagaimana disebutkan di atas. Akan tetapi, kebijakan tersebut masih sporadis dan belum bisa memayungi seluruh kegiatan pertanian perkotaan secara komprehensif.

2. Kurang efektif dan belum masif-nya pelaksanaan pertanian perkotaan yang meliputi budidaya, pengolahan, dan pemasaran produk. Pertanian perkotaan memang sudah dilakukan oleh beberapa pihak seperti digambarkan dalam peta di atas. Akan tetapi, kegiatan tersebut masih dilakukan secara sendiri-sendiri dan dalam lingkup lokasi yang terbatas. Pertanian perkotaan belum menjadi gerakan bersama secara masif yang dilakukan berbagai pihak dan masyarakat untuk seluruh wilayah DKI Jakarta.

Pelaksanaan pertanian perkotaan juga masih dilakukan oleh masing-masing lembaga sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Belum banyak inisiasi untuk membangun kerjasama secara luas antar lembaga untuk melaksanakan pertanian perkotaan secara luas di banyak wilayah DKI Jakarta. Hal ini juga disebabkan belum adanya mekanisme koordinasi antar pelaku pertanian perkotaan untuk membangun sinergi dan kerjasama yang lebih efektif. Di samping itu, pengetahuan tentang pertanian yang berbasis ruang seperti dalam pertanian perkotaan, belum banyak diketahui oleh masyarakat dan pelaku lainnya.

3. Kurang luasnya dampak pertanian perkotaan terhadap kualitas lingkungan hidup. Karena pertanian perkotaan masih dilakukan pada lokasi-lokasi yang terbatas, maka belum bisa memberikan dampak yang besar terhadap penurunan suhu panas udara dan peningkatan kualitas kebersihan udara. Selain di lokasi-lokasi pertanian, belum terlihat dampak peningkatan kualitas lingkungan hidup di daerah lain.

4. Kurang efektifnya sistem monitoring dan evaluasi untuk pertanian perkotaan. Selama ini, monitoring dan evaluasi masih dilakukan sendiri oleh DKPKP dengan kapasitas yang terbatas. Belum ada sistem monitoring dan evaluasi pertanian perkotaan yang komprehensif yang bisa menunjukkan sebaran, produktifitas, efektifitas, serta dampak dari pelaksanaan pertanian perkotaan.

31 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Dokumen yang terkait

DESAIN DAN IMPLEMENTASI RANGKAIAN PENGENDALI (Elektronika) ROBOT OTOMATIS PADA KONTES ROBOT INDONESIA 2007 ”Analisa rangkaian pengendali robot otomatis Black Pearl”

1 73 1

DESAIN MODIFIKASI KARBURATOR PADA MESIN BENSIN 4 LANGKAH BERBAHAN BAKAR ETANOL

0 79 16

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

Sistem Informasi Pengolahan Data Pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi

10 84 1

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Bank DKI Kantor Cabang Surabaya

0 1 21