TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET

BAB III TUJUAN, SASARAN, DAN TARGET

III.1. Tujuan Pertanian Perkotaan

Pelaksanaan Pertanian Perkotaan di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan untuk:

1. Terciptanya ketahanan pangan masyarakat DKI Jakarta, khususnya pada aspek penyediaan bahan pangan dan peningkatan kapasitas masyarakat untuk mengakses pangan 29

2. Peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui luasan area tutupan hijau produktif di wilayah DKI Jakarta untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan bencana

3. Terintegrasinya kebijakan dan program pemerintah dengan pelaku lainnya (badan usaha, lembaga sosial, kelompok masyarakat, perguruan tinggi dan lain-lain) dalam praktik pertanian perkotaan

III.2. Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan

Pada dasarnya, Pertanian Perkotaan, sebagaimana pengertian yang dijelaskan di atas, bisa dilakukan dalam berbagai ruang yang memungkinkan untuk dilakukan kegiatan budidaya pertanian, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan segala inisiatif yang sudah dilakukan oleh banyak pihak di DKI Jakarta dan ketersediaan ruang dan lokasi berdasarkan pendataan yang dilakukan bersama, maka disepakati ada 7 (tujuh) sasaran ruang prioritas untuk pengembangan Pertanian Perkotaan di DKI Jakarta, yaitu:

1. Rumah susun (Rusun): saat ini sudah ada 48 Rusun di DKI Jakarta, 30 dan direncanakan akan terus bertambah. Pertanian bisa dilakukan di lahan-lahan sempit atau lahan kosong sekitar Rusun, atap Rusun, balkon, dan ruang lainnya.

2. Lahan kosong/tidur: saat ini masih banyak lahan tidur yang belum digunakan oleh pemiliknya dan lahan tersebut bisa digunakan untuk melakukan Pertanian Perkotaan. Lahan kosong/tidur ini termasuk lahan sempadan sungai, lahan pinggiran waduk/embung, fasilitas umum dan fasilitas sosial di perumahan.

3. Lahan pekarangan dan gang perkampungan: masih banyak rumah penduduk yang memiliki pekarangan, walaupun sempit, sehingga bisa dimanfaatkan untuk usaha pertanian, peternakan, atau perikanan. Di banyak kampung juga ada banyak gang-gang (jalan kecil) dimana pinggirannya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian perkotaan.

29 Desain Besar Pertanian Perkotaan akan berkontribusi pada pencapaian Desain Besar Ketahanan Pangan, khususnya dalam aspek penyediaan sumber pangan segar dan meningkatkan kemampuan akses pangan bagi

masyarakat. Sedangkan aspek lainnya, seperti kontrol harga pangan, tidak dimasukan dalam Desain Pertanian Perkotaan.

30 BPS, Jakarta Dalam Angka 2016 dan https://data.go.id/dataset/daftar-rumah-susun-sederhana-di- dki-jakarta. Diakses pada 5 September 2017.

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 32

4. Sekolah: ada 2.076 Taman Kanak-Kanak (TK), 2.569 Sekolah Dasar (SD), 1.126 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dan 493 Sekolah Menengah Umum (SMU), dan 609

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di DKI Jakarta 31 yang bisa mempraktikan Pertanian Perkotaan, baik untuk pembelajaran siswa, atau kalau memiliki lahan/ruang lebih bisa digunakan untuk produksi pangan untuk warga sekolah.

5. Gedung: DKI Jakarta memiliki banyak gedung perkantoran, Unit Pelaksana Teknis, dan asrama, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. Gedung di sini termasuk gedung di kawasan-kawasan industri. Gedung-gedung tersebut memiliki lahan sedikit dan ruang yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan Pertanian Perkotaan. Target ruang gedung akan diintegrasikan dengan pelaksanaan Desain Bangunan Hijau.

6. Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA): saat ini sudah ada 186 RPTRA di DKI Jakarta, dimana sebagian lahannya bisa digunakan untuk Pertanian Perkotaan.

7. Lahan laut: DKI Jakarta memiliki kawasan pantai dan Kepulauan Seribu, dimana banyak lahan laut, khususnya di pinggiran, yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya ikan melalui Keramba jaring apung (KJA) dan budidaya rumput laut.

III.3. Target Pertanian Perkotaan Tahun 2030

Target untuk dicapai pada tahun 2030 dihitung berdasarkan tiga komponen, yaitu pemanfaatan ruang, tingkat produksi, dan jaminan mutu komoditas terpilih untuk pertanian perkotaan. Target pelaksanaan Pertanian Perkotaan tidak hanya pada aspek budidaya saja, tetapi juga pengolahan produk-produk pertanian, peternakan, dan perikanan yang menjadi bagian dari produk unggulan DKI Jakarta. Target ini akan ditinjau kembali dan diperbaharui berdasarkan hasil monitoring setiap tiga tahun sekali.

Secara keseluruhan, ada tiga target utama yang diharapkan dicapai oleh pelaksanaan Pertanian Perkotaan pada tahun 2030, yaitu:

Pencapaian 30% ruang terbuka hijau produktif

Peningkatan 30% produksi per- tanian, peternakan, perikanan

2 (termasuk produk olahan)

Sertifikasi 1000 produk olahan pertanian, peternakan, dan

3 perikanan

31 Sumber: BPS, Jakarta Dalam Angka 2016.

33 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Secara terinci, target pemanfaatan ruang untuk pertanian perkotaan di Provinsi DKI Jakarta sampai pada tahun 2030, ialah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Target Sasaran Ruang Pertanian Perkotaan Tahun 2030

No SASARAN RUANG

BASELINE 2016

TARGET 2030

1 Rumah susun (RUSUN)

20% Rusun

100% Rusun

2 Lahan kosong/tidur

(Belum ada data) 30% Lokasi

3 Lahan pekarangan dan

(Belum ada data) 30% Lokasi

gang 4 Sekolah

4% Sekolah

100% Sekolah

5 Gedung (Belum ada data) 100% Gedung milik DKI Jakarta

30% Gedung milik swasta

7 Lahan laut

(Belum ada data) 30% Lokasi

Sedangkan target tingkat produksi komoditas, dibuat prioritas berdasarkan sub-sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perikanan, dan peternakan. Komoditas yang dipilih adalah produk utama yang ada di Provinsi DKI Jakarta dan memiliki peluang pasar yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan warga. Ada 15 kategori jenis komoditas / produk yang akan dikembangkan melalui Pertanian Perkotaan. Rincian target peningkatan produksi komoditas ialah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Target Produksi Komoditas Pertanian Perkotaan Tahun 2030

No KOMODITAS BASELINE 2016 32 TARGET 2030

Pertanian

Tanaman sayur: kangkung, bayam, sawi 1

30,000 ton Tanaman pendorong inflasi: cabe, bawang

20,609 ton

2 30,000 ton merah

Tanaman buah: mangga, pisang, pepaya, 3 nanas, sukun, alpukat, buah naga, rambutan,

20,000 ton sawo, jambu bol, salak, duku, jambu air

± 12,000 ton

31 Sumber: BPS, Jakarta Dalam Angka 2016, dan data DKPKP DKI Jakarta. Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 34

Tanaman obat: jahe, lengkuas, kencur, kunyit, 4

35,9 ton

50 ton

lempuyang, temulawak, temuireng, kejibeling Tanaman hias: anggrek, kuping gajah,

5 pisang-pisangan, mawar, dracaena,

200,000 tangkai melati, palem

182,682 tangkai

Olahan pertanian: instan herbal, minuman 6 buah segar, jalejo (jagung - kedele -

100 jenis olahan kacangijo) dan lain-lain

Peternakan

7 Ternak kecil: kelinci 1,000 ekor 8 Ternak besar: Sapi perah

3,000 ekor Ternak hias: burung, anjing, kucing, dan lain-

9 2,000 ekor lain

Olahan peternakan: telur asin, bakso sapi, 10 sosis, olahan susu sapi, olahan daging kelinci,

100 jenis olahan kerupuk kulit, dan lain-lain

Perikanan

11 Ikan air tawar: lele, nila, gurami

5,500 ton 12 Ikan laut: kerapu, kakap

4,266 ton

500 ton 13 Rumput laut

500 ton 14 Ikan hias berbagai jenis

25 juta ekor Olahan perikanan: abon ikan, bakso ikan,sam-

20,48 juta ekor

15 100 jenis olahan bal ikan, ikan kering, dan lain-lain

Prioritas pengembangan jenis komoditas / produk disesuaikan dengan kondisi di masing- masing daerah di Provinsi DKI Jakarta dan pengembangan yang selama ini sudah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Rincian jenis komoditas / produk untuk masing- masing Kota/Kabupaten ialah sebagai berikut:

35 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Tabel 3.3. Jenis komoditas / produk di Kota/Kabupaten

Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Barat

Jakarta

Kepulauan Seri-

Selatan

bu

• Sayuran • Padi

• Sayuran • Tanaman obat • Sayuran

• Jambu air • Tanaman hias • Mangga

• Sayuran

• Sayuran

• Alpukat ci-

• Sukun • Nanas

• Jambu air

• Rambutan

pedak

• Pisang • Ikan lele, nila, • Buah Naga

• Sukun

• Pisang

• Jambu bol

• Rambutan

• Pepaya gurami

• Nanas • Olahan peri- • Nanas

• Tanaman obat kanan

• Ikan kerapu • Tanaman hias • Tanaman hias • Nanas

• Tanaman obat obat

• Pepaya

• Nanas

• Tanaman obat • Ikan kakap • Ikan lele, nila, • Ikan lele, nila, • Tanaman obat • Tanaman hias • Ikan hias gurami

• Tanaman hias • Ikan lele, nila, • Rumput laut • Ikan hias

gurami

• Olahan peri- • Olahan peri- • Olahan peri-

• Ikan hias

• Ikan lele, nila,

gurami

• Olahan peri- kanan kanan

gurami

• Kelinci • Telur asin

kanan

• Ikan hias

kanan

• Olahan daging • Ternak hias

• Olahan bakso • Olahan peri-

• Olahan susu

• Ternak hias

• Olahan susu

• Kelinci

• Ternak hias

sapi

• Olahan dag-

• Telur asin

ing kelinci

• Kelinci

• Kerupuk kulit

• Olahan daging • Ternak hias kelinci • Ternak hias

Berdasarkan pelaksanaan Pertanian Perkotaan, produk olahan menjadi bagian dari hasil Pertanian. Khusus untuk mendukung pengembangan produk olahan pertanian, peternakan, dan perikanan, Pemerintah DKI Jakarta memfasilitasi jaminan mutu produk melalui sertifikasi sesuai dengan jenisnya. Sampai pada tahun 2030, Pemerintah mentargetkan untuk memberikan sertifikat kepada setidaknya 1000 produk olahan, sebagai hasil dari pelaksanaan Desain Besar Pertanian Perkotaan.

Untuk mencapai target pada tahun 2030 sebagaimana disebutkan di atas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuat urutan langkah yang akan dilakukan dalam setiap lima tahun rencana pembangunan sebagai berikut:

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 36

2018 • Memasukan pertanian perkotaan dalam perencanaan

pembangunan

• Membuat kebijakan untuk melaksanakan desain pertani-

2022 an perkotaan, termasuk insentif untuk para pelakunya

• Kampanye dan pelaksanaan pertanian perkotaan

2023 • Pelaksanaan pertanian perkotaan di seluruh sasaran

- ruang

• Pemberian insentif untuk pelaku pertanian perkotaan

2027 • Membangun kerjasama dengan berbagai pihak

• Pengembangan pertanian perkotaan di seluruh sasaran

2028 ruang

• Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan, lembaga

sosial, sekolah, dan kelompok masyarakat

2030 • Pengelolaan dan berbagi pengetahuan pertanian

perkotaan

Gambar 3.1. Urutan Langkah Pelaksanaan Pertanian Perkotaan DKI Jakarta

Pada RPJMD 2018 – 2022: Pada periode lima tahun pertama, pelaksanaan pertaniaan perkotaan akan menyelesaikan

kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pertanian di DKI Jakarta, termasuk Peraturan Gubernur tentang Pertanian Perkotaan. Kebijakan ini perlu diselesaikan pada tahapan awal, karena akan menjadi acuan atau dasar pelaksanaan pertanian seterusnya. Di samping itu, pertanian perkotaan juga dimasukkan dalam rencana pembangunan (RPJMD) sehingga bisa menjadi rujukan tidak hanya bagi OPD pemerintah DKI Jakarta saja, melainkan juga untuk pelaku lainnya. Kampanye dan

37 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 37 Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030

Pada RPJMD 2023 – 2027: Pada periode lima tahun ke dua, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin intensif dan masif

dilakukan di semua sasaran ruang yaitu Rumah susun (Rusun), Lahan kosong/tidur, Lahan pekarangan dan gang, Sekolah, Gedung, RPTRA, dan Lahan laut. Karena sudah terlihat hasilnya dari pelaksanaan pertanian lima tahun sebelumnya, maka pemberian insentif kepada pelaku pertanian perkotaan mulai bisa dilakukan. Insentif ini untuk memberikan apresiasi kepada pelaku pertanian dan memberikan edukasi kepada pihak-pihak lain untuk juga melakukan pertanian perkotaan. Kerjasama dengan banyak pihak juga semakin banyak dilakukan pada periode lima tahun ke dua ini. Masifnya pelaksanaan pertanian perkotaan akan bisa terwujud melalui kerjasama berbagai pihak. Maka, pada periode kedua ini kerjasama akan dilakukan dengan seluruh pemangku kepentingan pertanian perkotaan, termasuk badan usaha, sekolah, perguruan tinggi, lembaga / organisasi sosial dan lain-lain.

Pada RPJMD 2028 – 2030: Pada periode tiga tahun terakhir, pelaksanaan pertanian perkotaan semakin diperluas dengan

melibatkan semakin banyak pelaku di DKI Jakarta untuk mencapai target 30% pelaku pertanian perkotaan. Kerjasama juga dilakukan dengan banyak badan usaha yang memiliki gedung- gedung di DKI Jakarta dan juga kerjasama dengan Kementerian Pertanian. Di sisi lain, dari hasil 10 tahun pelaksanaan pertanian perkotaan, akan didapatkan banyak pembelajaran, pengetahuan baru, dan juga dampak yang signifikan baik di tingkat masyarakat maupun di tingkat pelaku pertanian lainnya. Untuk itu, pada periode terakhir ini akan dilakukan pendokumentasian dan pengelolaan pengetahuan dari hasil pelaksanaan pertanian perkotaan. Pengetahuan ini akan menjadi pembelajaran tidak hanya bagi Pemerintah DKI Jakarta, tetapi juga pemerintah daerah lainnya, para pelaku pertanian, dan juga masukan untuk kebijakan pemerintah pusat.

Desain Besar Pertanian Perkotaan 2018 - 2030 38

Dokumen yang terkait

DESAIN DAN IMPLEMENTASI RANGKAIAN PENGENDALI (Elektronika) ROBOT OTOMATIS PADA KONTES ROBOT INDONESIA 2007 ”Analisa rangkaian pengendali robot otomatis Black Pearl”

1 73 1

DESAIN MODIFIKASI KARBURATOR PADA MESIN BENSIN 4 LANGKAH BERBAHAN BAKAR ETANOL

0 79 16

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN BESAR DAN MENENGAH PADA TINGKAT KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2006 - 2011

1 35 26

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

pengaruh tindakan supervisi pengalaman kerja, komitmen organisasi, dan komitmen profesional terhadap kepuasan kerja auditor (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

3 43 157

Sistem Informasi Pengolahan Data Pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi

10 84 1

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN GRAFIS KELAS VII SMP NEGERI 3 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 51 68

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Bank DKI Kantor Cabang Surabaya

0 1 21