Hasil Penelitian

B. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

Jumlah skala yang disebarkan kepada sampel penelitian sebanyak 184 skala dan dari 184 skala yang disebarkan semuanya dikembalikan dan dapat tercapai keseluruhannya. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap skala tersebut maka keseluruhan skala telah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.

Sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas sebaran pada kedua variabel penelitian, baik variabel tergantung (kecemasan berbicara di depan umum) maupun variabel bebas (self-efficacy). Selain itu dilakukan juga uji linearitas untuk mengetahui bentuk korelasi antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16,0 for windows.

3. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov - Smirnov. Alasan peneliti menggunakan metode ini karena kedua data penelitian merupakan data ordinal. Data dikatakan terdistribusi normal jika harga ρ > 0,05. Untuk data self-efficacy diperoleh ρ = 0,272. Hasil ini menunjukkan bahwa penyebaran data self-efficacy terdistribusi normal. Untuk data kecemasan berbicara di depan umum diperoleh ρ = 0,250. Hasil ini menunjukkan bahwa penyebaran data kecemasan berbicara di depan umum terdistribusi normal.

Tabel 11. Normalitas Sebaran Variabel Self-efficacy dan Kecemasan berbicara di

depan umum One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Keterangan Self-efficacy

Variabel

Sebaran normal Kecemasan berbicara

Sebaran normal di depan umum

3. Uji Linearitas Hubungan

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel self-efficacy dan variabel kecemasan berbicara di depan umum memiliki hubungan linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (scatterplot) dan dengan

Analisa Varians (ANAVA) dengan menggunakan bantuan SPSS for Windows

Gambar 1. Scatter Plot Self-efficacy dan Kecemasan berbicara di depan umum

Tabel 12. Linearitas hubungan kedua variabel

Keterangan Kecemasan berbicara

Linear di depan umum* self-efficacy

Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat dikatakan linear apabila nilai signifikansi ρ < 0.05. Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel self-efficacy dan variabel kecemasan berbicara di depan umum memiliki hubungan yang linear.

B. 2. Hasil Analisa Data

1. Hasil Perhitungan Korelasi

Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum. Hal ini mengandung pengertian bahwa semakin tinggi self-efficacy maka semakin rendah tingkat kecemasan dalam diri individu, Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dialami.

Untuk pengujian statistik, maka dilakukan perumusan hipotesa statistik sebagai berikut : Ho : ρ=0 Ha : ρ>0 Hipotesa nol (Ho) mengandung pengertian bahwa tidak ada hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Hipotesa alternatif (Ha) mengandung pengertian bahwa ada hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

Berdasarkan tujuan penelitian, maka dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Hasil uji statistik ini dapat dilihat pada tabel 16 di bawah ini.

Tabel 13. Korelasi Pearson

Kecemasan berbicara

Self-efficacy

di depan umum

Pearson

1 -.670* Self-efficacy

Correlation Sig. (2-tailed)

Pearson

Kecemasan berbicara

Correlation

di depan umum

Sig. (2-tailed)

* Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 16.0 for windows, diperoleh nilai r = -0.670 dengan ρ (0,01) untuk korelasi antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima yang artinya ada hubungan negatif antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU, dimana semakin tinggi self-efficacy mahasiswa maka tingkat kecemasan mereka akan semakin rendah dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah self-efficacy maka tingkat kecemasannya akan semakin tinggi.

2. Kategorisasi

Berdasarkan data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi yang digunakan dalam penelitian ini dibagi dalam tiga kategori yaitu tinggi, rendah dan sedang. Kategorisasi ini dapat diperoleh melalui uji signifikansi perbedaan antara mean skor empiris dan mean hipotetik.

a. Gambaran Skor Self-efficacy

Skala self-efficacy terdiri dari 39 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala self-efficacy yang diisi oleh subjek maka diperoleh gambaran skor empirik dan hipotetik seperti di bawah ini.

Tabel 14. Gambaran Skor Empirik dan Hipotetik Self-efficacy Std.

Deviation Empirik

Minimum Maximum

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel self-efficacy yang menunjukkan E>H yaitu 109.55 > 97.5 sehingga dapat disimpulkan bahwa skor self-efficacy pada subjek penelitian lebih tinggi daripada self-efficacy pada populasi umumnya.

Rangkuman data penelitian tersebut selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk mengkategorisasikan self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun norma. Subjek dikategorikan menjadi tiga kategori dengan rumus: Rangkuman data penelitian tersebut selanjutnya digunakan oleh peneliti untuk mengkategorisasikan self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU dalam tingkatan-tingkatan untuk kemudian disusun norma. Subjek dikategorikan menjadi tiga kategori dengan rumus:

= X < Mean – 1 (SD)

b. Sedang

= Mean – 1 (SD) ≤ X < Mean + 1 (SD)

c. Tinggi

= Mean + 1 (SD) ≤ X

Dengan memperhatikan mean empirik sebesar 109.55 dan standar deviasi sebesar 10.487 maka kriteria kategorisasi untuk variabel self-efficacy pada mahasiswa Fakultas Psikologi USU dengan jumlah dan pesentasi subjek di dalamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 15. Kategorisasi Data Empirik Self-efficacy

Variabel

Rentang Nilai

Kategori Frekuensi Persentase

efficacy 99,063 ≤ X < 120,037

Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel, dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek penelitian termasuk dalam kategori self-efficacy sedang yaitu berjumlah 141 orang (76,6%). Selebihnya, 16 orang subjek penelitian (8,7 %) termasuk dalam kategori self-efficacy tinggi, dan 27 orang (14,7%) berada pada kategori rendah.

b. Gambaran Skor Kecemasan berbicara di depan umum

Skala kecemasan berbicara di depan umum terdiri dari 52 aitem dengan empat pilihan jawaban yang bergerak dari 1 sampai 4. Dari skala kecemasan berbicara di depan umum yang diisi oleh subjek maka diperoleh gambaran skor empirik dan hipotetik seperti di bawah ini.

Tabel 16. Gambaran Skor Empirik dan Hipotetik Kecemasan berbicara di depan

umum

Std. Deviation Empirik 184

Minimum Maximum Mean

Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil perbandingan mean empirik dan mean hipotetik dari variabel kecemasan berbicara di depan umum yang menunjukkan E<H yaitu 107,29 > 130 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecemasan berbicara di muka umum pada subjek penelitian lebih rendah daripada kecemasan berbicara di depan umum pada populasi umumnya.

Cara mengelompokkan skor untuk kecemasan berbicara di depan umum sama dengan skor self-efficacy. Dengan memperhatikan nilai mean empirik sebesar 107,29 dan standar deviasi sebesar 22,994 maka kriteria kategorisasi untuk variabel kecemasan berbicara di depan umum dengan jumlah persentase subjek di dalamnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 17. Kategorisasi Data Empirik Kecemasan berbicara di depan umum

Kategori Frekuensi Persentase Kecemasan

Variabel

Rentang nilai

30 16.3 % berbicara di

130,284 ≤X

Tinggi

123 66.9% depan umum