PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN AMERIKA
PERUSAHAAN DI INDONESIA DAN AMERIKA
Tidak seperti halnya perusahaan di Amerika, manajemen
Berikut ini diuraikan secara ringkas rangkuman umum
perusahaan Indonesia terdiri dari dua lembaga dengan
mengenai perbedaan signifikan antara praktik tata
status yang sama, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi.
kelola perusahaan di Indonesia dan Amerika.
Pada umumnya Direksi bertanggung jawab atas kegiatan bisnis rutin perusahaan dan diberi wewenang
A. Tinjauan Hukum Indonesia
untuk bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
Perusahaan publik Indonesia diwajibkan untuk
sementara Dewan Komisaris memiliki wewenang dan
mematuhi dan memenuhi praktik tata kelola
tanggung jawab mengawasi Direksi dan berdasarkan
perusahaan yang telah berlaku. Persyaratan dan
UUPT Indonesia diberi mandat untuk memberikan
standar praktik tata kelola perusahaan untuk
saran kepada Direksi.
perusahaan publik diatur oleh Undang-undang Perseroan Terbatas (“UUPT”) No.40/2007; Undang-
undang No.8/1995 tentang Pasar Modal (“UUPM”);
mengharuskan Dewan Komisaris perusahaan publik
Undang-undang No.19/2003 mengenai BUMN;
memiliki setidaknya dua anggota. Meskipun UUPT
Peraturan Menteri Negara BUMN No.PER-09/
tidak mengatur mengenai komposisi Dewan Komisaris,
MBU/2012 mengenai Perubahan atas Peraturan
namun Peraturan Pencatatan No.I-A dalam KEP.305/
Menteri Negara BUMN No.PER-01/MBU/2011 tentang
BEJ/07-2004 yang dikeluarkan oleh BEI (Peraturan
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik ( Good
BEI I-A) menyatakan bahwa sekurang-kurangnya 30%
Corporate Governance) pada BUMN; Peraturan OJK
dari anggota Dewan Komisaris perusahaan publik
dan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI. Sebagai
harus independen.
tambahan terhadap peraturan-peraturan tersebut, anggaran dasar perusahaan publik memasukkan
UUPT menyatakan bahwa Direksi setidaknya terdiri dari
ketentuan yang ditujukan untuk implementasi
dua anggota, yang masing-masing harus memenuhi
praktik tata kelola perusahaan.
persyaratan kualifikasi minimum yang ditetapkan dalam
Pada tanggal 30 November 2004, Pemerintah
Peraturan BEI I-A, menyatakan sekurang-kurangnya
membentuk KNKG berdasarkan peraturan Menteri
satu anggota Direksi harus merupakan anggota yang
Koordinator Bidang Perekonomian No.KEP-49/M.
tidak terafiliasi.
EKONOM/1/2004. Pendirian tersebut merupakan revitalisasi Komite Nasional Tata Kelola Perusahaan
C. Komite-Komite
(“KNTKP”) yang didirikan pada tahun 1999. Tujuan
Standar pencatatan NYSE mensyaratkan bahwa
KNKG adalah meningkatkan pemahaman dan
perusahaan yang tercatat di NYSE harus memiliki
pelaksanaan tata kelola perusahaan di Indonesia dan
Komite Audit, Komite Tata Kelola Perusahaan dan
untuk memberi saran kepada Pemerintah tentang
Komite Kompensasi. Masing-masing komite tersebut
hal-hal yang terkait dengan tata kelola, untuk sektor
harus terdiri atas direktur independen dan dilengkapi
korporasi dan publik.
dengan piagam tertulis yang membahas hal-hal spesifik yang terdapat pada standar pencatatan.
KNKG merumuskan Kode Tata Kelola Perusahaan 2006 (”Kode”) yang merekomendasikan standar
UUPT tidak mengharuskan perusahaan publik Indonesia
tata kelola perusahaan yang lebih ketat untuk
membentuk setiap Komite yang ditetapkan dalam
perusahaan-perusahaan Indonesia. Meskipun KNKG
standar pencatatan NYSE tersebut. Namun, Peraturan
merekomendasikan agar Kode diterapkan oleh
OJK No.IX.I.5 dan BEI I-A mengharuskan Dewan
Pemerintah sebagai dasar reformasi hukum, namun
Komisaris perusahaan publik tercatat membentuk
sampai dengan Laporan Tahunan ini diselesaikan,
Komite Audit yang paling sedikit terdiri dari tiga orang
Pemerintah belum menerbitkan peraturan yang
anggota, yang salah satunya harus sebagai Komisaris
sepenuhnya melaksanakan ketentuan-ketentuan
Independen dan bertindak selaku ketua Komite Audit.
tersebut.
Sedangkan kedua anggota Komite Audit yang lain harus dari pihak independen dan setidaknya salah
B. Komposisi Direksi Independen
satu anggota harus memiliki pemahaman akuntansi
Standar pencatatan NYSE mensyaratkan bahwa
dan keuangan.
Direksi perusahaan yang tercatat di NYSE harus terdiri dari mayoritas direktur independen dan
Komite Audit kami terdiri dari enam anggota: dua Komisaris Independen, seorang Komisaris dan tiga
214 Laporan Tahunan 2012 • PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Laporan Tahunan 2012 •
Laporan Tahunan 2012 • Laporan Tahunan 2012 •
Laporan Tahunan 2012 •
Laporan Tahunan 2012 •
Laporan Tahunan 2012 • 215 Laporan Tahunan 2012 • PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
PROFIL PERUSAHAAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
INFORMASI TAMBAHAN (BAGI PEMEGANG SAHAM
ADR)
TANGGUNG JAWAB SOSIAL LAMPIRAN DAN LINGKUNGAN
anggota independen eksternal yang tidak berafiliasi dengan kami.
Peraturan pencatatan NYSE yang diterapkan sesuai Peraturan 10A-3(c)(3) Exchange Act mengharuskan emiten swasta asing dengan saham yang tercatat di NYSE untuk memiliki Komite Audit yang terdiri dari direktur independen. Namun, emiten swasta asing dapat dikecualikan dari persyaratan independensi apabila: (i) Pemerintah atau Bursa Efek negara asal mengharuskan perusahaan memiliki Komite Audit; (ii) Komite Audit terpisah dari Direksi dan memiliki anggota dari luar Direksi, seperti pada kasus kami, dari anggota Dewan Komisaris; (iii) Anggota Komite Audit tidak dipilih oleh manajemen dan tidak ada pejabat eksekutif perusahaan yang menjadi anggota Komite audit; (iv) Pemerintah atau Bursa Efek negara asal mengharuskan Komite Audit untuk independen dari manajemen perusahaan; dan (v) Komite Audit bertanggung jawab atas penunjukan, retensi
dan
pengawasan
pekerjaan auditor eksternal. Kami memanfaatkan pengecualian ini dan menyampaikannya secara tertulis kepada NYSE.
Tidak semua anggota Komite Audit kami merupakan direktur independen sebagaimana dipersyaratkan Peraturan 10A-3 Exchange Act. Kami mengacu pada pengecualian umum sesuai Peraturan 10A- 3(c)(3) mengenai komposisi Komite Audit. Kami meyakini bahwa hal ini tidak mempengaruhi secara material kemampuan Komite Audit untuk bertindak independen.
D. Pengungkapan Berkenaan Dengan Tata Kelola Perusahaan Standar
pencatatan NYSE mengharuskan perusahaan yang tercatat di NYSE untuk menyajikan pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan pada website-nya. Pedoman tersebut, antara lain, harus mencantumkan: standar kualifikasi direktur, tanggung jawab direktur, hubungan direktur dengan manajemen dan penasihat independen, kompensasi direktur, orientasi dan pendidikan yang berkelanjutan bagi direktur, suksesi manajemen serta evaluasi kinerja tahunan. Selain itu, CEO perusahaan yang tercatat di NYSE harus menyatakan kepada NYSE setiap tahunnya bahwa ia tidak menemukan adanya pelanggaran apapun oleh perusahaan terhadap standar pencatatan tata kelola perusahaan NYSE. Sertifikasi harus diungkapkan dalam Laporan Tahunan perusahaan kepada para pemegang saham. Tidak ada persyaratan pengungkapan dalam Undang-undang yang berlaku di Indonesia yang mirip dengan standar pencatatan NYSE yang diuraikan di atas. Namun, Undang-undang Pasar Modal pada umumnya mengharuskan perusahaan publik
Indonesia mengungkapkan jenis informasi tertentu kepada para pemegang saham dan OJK, khususnya informasi yang berkenaan dengan perubahan kepemilikan saham perusahaan publik dan fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan para pemegang saham dalam mempertahankan kepemilikan sahamnya di perusahaan publik tersebut.
E. Kode Etik dan Perilaku Bisnis
Standar
pencatatan
NYSE mengharuskan setiap perusahaan yang tercatat di NYSE untuk mengadopsi
dan
menempatkan di website perusahaannya, kode etik dan perilaku bisnis bagi Direksi, pejabat dan karyawannya. Tidak ada persyaratan serupa berdasarkan Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Namun, perusahaan yang diharuskan menyampaikan laporan berkala ke SEC, harus mengungkapkan dalam Laporan Tahunannya tentang penerapan kode etik bagi pejabat keuangan senior perusahaan.