Penyimpanan Sidik Jari

3. Penyimpanan Sidik Jari

Penyimpanan sidik jari pada suatu proses pengidentifikasian merupakan satu syarat mutlak karena hal ini menyangkut data seseorang. Penyimpanan tersebut digunakan sebagai data atau dokumen yang bertujuan untuk mempermudah pekerjaan di lingkungan Kepolisisan yang membutuhkan data atau dokumen tersebut. Penyimpanan sidik jari berupa kartu sidik jari yang memuat rumus sidik jari pada kartu tersebut. Terdapat data tambahan pada kartu seperti nama dan beberapa catatan penting mengenai pemilik rumus sidik jari tesebut. Kartu ini disebut kartu AK- 23K dan kartu AK-24K. Berdasarkan buku petunjuk pelaksanaan fungsi identifikasi disebutkan bahwa :

Kartu AK-23K yaitu: Formulir yang sudah dibakukan di lingkungan Kepolisian sebagai

sarana untuk pengambilan atau pembubuhan sidik jari, ciri-ciri umum, sinyalemen, contoh tulisan tangan, pas poto dan lain-lain dari identitas seseorang”.

Kartu yang memuat nama, rumus sidik jari dan beberapa catatan penting mengenai orang yang sudah diambil sidik jarinya (Petunjuk Teknis Pelaksanaan Fungsi Identifikasi, 1981:7).

Kartu sidik jari tersebut kemudian digandakan untuk kemudian dikirimkan ke setiap tingkat satuan Kepolisian mulai dari Polres, Polda sampai ke Mabes Polri. Fungsi dari penggandaan dan pengiriman sidik jari tersebut bertujuan sebagai bukti dokumen yang apabila dibutuhkan, dapat dengan mudah didapatkan. Pemusatan kartu sidik jari dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Tingkat Kepolisian Sektor (POLSEK) Ditingkat petugas melakukan identifikasi dengan mengambil sidik jari yang menempel pada benda-benda yang dimungkinkan tersentuh oleh pelaku seperti pintu, tembok, jendela dan benda-benda lain disekitar TKP. Selain itu petugas juga meminta sidik jari dari saksi dan orang yang dicurigai di tempat kejadian perkara. Pengambilan sidik jari ini, dilakukan dengan sangat detail dan diorganisir dengan baik karena sidik jari tersebut nantinya akan dikirim ke tingkat Polres sehingga tidak boleh ada kesalahan agar proses penyidikan dapat berjalan dengan lancar. Jadi dapat dikatakan bahwa tugas dari Polsek hanya sebatas pengambilan sidik jari saja sedangkan Polres yang akan merumuskannya.

b) Tingkat Kepolisian Resort (POLRES) Ditingkat Polres, petugas melakukan identifikasi ulang dengan mengambil sidik jari dan barang bukti di TKP, seperti yang telah dilakukan di tingkat Polsek. Hal ini dilakukakan untuk meyakinkan bahwa sidik jari dan bukti yang diperlukan sudah benar-benar b) Tingkat Kepolisian Resort (POLRES) Ditingkat Polres, petugas melakukan identifikasi ulang dengan mengambil sidik jari dan barang bukti di TKP, seperti yang telah dilakukan di tingkat Polsek. Hal ini dilakukakan untuk meyakinkan bahwa sidik jari dan bukti yang diperlukan sudah benar-benar

c) Tingkat Kepolisian Daerah (POLDA) Di tingkat Polda petugas melakukan pemeriksaan terhadap data yang dikirim dari Polres yang berupa kartu-kartu sidik jari dan data pelengkap lainnya. Kemudian menyimpan dan mengirim kartu-kartu sidik jari tersebut ke Mabes Polri. Namun sebelum dilakukan pengiriman petugas melakukan pemeriksaan ulang untuk meminimalisir kesalahan atau kekeliruan.

d) Tingkat Pusat (MABES POLRI) Di tingkat pusat atau Mabes Polri tersimpan kartu sidik jari yang dikirim dari semua Polda sehingga tidak perlu mengadakan pemeriksaan ulang dan perumusan. Tingkat pusat hanya melayani permintaan Polda untuk mendapatkan sidik jari bandingan.

Dengan cara demikian seluruh sidik jari baik dalam hubungan perkara pidana maupun tidak akan tersimpan secara terpusat di Mabes Polri. Apabila diperlukan sidik jari pembanding dapat ditemukan di Polsek, Polres, Polda dan Mabes Polri karena setiap tingkatan atau wilayah hokum memiliki data sidik jari sebagai dokumen yang apabila sewaktu- waktu diperlukan segera dapat digunakan.