Penawaran umum efek Perusahaan

c. Penawaran umum efek Perusahaan

Jumlah saham Perusahaan sesaat sebelum penawaran umum perdana (Initial Public Offering atau “IPO”) adalah 8.400.000.000, yang terdiri dari 8.399.999.999 saham Seri B dan 1 saham Seri

A Dwiwarna yang seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”). Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah menjual saham Perusahaan yang terdiri dari 933.333.000 saham baru Seri B dan 233.334.000 saham Seri B milik Pemerintah kepada masyarakat melalui IPO di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), dan penawaran dan pencatatan di Bursa Efek New York (“NYSE”) dan Bursa Efek London (“LSE”) atas 700.000.000 saham Seri B milik Pemerintah dalam bentuk American Depositary Shares (“ADS”). Terdapat 35.000.000 ADS dan masing-masing ADS mewakili 20 saham Seri B pada saat itu.

Perusahaan sebanyak 388.000.000 saham Seri B dan selanjutnya pada tahun 1997, Pemerintah membagikan 2.670.300 saham Seri B sebagai insentif bagi para pemegang saham Perusahaan yang tidak menjual sahamnya selama satu tahun terhitung sejak tanggal IPO. Pada bulan Mei 1999, Pemerintah kembali menjual 898.000.000 saham Seri B.

Pada bulan

Desember

Pemerintah

menjual

saham

Untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) Perusahaan tanggal 16 April 1999, para pemegang saham Perusahaan memutuskan untuk meningkatkan modal ditempatkan yang berasal dari kapitalisasi sebagian tambahan modal disetor melalui pembagian saham bonus sejumlah 746.666.640 lembar saham. Pembagian saham bonus kepada para pemegang saham Perusahaan dilakukan pada bulan Agustus 1999. Pada tanggal 16 Agustus 2007, Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas telah diamandemen dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang berlaku efektif pada tanggal yang sama. Pemberlakuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tidak berdampak terhadap penawaran umum efek Perusahaan. Perusahaan telah memenuhi ketentuan Undang-Undang tersebut.

Pada bulan Desember 2001, Pemerintah menjual 1.200.000.000 saham atau 11,9% dari jumlah saham Seri B yang beredar. Pada bulan Juli 2002, Pemerintah kembali menjual 312.000.000 saham atau 3,1% dari jumlah saham Seri B yang beredar.

Berdasarkan hasil RUPST Perusahaan yang dinyatakan dalam akta notaris A. Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 26 tanggal 30 Juli 2004, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan saham Perusahaan untuk Seri A Dwiwarna dan Seri B dari 1 menjadi 2. Untuk

1 saham Seri A Dwiwarna dengan nilai nominal Rp500 dipecah menjadi 1 saham Seri A Dwiwarna dengan nilai nominal Rp250 dan 1 saham Seri B dengan nilai nominal Rp250. Jumlah modal saham dasar Perusahaan setelah pemecahan meningkat dari 1 saham Seri A Dwiwarna dan 39.999.999.999 saham Seri B menjadi 1 saham Seri A Dwiwarna dan 79.999.999.999 saham Seri

B, dan jumlah modal saham ditempatkan Perusahaan meningkat dari 1 saham Seri A Dwiwarna dan 10.079.999.639 saham Seri B menjadi 1 saham Seri A Dwiwarna dan 20.159.999.279 saham Seri B. Setelah pemecahan saham, setiap ADS mewakili 40 saham Seri B.

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2012 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2011 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN TANGGAL 1 JANUARI 2011 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

c. Penawaran umum efek Perusahaan (lanjutan)

Berdasarkan keputusan RUPSLB Perusahaan tanggal 21 Desember 2005, RUPST Perusahaan tanggal 29 Juni 2007, dan RUPST Perusahaan tanggal 20 Juni 2008, dan RUPST Perusahaan tanggal 19 Mei 2011 para pemegang saham Perusahaan menyetujui masing-masing rencana tahap I, II, III dan IV untuk pembelian kembali saham Seri B (Catatan 24).

Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh saham Seri B Perusahaan telah dicatatkan pada BEI dan 54.942.205 ADS telah dicatatkan pada NYSE dan LSE (Catatan 22).

Pada tanggal 31 Desember 2012, obligasi Perusahaan yang masih terutang yang merupakan obligasi Rupiah kedua dan diterbitkan pada tanggal 25 Juni 2010 masing-masing sebesar Rp1.005 miliar untuk Seri A yang berjangka waktu 5 (lima) tahun dan Rp1.995 miliar untuk Seri B yang berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun dan dicatatkan di BEI (Catatan 19a).

d. Entitas anak

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan telah mengkonsolidasikan laporan keuangan semua entitas anak yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung, sebagai berikut (Catatan 2b dan 2d):

(i) Entitas anak dengan kepemilikan langsung:

Persentase hak

Jumlah aset

Jenis usaha/

Tahun kepemilikan

sebelum eliminasi

Entitas anak/

tanggal pendirian atau

operasi

domisili

akuisisi oleh Perusahaan komersial 2012

PT Telekomunikasi

operator fasilitas

dan jasa telepon

Indonesia

seluler menggunakan teknologi Global System for Mobile Communication (“GSM”)/26 Mei 1995

PT Dayamitra

(”Dayamitra”), Jakarta, Indonesia

PT Multimedia

3.395 1.955 Nusantara

Jasa jaringan

PT Telekomunikasi

International (”TII”), Jakarta, Indonesia

PT Pramindo Ikat

1.202 1.601 Nusantara

Jasa dan pembangunan

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2012 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2011 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN TANGGAL 1 JANUARI 2011 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)

d. Entitas anak (lanjutan)

(i) Entitas anak dengan kepemilikan langsung: (lanjutan)

Persentase hak

Jumlah aset

Jenis usaha/

Tahun

kepemilikan sebelum eliminasi

Entitas anak/

tanggal pendirian atau

operasi

domisili

akuisisi oleh Perusahaan komersial 2012

PT Indonusa

771 714 Telemedia

TV berlangganan dan

jasa konten/

melalui 0,46% melalui 0,46%

Jakarta,

kepemilikan kepemilikan

Indonesia

oleh Metra)

oleh Metra)

PT Graha Sarana

622 384 Duta (”GSD”),

Penyewaan kantor

dan manajemen

Jakarta,

gedung dan jasa

Indonesia

pemeliharaan,

konsultan sipil, dan pengembang/

25 April 2001

PT Napsindo

menyediakan Network

berhenti

Internasional

Access Point (NAP),

beroperasi

(“Napsindo”),

Voice Over Data

pada

Jakarta, Indonesia

(VOD), dan jasa

tanggal

terkait lainnya/

PT Telkom Akses

- - (”Telkom Akses”),

Pembangunan, jasa

dan perdagangan

Jakarta, Indonesia

bidang telekomunikasi/

26 November 2012

(ii) Entitas anak dengan kepemilikan tidak langsung:

Persentase hak

Jumlah aset

Jenis usaha/

Tahun kepemilikan

sebelum eliminasi

Entitas anak/

tanggal pendirian atau

operasi

domisili

akuisisi oleh Perusahaan komersial 2012

PT Sigma Cipta

1.014 614 Caraka

Jasa teknologi

dan integrasi sistem,

Indonesia

outsourcing, dan pemeliharaan lisensi

dan piranti lunak/ 1 Mei 1987

PT Infomedia

985 787 Nusantara

Jasa data dan

jasa informasi

Indonesia

telekomunikasi dan jasa informasi lainnya dalam bentuk cetak dan media

elektronik, dan jasa call center/

International Pte. Ltd., Singapura

PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 31 DESEMBER 2012 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DENGAN ANGKA PERBANDINGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2011 SERTA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT DAN TANGGAL 1 JANUARI 2011 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM (lanjutan)