3. Hasil dan Pembahasan Kondisi Umum
Secara administratif Kampung Baduy Luar dan Dangka ini terletak di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan luas 127,33 ha.
Kampung Cempaka Putih merupakan salah satu Kampung Baduy Luar sedangkan Kampung Gajeboh, Marengo dan Balimbing merupakan tiga kampung Baduy Dangka yang
terletak di wilayah tanah ulayat masyarakat Baduy. Kelembagaan secara adat di keempat kampung ini masing-masing dipimpin oleh Kokolot Lembur.
Gambar 2 Diagram Tahapan Penelitian
Data dan Analisis Karakteristik Bioregion Baduy Luar dan Dangka
Aspek Budaya Baduy berasal dari sebuah nama sungai tempo dulu, yaitu Sungai Cibaduy yang
mengalir di sekitar tempat tinggal mereka dan berdasarkan nama salah satu bukit yang berada di kawasan tanah ulayat mereka yaitu Bukit Baduy Kurnia dan Sihabudin 2013.
Masyarakat Kampung Baduy Luar dan Dangka memiliki perilaku keseharian yang mengarah pada hidup sederhana dan hidup berpedoman pada aturan pikukuh dan
kaidah-kaidah yang ada dalam masyarakat. Namun, dalam kehidupan sehari-harinya mereka diberikan kebijakan dalam melaksanakan ketentuan hukum adat.
Pemukiman di Kampung Baduy Luar dan Dangka terdiri atas sejumlah rumah imah, bangunan tempat menumbuk padi saung lisung, bangunan tempat menyimpan padi
leuit, dan lingkungan sekitarnya. Rumah Adat memiliki bentuk yang seragam yaitu berupa rumah panggung sederhana dan menghadap ke arah utara-selatan nyulah
http:ojs.unud.ac.idindex.phplanskap JAL | 225
nyanda. Ruang rumah panggung terdiri atas tepas, pendeng kamar tidur, goah gudang dan tempat menyimpan padi, tengah imah, parako dapur, dan golodog bagian
belakang. Dalam pembangunan rumah, leuit, dan saung lisung masyarakat Baduy Luar dan Dangka menggunakan material lokal yang diambil dari leuweung lembur, reuma, dan
leuweung kolot. Kebudayaan naratif yang ada dalam masyarakat Baduy berupa pepatah Bahasa Sunda dan
diperuntukkan untuk berbagai aspek kehidupan yaitu berupa pantun. Pantun dalam masyarakat baduy mendeskripsikan tempat tertentu yang menurut kepercayaan mereka
tempat tersebut memiliki nilai yang perlu dijaga kelestariannya. Tempat tersebut yaitu pemukiman, leuweung lembur, leuweung kolot, dan sungai.
Produk seni yang ada di Kampung Baduy Luar dan Dangka sangat sederhana yaitu seni motif kain tenun, hulu dan sarung kemudian alat tenun, golok, alat musik, dan
anyamanrajutan. Alat musik yang mereka kenal adalah angklung, kecapi, gamelan, suling bambu, toleot suling berukuran pendek, karinding, dan rendo. Anyaman atau rajutan
yang khas dibuat oleh masyarakat Baduy adalah tas koja dan jarog. Bahan baku dalam membuat produk seni tersebut dibuat dengan menggunakan material lokal yang diambil
dari leuweung lembur, reuma, dan leuweung kolot.
Aspek Biofisik Kampung Baduy Luar dan Dangka memiliki ketinggian 225 sampai 425 m dpl. Kelas lereng
ditentukan menjadi lima kelas berdasarkan kriteria penentuan kawasan lindung SK Mentan No.837KptsUmII1980 yaitu 0-8 datar, 8-15 landai, 15-25 agak curam, 25-40
curam, dan 40 sangat curam. Berdasarkan data BPDAS Citarum-Ciliwung 2010, bentuk fisiografi lahan di wilayah Kecamatan Leuwidamar yaitu zona Pegunungan Bayah
yang berasal dari endapan vulkanik kwarter dan formasi batuan endapan permukaan aluvial Qpv. Jenis tanahnya adalah latosol coklat yang memiliki distribusi kadar liat tinggi
≥60 , remah sampai gumpal dan gembur. Menurut kepekaannya terhadap erosi, tanah latosol masuk dalam kriteria agak peka SK Mentan No.837KptsUmII1980.
Berdasarkan data iklim dari BMKG di Stasiun Curug, Banten dari tahun 2003 hingga tahun 2012, Kampung Baduy Luar dan Dangka memiliki suhu rata-rata 26,5 °C,
kelembaban udara rata-rata 81, dan curah hujan rata-rata bulanan yaitu 171,1 mm yang termasuk dalam kategori sedang. Kampung Baduy Luar dan Dangka termasuk dalam Sub-
DAS Ciujung Hulu yang dilalui oleh aliran Sungai Ciujung. Pada penelitian ini, Kampung Baduy Luar dan Dangka terbagi menjadi 20 daerah tangkapan air Sub DAS. Penentuan
Sub DAS dilakukan dengan mendelineasi batas-batas punggung bukit ridgelines dari garis kontur yang terdapat pada peta topografi.
Pola penggunaan lahan di Kampung Baduy Luar dan Dangka dapat dibagi menjadi 6, yaitu pemukiman, hutan kampung leuweung lembur, ladang huma, kebun campuran
jami, hutan sekunder tua reuma, dan hutan lindung leuweung kolot. Penutupan lahan diklasifikasikan berdasarkan hasil interpretasi visual citra Ikonos dan survey lapang. Luas
penutupan lahan Kawasan Kampung Baduy Luar dan Dangka dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Luas Penutupan Lahan Kawasan Kampung Baduy Luar dan Dangka
Penutupan Lahan Luas ha
Persentase
Pemukiman 3,110
2,44 Leuweung lembur
14,054 11,04
Huma 5,572
4,38 Jami
7,837 6,15
JAL | 226 http:ojs.unud.ac.idindex.phplanskap
Penutupan Lahan Luas ha
Persentase
Reuma 84,146
66,09 Leuweung kolot
9,402 7,38
Badan Air 3,211
2,52
Total 127,33
100,00
Berdasarkan hasil survey dan wawancara, vegetasi yang dimanfaatkan berjumlah 65 spesies. Kelompok manfaat yang memiliki spesies vegetasi dalam jumlah besar adalah
untuk sumber pangan, obat-obatan, dan bahan bangunan Gambar 3. Jumlah pengambilan tanaman terbesar yaitu pada reuma, leuweung kolot, dan leuweung lembur
Gambar 4.
Gambar 3 Keanekaragaman Kelompok Manfaat Vegetasi
Gambar 4 Keanekaragaman Pengambilan Vegetasi berdasarkan Habitat
Karakteristik Bioregion Baduy Dalam
Karakteristik disusun berdasarkan kategori V dalam penentuan kawasan perlindungan menurut UNESCO 1972, dalam Phillips, 1998 yaitu perlindungan
lanskapseascape. Kategori V dalam kriteria nilai penting world heritage convention ini menjelaskan mengenai 3 tiga jenis nilai-nilai alam, yaitu:
1.
Sumber daya biologi Biodiversitas, yang berkaitan dengan kompromi dalam mempertahankan keragaman biologi alam dan pertanian.