METODOLOGI PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Keseimbangan Keadaan Awal

Dalam penelitian ini, uji kesamaan keadaan awal dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu dengan menganalisis data dokumentasi yang berupa nilai rapor semester 2 mata pelajaran Fisika.

a. Uji Normalitas Syarat agar analisis dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya. Untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal maka dilakukan uji normalitas. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Lilliefors. Prosedur uji normalitas menggunakan metode Lilliefors adalah sebagai berikut:

1). Penggunaan x 1 ,x 2 ,...,x n dijadikan bilangan baku z 1 ,z 2 ,...,z n dengan rumus x i - x

z i = ( x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan s

baku sampel). 2). Data dari sampel kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi.

3). Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F ( z i ) = P ( z £ z i ) 4). Menghitung proporsi z 1 , z 2 ,..., z n yang lebih kecil atau sama dengan z i . Jika

proporsi ini dinyatakan oleh s () z i , maka :

banyaknya z 1 , z 2 ,..., z n yang £ z i

F ( z i ) = , dengan n adalah banyaknya

subyek.

5). Mencari selisih antara F ( z i ) - s () z i , kemudian menentukan harga mutlaknya yaitu : L i = F ( z i ) - s () z i

6). Mengambil harga yang paling besar diantara harga L i , harga ini dinamakan L 0 ( L 0 = L maks ) Kriteria pengujian :

Jika L 0 < L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika L 0 ³ L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

(Sudjana, 1996:466-467)

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas diperlukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Bartlert yang prosedurnya adalah sebagai berikut :

1) Hipotesis

o : s 1 = s 2 = s 3 = s 4 (sampel homogen)

1 : s 1 Ï s 2 Ï s 3 Ï s 4 (paling sedikit ada satu variansi yang berbeda atau sampel tidak homogen)

2) Statistik uji 2 2 , 303

( f log MS err - å f j log S j ) ( f log MS err - å f j log S j )

å MS SS

err =

SS j = å X j -

2 SS j S j = n j - 1

f : Derajat kebebasan untuk MS err = N - k k : Cacah sampel

j : Derajat kebebasan untuk S j = n j - 1

j : 1, 2, 3, ……, k n j : Cacah pengukuran pada sampel ke – j

3) Daerah kritik 2 2 DK 2 =

4) Keputusan uji

2 Jika 2 c hit < c a j ; k - 1 tabel , maka kedua sampel berasal dari populasi yang

homogen untuk a = 5 % Þ a j = 1 - a

a taraf signifikansi =

c. Uji – t Dua Ekor Rumus yang digunakan pada uji kesamaan keadaan awal adalah uji–t dua ekor sebagai berikut : c. Uji – t Dua Ekor Rumus yang digunakan pada uji kesamaan keadaan awal adalah uji–t dua ekor sebagai berikut :

a : Kelas eksperimen

b : Kelas kontrol M a : Mean kelas eksperimen

M b : Mean kelas kontrol n a : Banyaknya subyek kelas eksperimen n b : Banyaknya subyek kelas kontrol

Hipotesis:

H 0 Þ m= 1 m 2 : Tidak ada perbedaan keadaan awal Fisika antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

H 1 Þ m¹ 1 m 2 : Ada perbedaan keadaan awal Fisika antara siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Derajat kebebasan yang digunakan adalah dk = n a + n b - 2 Kriteria pengujian:

Jika - t

< t hitung < t

, maka hipotesis nol diterima

Jika t hitung mempunyai harga lain, maka hipotesis nol ditolak

2. Uji Prasyarat Analisis

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi (ANAVA) dua jalan dengan isi sel tak sama dan uji lanjut ANAVA komparansi ganda metode Scheffe. Adapun uji prasyarat analisis variansi sebelum dilakukan uji statistik dengan ANAVA adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas Syarat agar analisis dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya. Untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak normal maka dilakukan uji a. Uji Normalitas Syarat agar analisis dapat diterapkan adalah dipenuhinya sifat normalitas pada distribusi populasinya. Untuk menguji apakah data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak normal maka dilakukan uji

1). Penggunaan x 1 ,x 2 ,...,x n dijadikan bilangan baku z 1 ,z 2 ,...,z n dengan rumus x i - x

z i = ( x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan s

baku sampel). 2). Data dari sampel kemudian diurutkan dari nilai terendah sampai nilai tertinggi. 3). Untuk tiap bilangan baku ini, menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F ( z i ) = P ( z £ z i ) 4). Menghitung proporsi z 1 , z 2 ,..., z n yang lebih kecil atau sama dengan z i . Jika

proporsi ini dinyatakan oleh s () z i , maka :

banyaknya z 1 , z 2 ,..., z n yang £ z i

F ( z i ) = , dengan n adalah banyaknya

subyek.

5). Mencari selisih antara F ( z i ) - s () z i , kemudian menentukan harga mutlaknya yaitu : L i = F ( z i ) - s () z i

6). Mengambil harga yang paling besar diantara harga L i , harga ini dinamakan L 0 ( L 0 = L maks ) Kriteria pengujian :

Jika L 0 < L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika L 0 ³ L tabel , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

(Sudjana, 1996:466-467)

b. Uji Homogenitas Uji homogenitas diperlukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dalam penelitian ini menggunakan metode Bartlett yang prosedurnya adalah sebagai berikut:

1) Hipotesis

0 : s 1 = s 2 = s 3 = s 4 (sampel homogen)

1 : s 1 Ï s 2 Ï s 3 Ï s 4 (paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda atau sampel tidak homogen)

2) Uji statistik 2 2 , 303

( f log MS err - å f j log S j )

c keterangan:

å SS MS j

err =

SS j = å X j -

2 SS j S j =

f : Derajat kebebasan untuk MS err = N - k k : Cacah sampel

f j = n j - 1 : Derajat kebebasan untuk j= 1,2,...,k j : 1, 2, 3, ……, k n j : Cacah pengukuran pada sampel ke– j

3) Daerah kritik 2 2 DK 2 =

4) Keputusan uji

2 Jika 2 c

< c a j ; k - 1 , maka kedua sampel berasal dari populasi yang homogen

hit

untuk a = 0 , 05 Þ a j = 1 - a untuk a = 0 , 05 Þ a j = 1 - a

3. Pengujian Hipotesis

a. Tujuan Tujuan dari pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan pengaruh antara dua variabel bebas / faktor terhadap variabel terikat.

b. Asumsi Dasar Asumsi dasar yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah: 1). Populasi-populasi berdisttribusi normal 2). Populasi-populasi homogen 3). Sampel dipilih secara acak 4). Variabel terikat berskala pengukuran interval 5). Variabel bebas berskala pengukuran nominal

c. Model Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan 2X3, dengan isi sel tak sama dengan model data sebagai berikut:

X ijk = m + a i + b j + () ab ij + e ijk

Dengan:

X ijk = data amatan ke- k pada baris ke- i dan kolom ke- j m

= rataan dari seluruh data (rataan besar, grand mean)

a i = efek baris ke- i pada variabel terikat

b j = efek kolom ke- j pada variabel terikat

() ij ab = kombinasi efek baris ke- i dan kolom ke- j pada variabel terikat

e ijk = deviasi data X ijk terhadap rataan populasinya yang berdistribusi normal dengan rataan 0.

d. Hipotesis 1). H 0 A : a i = 0 Tidak ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan

konstruktivisme melalui metode eksperimen dan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa di SMA.

H 1 A : a i ¹ 0 Ada perbedaan pengaruh penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan metode

demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa di SMA. 2). H 0 B : b j = 0 Tidak ada perbedaan antara minat belajar kategori kuat,

sedang dan lemah terhadap kemampuan kognitif siswa di SMA.

H 1 B : b j ¹ 0 Ada perbedaan antara minat belajar kategori kuat, sedang dan lemah terhadap kemampuan kognitif siswa di SMA.

3). H 0 AB : () ab ij = 0 Tidak ada interaksi penggunaan pendekatan pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap

kemampuan kognitif siswa di SMA.

H 1 AB : () ab ij ¹ 0 Ada interaksi penggunaan pendekatan pembelajaran dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif siswa

di SMA.

e. Komputasi Analisa Variansi Dua Jalan 2x3 dengan Isi Sel Tak Sama 1). Tabel 3.2 Data Persiapan Uji ANAVA e. Komputasi Analisa Variansi Dua Jalan 2x3 dengan Isi Sel Tak Sama 1). Tabel 3.2 Data Persiapan Uji ANAVA

A : Penggunaan pendekatan konstruktivisme

A 1 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen.

A 2 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi.

B : Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika.

B 1 : Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika kategori kuat.

B 2 : Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika kategori sedang.

B 3 : Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Fisika kategori lemah.

A 1 B 1 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode

eksperimen ditinjau dan minat belajar siswa kategori kuat.

A 1 B 2 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan minat belajar siswa kategori sedang.

A 1 B 3 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode eksperimen dan minat belajar siswa kategori lemah.

A 2 B 1 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi dan minat belajar siswa kategori kuat.

A 2 B 2 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi dan minat belajar siswa kategori sedang.

A 2 B 3 : Penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui metode demonstrasi dan minat belajar siswa kategori lemah.

2). Tabel 3.3 Jumlah AB

A Total

A 2 A 2 B 1 A 2 B 2 A 2 B 3 A 2 Total

(a) Rerata Harmonik pq

i , j n ij

(b) Komponen Jumlah Kuadrat

G 2 (1) =

pq

(2) = å SS ij

(3) = i å

(c) Jumlah Kuadrat (Sum Square)

SS A = n h { ()() 3- 1 } SS B =h n { ()() 4- 1 }

SS AB =h n { ()()()() 5 - 4 - 3 + 1 }

SS err = ( 2 )

SS tot =h n { ()() 5 - 1 }() + 2

(d) Derajat Kebebasan (Degree of Freedom)

df A =p–1

df B =q–1

df AB = (p – 1)(q – 1)

df err = N – pq

df Tot =N–1 (e) Derajat Kuadrat SS MS A

(f) Statistik Uji

(g) Daerah Kritik

DK a = F a ³ F 0 , 05 ; p - 1 , N - pq DK b = F b ³ F 0 , 05 ; q - 1 , N - pq DK ab = F ab ³ F 0 , 05 ; ( p - 1 )( q - 1 ), N - pq

(h) Keputusan Uji

H 01 ditolak jika F a ³ F 0 , 05 ; p - 1 , N - pq

H 02 ditolak jika F b ³ F 0 , 05 ; q - 1 , N - pq

H 03 ditolak jika F ab ³ F 0 , 05 ; ( p - 1 )( q - 1 ), N - pq

(i) Rangkuman Analisis Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Sumber

F P Variasi

SS

df MS

Efek Utama

A (baris)

SS A df A MS A F a

B (kolom) SS B df B MS B F b < α atau>α Interaksi AB SS AB df AB MS AB F ab < α atau>α

Kesalahan

- - Total

- - (Nonoh Siti Aminah, 2004: 34)

4. Uji Lanjut Pasca ANAVA dengan Uji Komparasi Ganda Komparasi ganda merupakan tindak lanjut dari analisis variansi seperti yang telah diuraikan dimuka pada ANAVA hanya dapat mengetahui ditolak atau diterimanya hipotesis nol. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak maka belum dapat diketahui rerata-rerata mana yang berbeda, perlu diingat bahwa apabila hipotesis nol ditolak maka diperoleh kesimpulan bahwa paling sedikitnya terdapat satu rerata yang berbeda dengan rerata-rerata lainnya. Untuk mengetahui lebih lanjut rerata mana yang berbeda dan rerata mana yang sama maka dilakukan pelacakan rerata yang dikenal dengan analisis komparasi ganda, dengan demikian komparasi ganda merupakan analisis “Pasca Analisis Variansi”.

Dalam penelitian ini metode dalam komparasi ganda yang digunakan adalah metode Scheffe. Statistik Uji yang digunakan adalah:

a. Komparasi Rataan Antar Baris

MS err ç + MS err ç +

F . i . - j . = nilai F obs pada pembandingan baris ke- i dan baris ke- j

X i . = rataan pada baris ke- i

X j . = rataan pada baris ke- j MS err = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis

variansi n i . = ukuran sampel baris ke- i

n j . = ukuran sampel baris ke- j

Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK = { F F > ( p - 1 ) F 0 , 05 ; p - 1 , N - pq }

b. Komparasi Rataan Antar Kolom

MS err ç + ÷ ç è n . i n . j

Dengan daerah kritik: DK = { F F > ( q - 1 ) F 0 , 05 ; q - 1 , N - pq }

c. Komparasi Rataan Antar Sel pada Kolom yang Sama

F . ij . - jk . = nilai Fobs pada pembandingan baris ke- i dan baris ke- j

X ij = rataan pada baris ke- i

X jk = rataan pada baris ke- j

MS err = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

n ij = ukuran sampel baris ke- ij n jk = ukuran sampel baris ke- jk

Daerah kritik untuk uji itu ialah: DK = { F F > ( pq - 1 ) F 0 , 05 ; pq - 1 , N - pq }

d. Komparasi Rataan Antar Sel pada Baris yang Sama X 2

F ij - ik = (

dengan daerah kritik: DK = { F F > ( pq - 1 ) F 0 , 05 ; pq - 1 , N - pq }

(Budiyono, 2004:214-215)