TEMUAN PENELITIAN
b. Penilaian Afektif
Penilaian afektif berkaitan dengan sikap siswa yang mencakup penerimaan (receiving), respon (responding) acuan nilai (valuing), organisasi, dan karakteristik. Penilaian afektif adalah menilai sikap dan keterlibatan siswa dalam kerja kelompok untuk merespon dan menggunakan ungkapan- ungkapan seperti meminta, memberi, menolak jasa/barang, mengakui, mengingkari fakta, dan meminta dan memberi pendapat.
ISBN: 978-602-17017-2-0
FBS Universitas Negeri Padang
Penilaian afektif juga mempunyai beberapa aspek indikator, yaitu keaktifan, ketekunan, dan kerjasama. Rubrik penilaian afektif yang dibuat oleh guru bahasa Inggris SMPN A Padang dapat dilihat pada table 18 berikut ini.
Tabel 18: Rubrik Penilaian Afektif Kelas VII SMPN A Padang
No Nama
ASPEK
Jumlah
Keaktifan Ketekunan Kerjasama
Skor 1. 2.
dst
Pedoman Penskoran/Penilaian Afektif
Skor
4 : selalu
86-100 = A
1 : Jarang/tidak pernah
-59 = K
Skor tertinggi = 20
Nilai : Jumlah skor perolehan --------------------------- X 100 Jumlah skor tertinggi
Kalau Anita memperoleh skor 16, maka nilai Anita adalah: 16 x 100= 80.Ini berarti bahwa Anita mendapat nilai Baik. 20
Di samping untuk menilai aspek sikap secara umum, rubrik penilaian afektif dapat juga digunakan untuk menilai aspek afektif pada masing-masing keterampilan berbahasa. Rubrik penilaian afektif untuk keterampilan speaking yang dilakukan oleh guru di SMPN B Padang dapat dilihat pada tabel 19.
Penilaian afektif untuk speaking digunakan untuk menilai keterampilan sosial dan keterampilan personal. Penilai melakukan observasi terhadap prilaku siswa dan memberi tanda pada kolom penilaian apakah keterampilan itu ada atau tidak (identified or unidentified).
Tabel 19: Rubrik Penilaian Afektif untuk Speaking Kelas VII SMPN B Padang
Name/Student No: …………………
Personal and Social Skills
Identified
Unidentified
Ability to be responsible to their own task Ability to pay attention or listen to people speaking Ability to express asking, giving and refusing something Ability to appreciate others Ability to respond others
Aspek yang dinilai dalam penilaian afektif speaking berbeda dengan listening. Pada listening, aspek yang dinilai adalah seriousness, concentration, dan cooperation. Lihatlah rubrik penilaian afektif untuk listening berikut ini.
Tabel 20: Rubrik Penilaian Afektif untuk Listening Kelas VIII SMPN B Padang
Cooperation Score
Padang, October 5-6, 2013
FBS Universitas Negeri Padang
Score
Grade = The amount of score x 100 4 = always
The highest score
3 = often
2 = sometimes 85-100 = A 1 = seldom 75-85 = B
The highest score = 12 60- 74 = C 12
Kalau Anita memperoleh skor 10, maka nilai Anita adalah: 10 x 100= 83. Ini berarti bahwa Anita mendapat nilai B. 12
Berikut ini adalah rubrik penilaian afektif untuk reading yang digunakan oleh guru kelas VIII SMPN B Padang. Aspek yang dinilai adalah self-confident, thinking logically, dan cooperation. Lihatlah tabel 21 berikut ini.
Tabel 21: Rubrik Penilaian Afektif untuk ReadingKelas VIII SMPN B Padang
Cooperation Score
Grade = The amount of score x 100 4 = always
The highest score
3 = often 2 = sometimes
85-100 = A
1 = seldom
75-85 = B
The highest score = 12
60- 74 = C
Kalau Anitamemperoleh skor 10, maka nilai Anita adalah: 10 x 100 = 83.Ini berarti bahwa Anita mendapat nilai Baik. 12
Berikut ini adalah contoh rubrik penilaian afektif untuk writing yang digunakan oleh guru bahasa Inggris kelas VIII SMPN B Padang.
Tabel 22: Rubrik Penilaian Afektif untuk WritingKelas VIII SMPN B Padang
Thinking Score
Grade = The amount of score x 100 4 = always
The highest score 3 = often 2 = sometimes
85-100 = A
1 = seldom
75-85 = B
The highest score = 12
60- 74 = C
Kalau Anita memperoleh skor 10, maka nilai Anita adalah: 10 x 100 = 83.Ini berarti bahwa Anita mendapat nilai Baik. 12
ISBN: 978-602-17017-2-0
FBS Universitas Negeri Padang
Bentuk-bentuk penilaian afektif di atas menunjukkan bahwa guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang menggunakan rubrik penilaian yang berbeda dalam melakukan penilaian afektif. Perbedaan itu dapat dilihat dari aspek penilaian dan cara pensekoran.
c. Penilaian Psikomotor
Penilaian psikomotor berkaitan dengan motorik halus dan kasar yang meliputi: gerakan refleks, gerakan dasar (basic fundamental movements), gerakan persepsi (perceptual abilities), gerakan kemampuan fisik (physical abilities) dan gerakan terampil (skilled movements). Dalam pembelajaran bahasa Inggris, penilaian psikomotor mencakup ekspresi dan gerakan tubuh dalam berbicara. Secara eksplisit belum ada rubrik yang dibuat guru untuk penilaian psikomotorik dalam menilaian keterampilan psikomotor pada pembelajaran bahasa Inggris di SMP Kota Padang.
2. Pelaksanaan penilaian otentik dalam proses pembelajaran
Jenis penilaian dalam proses pembelajaran meliputi penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Jawaban guru bahasa Inggris tentang penilaian dalam pembelajaran dapat dikategorikan kepada tiga hal, yaitu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor.
1) Penilaian kognitif Penilaian kognitif berupa retelling the story, kemampuan menyimak, merangkum, memahami bacaan, dan menulis.
2) Penilaian afektif Penilaian afektif berupa sikap, tanggungjawab, kerjasama, keaktifan, ketekunan, percaya diri, dan berfikir kritis.
3) Penilaian psikomotor Penilaian psikomotor berupa interview, performan kelompok atau berpasangan, demonstration , dan bermain peran (role play)
Jawaban pertanyaan kepada siswa yang menyangkut dengan penilaian dalam proses pembelajaran menunjukkan bahwa penilaian kognitif lebih banyak ditemukan dalam keterampilan mendengarkan (listening) dan membaca (reading). Penilaian affektif dapat ditemukan pada keterampilan mendengarkan (listening), membaca (reading) dan menulis (writing). Sedangkan penilaian psikomotor dapat ditemui dalam pebelajaran adalah keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing). Secara rinci jawaban siswa dapat disampaikan sebagai berikut:
a) Penilaian Kognitif Penilaian kognitif yang diterima siswa berupa (1) pemahaman terhadap lagu, teks, percakapan, dan berita yang diputar guru, (2) melengkapi teks lagu yang dikosongkan (filling in ), (3) menyambung kalimat yang dibicarakan guru, (4) memahami maksud teks tulis, (5) menjawab soal atau membuat kesimpulan berdasarkan cerita yang didengar atau film yang ditonton,
b) Penilaian Afektif Dalam hal afektif, penilaian yang diterima siswa biasanya berupa keseriusan dan ketelitian dalam mendengarkan dan membaca, kejelasan dalam memberi keterangan, ketelatenan dalam berbicara, cara berbicara yang baik, kerapian dalam menulis,
c) Penilaian psikomotor Penilaian bahasa Inggris dalam hal psikomotor yang diterima siswa adalah latihan debat, pidato, bermain peran, berdialog, presentasi, main drama, dan menulis puisi dan pengumuman.
Salah satu ciri penilaian otentik adalah penilaian diberikan berkesinambungan selama proses pembelajaran. Indikator yang digunakan untuk menilai implementasi pelaksanaan penilaian otentik dalam proses pembelajaran adalah; (a) aktivitas pembelajaran, (b) tugas-tugas yang diberikan, (c) penilaian dalam pembelajaran, (d) acuan penilaian, dan (e) jenis-jenis penilaian.
Ǥ Aktivitas pembelajaran
Aktivitas pembelajaran menyangkut dengan kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Disamping menjelaskan materi pelajaran, aktivitas pembelajaran diikuti dengan pemberian tugas dan tes.
Aktivitas pembelajaran yang dinilai dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang, adalah sebagai berikut: (1) Menjawab pertanyaan, (2) Group work, (3) Individual work, (4) Dictation, (6) Diskusi kelompok, (7) Latihan, (8) Tugas, (9) Keaktifan
Padang, October 5-6, 2013
FBS Universitas Negeri Padang
bertanya dan menjawab pertanyaan, (10) Motivasi, (11) Sikap, (12) Disiplin, (13) Kejujuran, (14) Tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan, (15) Performance, baik individu maupun kelompok, (16) Project individu, (17) Discussing vocabulary, (18) Listening of the dialogues, expressions, (19) Listen and repeat the correct pronunciation and intonation, (20) Practice the expression, dan (21) Identify the information from the text/recording. Dari aktifitas yang diberikan guru di atas, terlihat bahwa ketiga aspek penilaian, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor mendapat penilaian dalam proses pembelajaran.
Sehubungan dengan aktifitas pembelajaran listening di atas, dari kuesioner yang diberikan kepada siswa didapat informasi tambahan bahwa guru juga memberikan materi-materi yang cukup menarik bagi siswa seperti mendengar lagu, mendengar berita, dan mendengar percakapan. Dari proses pembelajaran listening ini bentuk latihan yang diberikan menurut siswa adalah menjawab pertanyaan setelah diperdengarkan sebuah teks, melengkapi kalimat melalui mendengar lagu, dan mengisi kalimat yang kosong.
Dari beberapa aktifitas pembelajaran listening yang diikuti oleh siswa yang paling mereka senangi adalah mendengar lagu kemudian mengisi liriknya yang kosong, mendengar guru membaca cerita bahasa Inggris, dan mendengar percakapan dalam bahasa Inggris. Ini membuktikan bahwa aktivitas pembelajaran tertentu sangat memotivasi mereka untuk belajar lebih baik.
Pada kegiatan speaking, aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru, menurut siswa, antara lain berbicara di depan kelas (short speech), dialog bersama teman, presentasi membuat masakan dan minuman, games, story telling, dan debat. Diantara aktivitas pembelajaran tersebut, yang paling disenangi siswa adalah membuat percakapan (dialog), bercerita, games, presentasi di depan kelas, dan berpidato. Siswa juga menyadari bahwa guru menilai intonasi saat berbicara, cara berbicara, grammar , dan kemampuan berbicara. Hal ini berarti guru telah menyampaikan kepada siswa unsur- unsur yang akan dinilai dalam keterampilan berbicara, sehingga siswa dapat mempersiapkan diri dan berusaha untuk tampil maksimal ketika mereka mendapat giliran untuk berbicara.
Pada pembelajaran reading, aktivitas yang dilakukan guru antara lain membaca sebuah teks lalu memberi pertanyaan, melancarkan membaca, membaca buku, membaca dongeng, menyuruh siswa membaca teks di depan kelas. Aktivitas yang paling disenangi siswa antara lain membaca sebuah cerita dan membaca teks yang menarik. Siswa juga mengetahui apa yang akan dinilai dalam membaca seperti pemahaman maksud suatu paragraf, kelancaran membaca, penyampaian kesimpulan, dan kemampuan mengeja.
Aktivitas dalam pembelajaran writing antara lain membuat karangan, membuat pidato, membuat pengumuman, dan menyusun kalimat menjadi paragraf. Aktivitas pembelajaran yang paling disenagi siswa anata lain menulis karangan, menyusun kalimat menjadi satu paragraf, menceritakan suatu tempat dan menulisnya, dan membuat surat. Siswa juga mengetahui apa yang dinilai dalam writing seperti kerapian tulisan, vocabulary, struktur, dan cara penulisan huruf yang benar.
Dari analisa di atas dapat dinyatakan bahwa aktivitas pembelajaran yang dilakukan dapat dipahami oleh siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa. Di samping itu siswa juga mengetahui hal-hal yang akan dinilai dalam masing-masing keterampilan berbahasa yang mereka lakukan.
Ǥ Tugas-tugas yang diberikan guru
Tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat berupa tugas terstruktur dan tugas mandiri. Tugas-tugas yang diberikan untuk dinilai dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan atas dua jenis, yaitu tugas lisan dan tugas tertulis.
a. Tugas Lisan Tugas Lisan mencakup (1) menjawab pertanyaan, (2) membaca teks, (3) bermain peran, (4) presentasi, (5) diskusi dengan teman sebangku, dan (6) asking and giving information
b. Tugas Tertulis Tugas tertulis berupa (1) menjawab pertanyaan, (2) fill in, (3) complete the paragraph (4) melengkapi teks (completion), (5) matching, (6) menyusun kata menjadi kalimat, (7) menulis kalimat, (8) question and answer, (9) menyusun kalimat acak, dan (10) essay
Tugas yang diberikan guru cukup bervariasi, sehingga siswa dapat mempraktekkan bahasanya dengan berbagai bentuk tugas yang diberikan, baik secara tertulis maupun lisan.
ISBN: 978-602-17017-2-0
FBS Universitas Negeri Padang
Jawaban siswa tentang tugas yang diberikan guru sejalan dengan apa yang telah dikemukakan oleh guru di atas. Tugas lisan mencakup menjawab pertanyaan, melengkapi dialog (fill in), berbicara di depan kelas, mempresentasikan tugas, membaca percakapan, diskusi, membuat dialog berkelompok, dan membaca teks. Tugas tulisan mencakup menjawab pertanyaan, membuat paragraf, membuat kalimat, menulis cerita, dan menyusun kalimat menjadi paragraf.
c. Acuan penilaian
Acuan penilaian adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan guru dalam menilai keterampilan berbahasa Inggris siswa. Penilaian yang diberikan guru dapat mengacu kepada tiga aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-masing aspek penilaian tersebut mempunyai acuan penilaian.
a. Kognitif; mencakup taxonomy Bloom, rubrik penilaian, dan ketepatan jawaban
b. Afektif; mencakup keaktifan siswa, motivasi, dan sikap
c. Psikomotor; mencakup unjuk kerja dan intonasi Acuan penilaian dilihat dari sisi komponen empat keterampilan berbahasa yang dinilai dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Listening comprehension; spelling, guessing the meaning, dan answering the questions,
b. Speaking; pronunciation, spelling, grammar, content, accuracy, fluency, performance, clarity, dan volume
c. Reading; understanding the instruction, doing the action
d. Writing; content, grammar, spelling, vocabulary, coherency (hubungan antar gagasan), accuracy, kejelasan makna, manajemen wacana, dan leksikogramatika
Acuan penilaian di atas digunakan guru bahasa Inggris untuk menyusun rubrik penilaian keempat keterampilan berbahasa. Masing-masing keterampilan berbahasa menggunakan acuan yang berbeda.
d. Jenis-jenis penilaian
Jenis-jenis penilaian yang diberikan dalam proses pembelajaran
a. Written test; pilihan ganda, melengkapi, menyusun, benar-salah, choose the best answer, write the instruction
b. Oral test; tanya jawab, presentasi, percakapan (dialogue), respond, dictation
c. Performance test; portofolio, kinerja, role play, monologue, recount, exposition
d. Project; essay writing/compositio, presentation
3. Pelaksanaan penilaian otentik dalam menilai hasil belajar siswa
Nilai akhir merupakan akumulasi dari beberapa nilai yang diberikan selama proses pembelajaran. Menurut guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan nilai akhir adalah.
a. Nilai Ujian Harian (UH)
b. Nilai Proses (tugas-tugas dan kehadiran)
c. Nilai Tengah Semester
d. Nilai Akhir Semester
e. Nilai harian, nilai tengah semester, nilai akhir semester (70%+10%+20%) Dari uraian keenam komponen di atas dapat dilihat bahwa penilaian yang dilakukan guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang sangat bervariasi dan berfokus pada unjuk kerja. Pelaksanaan penilaian otentik dalam menilai hasil belajar siswa dapat dilihat dalam tujuh indikator, yaitu: (1) pertimbangan nilai harian dalam menentukan nilai akhir, (2) penggunaan penilaian otentik untuk ujian tengah semester, (3) penggunaan penilaian otentik untuk ujian akhir semester, (4) pertimbangan nilai keterampilan, (5) pertimbangan nilai pengetahuan, (6) pertimbangan nilai sikap/afektif, dan (7) pertimbangan nilai kerajinan
a. Pertimbangan nilai harian dalam menentukan nilai akhir
Nilai harian merupakan komponen yang sangat berpengaruh dalam menentukan nilai akhir siswa. Di dua sekolah SMPN Kota Padang ini, persentase nilai harian dalam menentukan nilai akhir berbeda. Di SMP A Padang, nilai harian diberi bobot 30%, sementara di SMPN 8 Padang, nilai harian diberi bobot sangat tinggi, yatu 70%, nilai ujian tengah semester 10% dan nilai ujian akhir semester 20%. Oleh karena itu, di SMPN B Padang nilai harian sangat menentukan nilai akhir. Di SMPN A Padang, nilai tengah semester diberi bobot 20% dan nilai semester diberi bobot 10%. Secara keseluruhan di kedua sekolah ini, nilai harian mendapat bobot terbesar dibandingkan nilai ujian tenga semster dan akhir semester.
Padang, October 5-6, 2013
FBS Universitas Negeri Padang
b. Penggunaan Penilaian Otentik untuk Ujian Tengah Semester
Untuk mengetahui apakah ujian tengah semester menggunakan penilaian otentik, mari kita lihat jenis soal yang disusun oleh guru. Materi ujian tengah semester hanya mengacu pada keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Jenis soal yang diberikan adalah multiple choice dan melengkapi kalimat rumpang. Dilihat dari jenis soalnya, kelihatannya guru tidak menggunakan penilaian otentik.
Dilihat dari materi yang diuji, bahan-bahan yang digunakan adalah materi yang otentik berupa brosur, pengumuman, undangan, dsb. Dilihat dari komponen penilaian otentik, soal ini hanya menguji kemampuan kognitif saja, tidak sampai pada psikomotor dan afektif.
c. Penggunaan Penilaian Otentik untuk Ujian Akhir Semester
Sama dengan ujian tengah semester, ujian akhir semester juga hanya mengacu kepada keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Jenis soal yang diberikan juga berupa multiple choice , dengan tingkat pertanyaan pemahaman, pengetahuan dan analisis (tingkatan 1, 2, 3 dalam Taxonomi Bloom).
Dilihat dari materi yang diujikan, materi soal yang diberikan berbentuk materi otentik seperti brosur, pengumuman, undangan, caution, greeting card, advertisement, label, letter, dsb. Materi uji ini diberikan menyerupai bentuk aslinya. Oleh karena itu dari sisi materi teks yang diuji sudah mendekati otentik.
Dilihat dari komponen penilaian otentik, penilaian yang diberikan baru berupa penilaian pengetahuan, belum mencakup penilaian psikomotor dan afektif. Hal ini disebabkan karena ujian tengah semester dan ujian akhir semester dibuat dalam pola tes standar (standardized test). Oleh karena itu, bentuk soal yang muncul sesuai dengan kriteria tes-tes standar.
d. Pertimbangan nilai pengetahuan
Pertimbangan nilai pengetahuan untuk reading misalnya menanyakan informasi tentang main idea of the text, explicit information of the text, implicit information of the text, synonym of the word, antonym of the word, dan reference. Siswa harus menggunakan pengetahuan vocabulary dan grammar untuk bisa memahami teks secara keseluruhan. Disamping itu, siswa juga harus mempunyai latar belakang ilmu tentang dunia yang berhubungan dengan isi teks reading.
Untuk writing, pertimbangan nilai pengetahuan dapat dilihat pada kemampuan siswa menyusun kalimat, memilih kosa kata yang tepat, dan bagaimana menyampaikan pesan berdasarkan pengetahuan mereka tentang jenis-jenis teks. Siswa harus mengetahui perbedaan antara teks descriptive, narrative, exposition, recount, procedure , dan jenis-jenis teks fungsional untuk bisa menulis dengan baik dan benar. Masing-masing teks mempunyai ciri-ciri yang berbeda yang disebut juga dengan istilah generic structure.
e. Pertimbangan nilai keterampilan
Pertimbangan nilai keterampilan adalah unjuk kerja siswa dalam menggunakan bahasa, baik lisan maupuan tulisan. Keterampilan berbahasa lisan yang memerlukan pertimbangan nilai keterampilan misalnya pada aktivitas bermain peran (role play), bercakap-cakap, dan mendemonstrasikan suatu aktivitas tertentu. Keterampilan berbahasa tulis yang memerlukan nilai keterampilan misalnya menulis essay, narasi, dan teks prosedur.
f. Pertimbangan nilai sikap/afektif
Pertimbangan nilai sikap/afektif adalah kemauan untuk belajar, keaktifan, ketekunan, perhatian, konsentrasi, kerjasama, disiplin, kerajinan, kesopanan, keberanian, ketelitian, tingkah laku, sikap dalam belajar (kepada guru dan kepada teman), dan tanggung jawab dalam melakukan tugas. Nilai afektif ini bisa diobservasi selama proses pembelajaran. Pada setiap keterampilan berbahasa unsur afektif yang dinilai juga berbeda.
g. Pertimbangan Nilai Kerajinan
Pertimbangan nilai kerajinan yang dimaksud terdiri dari kehadiran setiap pertemuan dalam kelas, keaktifan selama proses pembelajaran, serta frekuensi penyerahan tugas yang diberikan.
4. Permasalahan dalam Penialain Otentik
Berikut ini akan diungkapkan beberapa permasalahan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan asesmen otentik.
ISBN: 978-602-17017-2-0
FBS Universitas Negeri Padang
a. Kebutuhan pelatihan
Ketika ditanya “apakah bapak/ibu memahami bagaimana membuat penilaian otentik”, hanya 20% menjawab ya, 20% sedikit, dan 60% belum dan tidak memahami bagaimana membuat penilaian otentik. Ini membuktikan bahwa, penilaian otentik yang dilakukan oleh guru baru sebatas administrasi dalam RPP, tetapi belum terlihat aplikasinya di lapangan.
Oleh karena itu, ketika ditanya “Apakah masih butuh pelatihan?”, semua guru menjawab “sangat membutuhkan”. Mereka menyadari bahwa untuk bisa membuat penilaian otentik, guru harus mengetahui detail keterampilan yang harus dinilai dan bagaimana cara menilainya.
b. Kecukupan panduan
Ketika ditanya, “Apakah ada panduan yang dipedomani untuk membuat penilaian otentik”, hanya 40% guru yang menjawab mempunyai panduan, sementara 60% guru lagi menyatakan belum mempunyai panduan. Hal ini membuktikan bahwa panduan pembuatan penilaian otentik belum tersosialisasi kepada semua guru bahasa Inggris, termasuk guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang.
Kepada guru yang telah mempunyai panduan, ketika ditanya lebih lanjut “Apakah panduan penilaian yang ada memadai untuk membuat penilaian otentik?”, semuanya menjawab “belum memadai”. Oleh karena itu diperlukan upaya agar guru bahasa Inggris SMPN Kota Padang betul- betul memahami penilaian otentik dan mengimplementasikan penilai tersebut dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masing-masing.