Pemodelan Lereng
3.2.2. Perencanaan Struktur Jalan Raya
Kelas jalan yang direncanakan pada penelitian lereng ini yaitu Arteri III dengan asumsi VLHR sebesar 8.000 smp/hari. Lebar jalur yang digunakan untuk kelas jalan Arteri IIIA pada penelitian ini yaitu 3 m dan lebar bahu sebesar 2 m (TPGJAK, 1997). Adapun struktur jalan yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Sketsa Struktur Jalan Raya dan Pembebanannya
1. Perkerasan Jalan Perkerasan yang digunakan yaitu perkerasan beton yang dilapisi dengan perkerasan aspal, sedangkan pondasi bawah direncanakan menggunakan beton tumbuk. Adapun rincian struktur jalan raya pada lereng yaitu : Tebal perkerasan aspal
= 10 cm Tebal perkerasan beton = 30 cm
Tebal pondasi bawah
= 15 cm, dengan
Berat isi aspal ( γ aspal )
= 24 kN/m 3
Berat isi beton ( γ beton )
= 24 kN/m 3
2. Kendaraan Pada perancangan ini diasumsikan pada saat dua buah kendaraan berpapasan dan sejajar. Beban as kendaraan yang digunakan pada penelitian ini yaitu MST sumbu triple (3 as) sebesar 20 ton sehingga beban untuk masing-masing roda kendaraan sebesar 100 kN (Bina Marga, 1984 dalam Kusnandar, 2008). Dimensi kendaraan truk 3 as dan kedudukannya ditunjukkan pada Gambar
3.3.
commit to user
B + 2 h tg α
0,48 m
Tanah Dasar
Gambar 3.3. Dimensi Kendaraan dan Kedudukannya
Keterangan :
a 1 =a 2 = 30 cm ;
Ma = Ms = muatan rencana sumbu
b 1 = 12,50 cm
b 2 = 50,00 cm
3. Perhitungan beban
a. Beban perkerasan Berat perkerasan aspal
= 0,10 x 24 = 2,4 kN/m 2 Berat perkerasan beton
= 0,30 x 24 = 7,2 kN/m 2
Berat pondasi bawah
= 0,15 x 24 = 3,6 kN/m 2 +
Berat total perkerasan (q perkerasan ) = 0,15 x 1 x = 13,2 kN/m 2
b. Beban kendaraan Beban roda kendaraan (P)
= 100 kN
√2
100√2
620
0,48
L = 0,5 B = 0,24 m Distribusi beban kendaraan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4. Penyaluran Beban oleh Roda
commit to user
Maka tekanan akibat roda kendaraan
100
2 0,48 2 0,55 26 0,24 2 0,55 26
63,59 / !
c. Beban total (q total)
q total =q perkerasan +4 = 13,2 + (4 x 63,59)
= 267,58 kN/m 2 =
3.2.3. Variasi Pemodelan Lereng
Variasi pemodelan lereng yang digunakan pada penelitian ini ditinjau dari beberapa kondisi, seperti sudut kemiringan lereng, panjang geotekstil, dan jarak vertikal antar geotekstil. Variasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut :
Tabel 3.3. Variasi Pemodelan Lereng
Panjang Perkuatan
(P)
Jarak antar Perkuatan (Sv)
(m)
(m)
1 70 70 -
- 2 70 70 5 0,5 3 70 70 5 1,0 4 70 70 5 1,5 5 70 70 8 0,5 6 70 70 8 1,0 7 70 70 8 1,5 8 70 70 10 0,5 9 70 70 10 1,0 10 70 70 10 1,5
11 70 90 -
- 12 70 90 5 0,5 13 70 90 5 1,0 14 70 90 5 1,5 15 70 90 8 0,5 16 70 90 8 1,0 17 70 90 8 1,5 18 70 90 10 0,5 19 70 90 10 1,0 20 70 90 10 1,5
commit to user
Tabel 3.3. Variasi Pemodelan Lereng (Lanjutan)