3. Asas-asas Hukum Pertambangan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

xcviii pemilik tanah dengan perusahaan tambang, konflik antara perusahaan dengan buruh, dan lain-lain.

C. 3. Asas-asas Hukum Pertambangan

Di dalam undang-undang nomer 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan pokok pertambangan, tidak ditemukan secara eksplisit tentang asas-asas hukum pertambangan. Namun apalagi kita mengkaji secara mendalam berbagai substansi pasal-pasal didalamnya maupun yang tercantum dalam penjelasannya, kita dapat mengidentifikasi asas-asas hukum pertambangan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967. Asas-asas itu meliputi asas manfaat, asas pengusahaan, asas keselarasan, asas partisipatif, asas musyawarah dan mufakat. Di dalam undang-undang itu tidak ditemukan pengertian yang terkandung dalam asas- asas hukum tersebut. Untuk itu, berikut diberikan penjelasan tentang pengertian kelima atas hukum sebagimana yang terkandung dalam Undang- undang Nomor 11 Tahun 1967. 1. Asas manfaat Asas manfaat merupakan asas, dimana di dalam penguasahaan bahan galian dapat dimanfatkandigunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. 2. Asas pengusahaan xcix Asas penguasahaan merupakan asas, di mana di dalam penyelengaraan usaha pertambangan atau bahan galian yang terdapat di dalam hukum pertambangan Indonesia dapat diusahan secara optimal. 3. Asas keselarasan Asas keselarasan merupakan asas, dimana ketentuan undang-undang pokok pertambangan harus selaras atau sesuai atau seide dengan cita-cita dasar negara republik Indonesia dapat diusahakan secara optimal. c 4. Asas partisipatif Asas partisipatif merupakan asas, di mana pihak swasta maupun perorangan diberikan hak untuk mengusahakan bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan Indonesia. 5. Asas musyawarah dan mufakat Asas musyawarah dan mufakat merupakan asas, di mana pemegang kuasa pertambangan yang menggunakan hak atas tanah hak milik harus membayar ganti kerugian kepada pemilik hak atas tanah, yang besarnya ditentukan berdasarkan hasil musyawarah berunding, berembuk dan disepakati oleh kedua belah pihak. Disamping asas-asas itu, di dalam pasal 2 di dalam Undang-undang nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi telah ditentukan secara jelas asas-asas hukum dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi. Asas-asas itu meliputi ekonomi kerakyatan, keterpaduan, manfaat, keadilan, keseimbangan, pemerataan, dan kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak, keamana, keselamatan, dan kepastian hukum serta berwawasan lngkungan. Di dalam penjelasan pasal 2 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi tidak kita jumpai pengerian dari masing-masing asas tersebut, namun penulis mencoba untuk memberikan pengertian dari masing-masing asas tersebut di atas. Ketujuh asas itu disajikan berikut ini. ci 1. Asas ekonomi kerakyatan Asas ekonomi kerakyatan, yaitu asas di mana di dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi harus memberikan peluang yang sama kepada pelaku ekonomi. 2. Asas Keterpaduan Asas keterpaduan di maksudkan agar setiap penyelenggaraaan pertambnagan minyak dan gas bumi di lakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasonal, sektor lain dan masyarakat setempat. 3. Asas manfaat Asas manfaat adalah suatu asas didalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana dalam penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus memberikan manfaatkegunaan bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat banyak. 4. Asas keadilan Asas keadilan adalah suatu asas di dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana dalam penyelenggaraan kegiatan itu harus memberikan peluang dan kesempatan yang sama kepada semua warga negara sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat meningkatkan kemampuan seluruh masyarakat. Oleh karena itu di dalam memberikan izin usaha hilir dan kontrak kerja sama harus terjadinya praktik monopoli, monoposni, oligopoli, dan oligopsoni. cii 5. Asas keseimbangan Asas keseimbangan merupakan asas di atas di dalam penyelenggaraan pertambngan minyak dan gas bumi, di mana para piha mempunyai kedudukan yang setarasejajar dalam menentukan bentuk dan substansi kontrak kerja sama, baik kontrak bagi hasil pertambangan maupun kontrak-kontrak lainnya. 6. Asas pemertaan, yaitu asas di dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana hasil-hasil dari pertambangan minyak dan gas bumi dapat dimiliki secara merata oleh seluruh masyarakat Indonesia. 7. Asas kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak, yaitu asas didalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana hasil-hasil dari pertambangan minyak dan gas bumi dapat memakmurkan menjadi makmur dan menyejahterakan seluruh masyarakat Indonesia. 8. Asas keamanan dan keselamatan, yaitu asas di dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana di dalam penyelenggaraannya mampu memberikan rasa entram, tidak ada ganguan dan aman bagi para pihak yang mengadakan kontrak kerja sama atau permintaan izin usaha hilir. 9. Asas Kepastian hukum Asas kepastian hukum merupakan asas dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana di dalam penyelenggaraan usaha minyak dan gas bu,i mampu menjamin kepastian hak-hak dan ciii kewajiban para pihak yang mengadakan kontrak kerja sama atau yang menerima izin usaha hilir. 10. Asas berwawasan lingkungan, yakni asas dalam penyelenggaraan pertambangan minyak dan gas bumi, di mana di dalam penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi harus memperhatikan lingkungan hidup agar tidak terjadi pencemaran lingkungan. Tujuan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi adalah : 1. Menjamin efektifitas pelaksana dan pengendalian kegiatan usaha eksploitasi dan eksploitasi secara berdaya guna, berhasil guna, serta berdaya asing tinggi dan berkelanjutan atas minyak dan gas bumi milik negara yang strategis dan tidak terbarukan melalui mekanisme yang terbuka dan transparan; 2. Menjamin efektifitas pelaksanaan dan pengendalian usaha pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga secara bertanggung jawab yang diselenggarakan melalui mekanisme persaingan usaha yang wajar , sehat, dan transparan; 3. Menjamin efisiensi dan efektifitas terjadinya minyak bumi dan gas bumi, baik sebagai sumber energi maupun sebagai bahan baku, untuk kebutuhan dalam negeri; 4. Mendukung dan menumbuh kembangkan kemampuan nasional untuk lebih mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan interbasional; civ 5. Meningkatkan pendapatan negara untuk memberikan kontribusi yang sebesar-besarnya bagi perekonomian nasional dan mengembangka serta memperkuat posisi industri dan perdagangan Indonesia; 6. Menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang adil dan merata, serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup. Keberadaan pertambangan minyak dan gas bumi dalam suatu wilayah mempunyai arti yang sangat strategis karena dengan adanya usaha pertambangan itu akan menambah lapangan kerja baru. Sebagian besar warga masyarakat yang berada di wilayah pertambangan akan direkrut oleh perusahaan untuk dapat bekerja pada perusahaan pertambangan. Rekrutmen itu akan menjegah terjadinya konflik antara masyarakat dengan periusahaan. Apabila sebagian dari mereka telah tertampung di perusahaan, perusahaan akan aman di dalam melakukan usaha eksplorasi dan eksploitasi.

C. 4. Sumber-sumber Hukum Pertambangan