Perumusan Sidik Jari

2. Perumusan Sidik Jari

a. Langkah-langkah dalam melakukan perumusan sidik jari

1) Pada waktu melakukan perumusan sidik jari langkah pertama adalah membubuhi blocking out yaitu pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukan interpretasi 1) Pada waktu melakukan perumusan sidik jari langkah pertama adalah membubuhi blocking out yaitu pembubuhan tanda pada tiap-tiap kolom kartu sidik jari yang menunjukan interpretasi

2) Blocking Out

Bentuk pokok lukisan ditulis atau dibubuhkan dibawah masing- masing kolom sidik jari.

a) Bentuk pokok lukisan Whorl pada semua jari nyatakan dengan

huruf besar W.

b) Khusus pada jari telunjuk baik kanan/kiri semua bentuk pokok lukisan ditulis dengan huruf besar (A.T.R.U.W).

c) Pada jari-jari yang lain dilukis dengan huruf kecil a, t, dan r dan berbentuk garis diagonal (V) menghadap/berhadapan dengan delta.

Contoh blocking out

3) Keterangan : a) Tanda tidak merusak sidik jari yang ada

b) Tidak ada pembakuan dalam buku penuntun

c) Kesamaan persepsi pada peserta didik yang telah lalu

d) Bentuk W tidak perlu dihitung kecuali pada kelingking yang akan digunakan sebagai fisial.

3) Perhitungan garis pada loop ditulis pada kolom sudut kiri atas (dinyatakan dengan angka) dan dengan salah satu huruf besar I dan

1. Jempol 2. Telunjuk 3. Tengah 4. Manis 5. Kelingking

9. Manis 10.Kelingking

dengan huruf SML sesuai dengan tabel perhitngan garis dan huruf- huruf tersebut ditulis pada kolom sudut kanan atas.

4) Untuk bentuk pokok lukisan W penentuan I.M.O mengikuti garis (ridge tracing). Dimulai dari delta kiri dan bukan type lines. Karena delta biasanya terdiri dari garis pendek maka tracing line pindah pada garis yang segara berada diluarnya, bila garis itu terputus juga maka tracing dilanjutkan lagi ke garis yang segera berada di luarnya sampai mencapai suatu titik atau tempat yang sejajar dengan delta kanan. Bilamana ridge tracing menuju kedalam dengan jumlah hitungan garis mencapai 3 keatas dengan lambing I. bila garis ridge tracing menuju kedalam atau keluar berjumlah kurang dari 3 (tiga) atau tepat pada delta kanan maka dengan lambing M. bilamana ridge tracing menuju keluar dengan jumlah garis keatas maka dengan lambang O.

RUMUS SIDIK JARI TERDIRI DARI : Primary Secondary, Subsecondary mayor, Final dan Key dan perumusan ini ditempatkan pada garis rumus dengan urutan sebagai berikut :

KEY, MAJOR, PRIMARY, secondary, subsecondary Final. Primary diambil dari nilai angka tertentu yang mempunyai nilai angka tertentu tersebut hanyalah bentuk pokok lukisan Whorl saja. Adapun nilai Whorl tersebut sesuai dengan kolomnya, Nilai Whorl menurut kolom ini yang dimaksud dari jempol kanan s/d kelingking kanan baru diteruskan dengan jempol kiri s/d kelingking kiri, jelasnya sebagai berikut :

Kanan Jempol Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking

Telunjuk Jari Tengah Jari Manis Kelingking

6 7 8 9 10 PRIMARY Perumusan primary sebagai pembilang diambil dari nomor genap sedangkan penyebut diambil dari nomor ganjil. Baik pembilang maupun penyebut harus ditambah 1, dengan demikian perumusan primary pembilang penyebut terbesar adalah 32 dan paling kecil adalah 1/1. SECONDARY

Secondary adalah rumus yang diperuntukan bagi telunjuk kanan dan kiri dinyatakan atau ditulis dengan huruf besar menurut bentuk pokok sidik jarinya. Telunjuk kanan sebagai pembilang (ditulis diatas garis rumus) dan telunjuk kiri sebagai penyebut (ditulis dibawah garis rumus). SUB SECONDARY

Sub secondary dinyatakan dengan huruf besar setelah diketahui hitungan garis dari loop (the ridge count of loops) dan mengikuti jalannya garis tengah dan jari manis kanan dan kiri (I.O.M) sertra ditulis disebelah kanan dari secondary dalam deretan rumus. FINAL

Final adalah bilangan garis diutamakan bentuk loop pada kelingking kanan yang dinyatakan dengan angka (jumlah garis) dan ditulis sebelah kanan atas subsecondary ditulis sebelah kanan bawah sub secondary bila kelingking kiri berbentuk loop dengan catatan kelingking kanan bukan bentuk loop. Bilamana kedua kelingking tidak ada bentuk Final adalah bilangan garis diutamakan bentuk loop pada kelingking kanan yang dinyatakan dengan angka (jumlah garis) dan ditulis sebelah kanan atas subsecondary ditulis sebelah kanan bawah sub secondary bila kelingking kiri berbentuk loop dengan catatan kelingking kanan bukan bentuk loop. Bilamana kedua kelingking tidak ada bentuk

1) Untuk kelingking kiri mulai dihitung dari delta kanan ke core.

2) Bilamana terdapat 2 (dua) atau lebih core pada bentuk Whorl tersebut maka perhitungan garis antara delta kiri (tangan kanan) atau anara delta kanan (tangan kiri) ke coreyang letaknya terdekat dari delta.

3) Bila jenis Whorl itu double loop maka perhitungan garis dimulai dari

delta ke core pada loop yang menegak (upright loop).

4) Bila double loop mendatar (horizontal) core yang terdekat letaknya dengan delta yang dipakai.

Final dinyatakan tidak ada bila kedua kelingking (kanan dan kiri) berbentuk Arch atau Tented Arch (a/t). KEY

Key adalah jumlah bilangan garis dari loop pertama yang terdapat pada rangkaian 8 sidik jari mulai dari jempol sd jari manis kanan dan kiri. Key selalu ditulkan diatas garis umus (pembilang) dan ditempatkan pling kiri dari major. Bilamana tidak terdapat bentuk loop dari ke 8 (delapan) jari tersebutdiatas maka rums key haps (tidak ada) dan digant dengan tanda dash (-) ditempatkan tau ditulis seperti penulisan key bentuk loop pertama dari ke 8 (delapan) jari. MAJOR

Major dinyatakan dengan huruf tertentu bagi bentuk-bentuk lukisan yag terdapat pada jempol kanan dan jempol kiri, diletakan atau dituli pada pembilang dan penyebut disebeh kiri umusan primary.

1) Bilamana jempol berbentuk Whorl maka huruf yang dipergunakan adalah sesuai denganridge tracing (I O M).

sesuai dengan jumlah hitungan garis (seperti dalam tabel) yaitu S.M.L.

3) Bilamana jempol berbentuk Radia Loop (r) seperti halnya pada bentk loop hanya saja hurf (r) harus ditulis antara major dan primary

SMALL LETTER (HURUF KECIL) Dari ke 6 (enam) rumus tersebut diatas masih ada satu macam rumus lagi dikarenakan Small letter (huruf kecil) untuk bentuk pokok lukisan Arch, Tented Arch dan Radial Loop (a,t dan r) yang terdapat pada jari selain jari telunjuk kanan dan kiri.

Penempatan rumusnya ditulis sesuai dengan letaknya dilihat dari letak rumus Subsecondary :

1) Bentuk Arch ‘a’ tented Arch ‘t’ pada jempol kanan atau kiri ditulis diantara rumus primary dan secondary (jempol kanan diatas garis rumus sebagai pembilang, jempol kiri dibawah garis rumus sebagai penyebut). Rumus Major karena ada Small Letter (huruf kecil) diganti dengan tanda dash (-).

2) Bentuk Radial Loop pada jempol kanan atau kiri tidak menghapus rumus Major namun Radial Loop (r) ditulis sebagai mana penulisan a, t tersebut diatas.

Dengan demikian apabila Small Letter terdapat pada Sub Secondary, maka rumusnya tidak lagi ditulis dengan huruf I.M.O akan tetapi dengan huruf kecil a.t.r.

Bilamana terdapat a.t.r. maka perumusan sub secondary dimulai dari jari tengah s/d kelingking.

b. Hal-hal yang perlu diperhatikan Perumusan cacat dan bentuk

(buntung) maka bentuk pokok lukisannya menurut pokok lukisan jari yang lainnya (sesuai kolomnya).

2) Bilamana jari yang sesuai kolomnya sama-sama rusak maka bentuk pokok lukisan dinyatakan Whorl dengan ridge tracing M (Meeting).

3) Apabila ke 10 (sepuluh) jari buntung semua, maka bentuk pokok lukisan dinyatakan Whorl dengan ridge tracing M (Meeting) serta Frial dan Key tidak ada.