xcvi
C. 2. Objek dan Ruang Lingkup Kegiatan Hukum Pertambangan
Apabila kita mengacu kepada definisi yang dipaparkan di natas, kita dapat menelaah objk dan ruang lingkup kajian hukum pertambangan. Objek
kajian merupakan sasaran di dalam penyelidikan atau pengkajian hukum pertambangan. Objek itu dibagi menjadi dua macam, yaitu objek materiil
dan objek forma. Objek materiil adalah : Bahan materiil yang dijadikan sasaran dan penyelidikan. Objek materiil hukum pertambangan adalah
manusia dan dan bahan galian. Objek forma hukum pertambangan adalah mengatur hubungan antara negara dengan bahan galian dan hubungan antara
negara dengan orang atau badan hukum dalam pemanfaatan bahan galian. Kedudukan negara adalah sebagai pemilik bahan galian mengatur
peruntukan dan penggunaan bahan galian untuk kemakmuran masyarakat sehingga negara menguasai bahan galian. Tujuan pengusahaan oleh negara
pemerintah adalah agar kekayaan nasional tersebut dimanfatkan untuk sebesar-besar kemakmuran seluruh rakyat indonesia. Dengan demikian, baik
perseorangan, masyarakat maupun pelaku usaha , sekalipun memiliki hak atas sebidang tanah di permukaan, tidak mempunyai hak menguasai ataupun
memiliki bahan galian yang terkandung dibawahnya. Pengusahaan olah negara diselenggarakan oleh pemerintah sebagai
pemegang kuasa pertambangan. Kuasa pertambangan adalah wewenang yang diberikan negara kepada pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan
ekploitasi dan eploitas baik terhadap bahan galian strategis, vital mupun golongan C.
xcvii Ruang lingkup kajian hukum pertambnagan meliputi pertambangan
umum, dan pertambangan minyak dan gas bumi. Pertambangan umum merupakan pertambnagan bhan galian di luar minyak dan gas bumi.
Pertambngan umum digolongkan menjadi lima golongan, yaitu : 1.
pertambangan mineral radioaktif; 2.
pertambangan mineral logam; 3.
pertambangan mineral nonlogam; 4.
pertambangan batu bara, gambut, dan bitumen padat; dan 5.
pertambangan panas bumi pasal 8 Rancangan undang-undang tentang Pertambangan Umum.
Walaupun ruang lingkup kajian hukum pertambangan begitu luas, namun dalam buku ini yang menjadi ruang lingkup kajian hanya difokuskan
pada pertambangan mineral non logam, seperti emas, perak dan tembaga, pertambnagan batu bara dan pertambangan minyak dan gas bumi. Ketiuga
pertambangan ini mempunyai nilai komersial yang sangat tinggi dan tidak hanya melibatkan modal dalam negeri, tetapi juga melibatkan modal asing.
Modal asing diperlukan untuk membiayai kegiatan pertambangan ini karena Indonesia tidak memiliki modal yang cuku dan sumber daya manusia yang
memadai untuk mengelola sumber daya tambang itu. Di samping itu, pengusahaan bahan galian tambang banyak menimulkan persoalan dalam
masyarakat, seperti terjadinya pencemaran lingkungan, kondisi kesehatan masyarakat di sekitar tambang yang sangat memprihatinkan, konflik antara
xcviii pemilik tanah dengan perusahaan tambang, konflik antara perusahaan
dengan buruh, dan lain-lain.
C. 3. Asas-asas Hukum Pertambangan