ROTAN (Calamus spp.)

VIII. ROTAN (Calamus spp.)

8.1 Pengenalan Pohon

 Suku: Palmae  Nama Perdagangan: Rotan  Habitat Tumbuh: Rotan dijumpai pada beberapa kondisi seperti pada hutan pegunungan, hutang kerangas, maupun pada rawa gambut. Beberapa jenis rotan seperti Calamus trachycoleus sering dijumpai pada tanah alluvial di pinggir sungai yang tergenangi secara periodik. Sebaliknya Calamus manan dan Calamus caesius banyak ditemukan pada lahan kering, lembab, sarang, dan tanah bersolum dalam. Secara umum, rotan tumbuh pada daerah beriklim basah dengan curah hujan minimum 2.000 mm pertahun dan bulan kering berkisar 1‐3 bulan.

67. Habitus tanaman rotan  Penyebaran: Sumatra, Kalimantan, Jawa, (Foto: Iwan T. W.) Sulawesi, Irian Jaya, Nusa Tenggara.

Gambar

 Kegunaan: Batang: meubel,tongkat, tangkai payung. Kulit: Anyaman (keranjang, tikar, tas, dan lain‐lain)

 Habitus dan Ciri Morfologi:

- Rotan hidup secara berumpun. - Batang berbentuk bulat atau hampir bulat, beruas dengan panjang ruas bervariasi, ada yang kurang dari 10 cm atau lebih dari 60 cm - Ruas pangkal umumnya lebih pendek dari ruas atas. Diameter batang bervariasi dari

7 ‐15 mm untuk Calamus caesius dan Calamus trachycoleus. Jenis rotan lainnya, misal Plectocomia engolata diameternya mampu mencapai 20 cm (Dransfield, 1974). - Buah rotan umumnya berbentuk bulat dengan ujung lancip, kulit buah keras dan bercorak seperti sisik (Gambar 68). - Buah muda biasanya berwarna hijau, sedangkan buah yang sudah tua biasanya kuning kecoklatan atau coklat kehitaman. Buah rotan berbiji satu tetapi adapula yang berbiji 2‐3. - Daun rotan umumnya terdiri atas suatu dasar seludang yang seperti tabung, pelepah daun, yang tumbuh dari buku batang. - Pada dasarnya, daun rotan bersifat menyirip.

Gambar 68. Buah dan Batang rotan (Foto: Pieter van Eijk, dalam Iwan TW)

8.2. Teknik Pembibitan Rotan

Pembuatan bibit rotan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui biji dan anakan alam.

8.2.1. Pengadaan bibit dari biji

 Pemanenan buah : Buah yang dipanen adalah buah yang sudah matang, yaitu yang jatuh dengan sendirinya. Ciri‐ciri buah telah matang adalah berwarna kuning kecoklatan.

 Ekstraksi : Ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan biji yang siap untuk dikecambahkan. Ekstraksi diawali dengan cara merendam buah rotan dalam air, kemudian menggosok‐

gosokkan sesama buah hingga didapatkan biji yang telah terbebas dari pericarp dan daging buahnya.  Penyemaian : Penyemaian dilakukan pada bedeng kecambah yang diletakkan pada tempat yang teduh (Gambar 69). Cara penanaman adalah: biji diletakkan pada larikan /jalur semai dengan jarak 2x4 cm dengan posisi katup lembaga keatas.

Gambar

69. Penyemaian dalam bedeng kecambah (Foto: Iwan T. Wibisono)

 Pemeliharaan kecambah : Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman secara teratur 2 kali sehari (pagi dan sore) hingga kecambah siap untuk disapih.

 Penyapihan : Penyapihan dapat dilakukan setelah kecambah mencapai tinggi 2‐3 cm dan telah berdaun‐3‐6 helai. Media yang dipakai dapat berupa campuran topsoil,

serbuk gergaji, pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1.  Pemeliharaan pasca penyapihan : Setelah penyapihan, pemeliharaan dilakukan dengan cara penyiraman secara teratur dan pemberian naungan. Bila bibit sudah berumur 4

bulan proses pengerasan dapat segera dilakukan.  Bibit siap tanam pada umur rata‐rata 12‐16 bulan.

8.2.2. Pengadaan bibit dari anakan alam

 Pengambilan anakan alam : Anakan terpilih sebaiknya yang berdaun 2‐3 helai dan tinggi

15 ‐20 cm. Anakan alam diambil secara hati‐hati agar akarnya tidak rusak. Waktu yang tepat untuk pengambilan anakan alam adalah pagi atau sore hari. Anakan dengan ukuran tersebut sebaiknya dipelihara terlebih dahulu dalam polybag hingga siap untuk ditanam di lapangan. Sementara itu, anakan yang lebih besar, yaitu tinggi 1‐1,5 m dapat langsung ditanam pada lokasi penananaman.  Pengambilan anakan seukuran ini sebaiknya dilakukan dengan mengikutkan tanah yang melekat pada akar. Tanah tersebut harus teguh dan diusahakan tidak hancur.  Penyapihan : Anakan alam yang kecil (tinggi 15‐20 cm) sebaiknya segera disapih

secepatnya kedalam polybag berukuran 14 cmx 22 cm yang sebelumnya telah diisi media berupa campuran topsoil, sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1:1. Sapihan anakan ini harus diletakkan pada tempat yang teduh, bila perlu diberi sungkup plastik.  Pemeliharaan sapihan : Pemeliharaan dilakukan melalui penyiraman secara teratur. Bila bibit telah bertunas baru/berdaun baru maka sungkup mulai dibuka secara perlahan tetapi masih dinaungi.