Zone Pegunungan Selatan

2.1.3 Zone Pegunungan Selatan

Zona Pegunungan selatan merupakan bentukan lahan yang terdapat di daerah pesisir selatan Pulau Jawa dan membentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur sendiri Zona Pegunungan Selatan mencakup kawasan geopark Gunung Sewu di Kabupaten Pacitan, membujur kearah timur hingga Kabupaten Banyuwangi (mulai Semenanjung Blambangan). Daerah pegunungan selatan merupakan bagian dari sayap kiri daerah geantiklin besar yang puncaknya diperkiran berada di sekitar Zona Solo. Daerah geantiklin tersebut yang akhirnya menjadi daerah yang membatasi Zona Pegunungan Selatan dan Zona Solo yang ada disebelah utara. Pergerakan lempeng Indo – Australia yang menunjam di Selatan Pulau Jawa membentuk struktur permukaan bumi berupa daerah hasil pengangkatan di zona penunjaman. Proses inilah yang membentuk struktur atau Zona Pegunungan selatan merupakan bentukan lahan yang terdapat di daerah pesisir selatan Pulau Jawa dan membentang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur sendiri Zona Pegunungan Selatan mencakup kawasan geopark Gunung Sewu di Kabupaten Pacitan, membujur kearah timur hingga Kabupaten Banyuwangi (mulai Semenanjung Blambangan). Daerah pegunungan selatan merupakan bagian dari sayap kiri daerah geantiklin besar yang puncaknya diperkiran berada di sekitar Zona Solo. Daerah geantiklin tersebut yang akhirnya menjadi daerah yang membatasi Zona Pegunungan Selatan dan Zona Solo yang ada disebelah utara. Pergerakan lempeng Indo – Australia yang menunjam di Selatan Pulau Jawa membentuk struktur permukaan bumi berupa daerah hasil pengangkatan di zona penunjaman. Proses inilah yang membentuk struktur atau

Gambar 2.29. Zonasi Daerah Pegunungan Selatan di Jawa Timur

(Sumber. Citra Google Earth)

Seperti yang terlihat pada citra satelit, untuk wilayah Jawa Timur sendiri Zona Pegunungan Selatan terbagi menjadi 3 bagian yaitu Zona Pegunungan Selatan bagian Barat dan Zona Pegunungan selatan bagian Tengah dan Zona Pegunungan Selatan bagian Timur. Antara Zona Pegunungan Selatan bagian Barat dan Zona Pegunungan Selatan bagian tengah dipisahkan oleh dataran pantai dan alluvial vulkanik Gunung Argopuro yang membentang dari daerah Kunir Kabupaten Lumajang hingga daerah Kencong Kabupaten Jember. Selanjutnya Zona Pegunungan Selatan kembali muncul di daerah Wuluhan Kabupaten Jember hingga Kecamatan Bulurejo. Sementara Zona Pegunungan Selatan bagian Timur hanya mencakup kesuluruhan Semenanjung Blambangan atau dataran Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi yang dibatasi oleh zona dataran fluvial di sebelah barat. Secara lebih spesifik berikut adalah sebaran satuan bentuk lahan di Zona Pegunungan Selatan wilayah Jawa Timur.

Gambar 2.30 Sebaran Satuan Bentuk Lahan Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur. (Sumber. Peta Ekoregion Jawa Timur)

Berdasarkan gambar diatas, terlihat Zona Pegunungan Selatan dimulai dari daerah Kabupaten Pacitan berupa dataran struktural yang masih berada satu kompleks dengan kawasan Geopark Gunung Sewu di Jawa Tengah dan Yogjakarta. Proses pengangkatan yang kuat pada daerah ini membentuk satuan bentuk lahan berupa patahan dan lipatan yang banyak tersebar di daerah barat Zona ini. Salah satu contoh penampakan perbukitan struktural di Zona Pegunungan Selatan bagian Barat adalah Gunung Lanang di Kabupaten Pacitan. Gunung Lanang sendiri memiliki tebing tinggi munjulang dan curam, seperti yang dapat dilihat dari penampakan citra satelit. Gunung Lanang memiliki ketinggian yang curam dapat dicirikan dengan muncul nya rona gelap disekitar obyek Gunung Lanang. Rona gelap dari obyek dalam citran menandakan bayangan dari obyek yang di interpretasikan tersebut. Berikut merupakan gambar interpretasi citra satelit Gunung Lanang dan penampakan yang sebenarnya. Kawasan Gunung Sewu Pacitan umumnya berbentuk plato gamping yang terungkit ke arah Selatan (Verstappen, 2014)

Gambar 2.31Citra Gunung Lanang di Pacitan Gambar2.32 Kenampakan Gunung Lanang

(Sumber. Citra Google Earth) di Pacitan (Sumber. Citra Google Earth) Kenampakan perbukitan dan pegunungan stuktural seperti yang terdapat di

daerah Kabupaten Pacitan berlanjut hingga Kabupaten Ponorogo dan Pacitan. Sepanjang jalur ini ditandai oleh topografi yang relatif kasar kasar sejauh kurang

70 Kilometer sampai wilayah Kabupaten Tulungagung sebalah barat (Kecamatan Bandung dan Tanggung Gunung) untuk kemudia dilanjukan berlanjut ke arah barat dengan topografi yang lebih landai. Daerah pegunungan Selatan kemudian berlanjut hingga Kabupaten Tulungagung, membentang kearah timur melewati Kabupaten Blitar dan berhenti di Kabupaten Malang (Gambar 2.30). Sepanjang jalur tersebut zona pegunungan selatan didominasi oleh satuan bentuk lahan solusional karst dengan sedikit bentukan pegunungan struktural di Kecamatan Dampit - Kabupaten Malang. Jalur ini memiliki topografi yang lebih landai daripada daerah sebelah barat dan dicirikan dengan banyak terbentuknya batuan khas daerah karst seperti batu kapur dan batu gamping. Di beberapa daerah seperti Kabupaten Tulungagung, proses tekanan dan suhu mengakibatkan batuan kapur maupun gamping pada daerah ini mengalami proses metemorfosisis membentuk batuan malihan batu onyk maupun marmer yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Gambar 2.33 Citra Pertambangan Batu Marmer Gambar 2.34 Pertambangan Batu Marmer Tulungagung (Sumber. Citra Google Earth)

Tulungagung (Sumber. Citra Google Earth)

Pegunungan Struktural yang tersisa di daerah Kabupaten Malang tersebut berlanjut hingga pada akhrinya di Kabupaten Jember, Zona Pegunungan Selatan dipisahkan oleh dataran aluvial kaki gunung dan bentukan lahan marin di sepanjang jalur Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang hingga daerah pesisir pantai selatan Kecamatan Kencong – Kabupaten Jember. Zona Pegunungan Selatan muncul kembali di Kabupaten Jember dengan ditandainya pegunungan struktural lipatan yang terbentuk di Kecamatan Wuluhan – Kabupaten Jember hingga Kecamatan Bulurejo – Kabupaten Banyuwangi sebagai Zona Pegunungan Selatan bagian tengah. Antara Zona Pegunungan Seleatan bagian tengah dengan Zona Pegunungan Selatan bagian timur dipisahkan oleh dataran fluvial dan dataran kaki Gunungapi Raung - Ijen. Zona Pegunungan Selatan bagian Timur di Jawa Timur mencakup keseluruhan daerah Semenanjung Blambangan di Kabupaten Banyuwangi dengan didominasi bentukan lahan perbukitan solusional di hampir keseluruhan hutan Alas Purwo .

Proses Pembentukan Zona Pegunungan Selatan bagian tengah dan Timur lebih dipengaruhi pula oleh vulkan aktif di sepanjang jalur Zona Pegunungan Solo. Pengaruh vulkan aktif ini memisahkan antara Zona Pegunungan Selatan di Jawa Timur seperti dataran kaki Gunungapi Argupuro yang memisahkan Zona Pegunungan Selatan bagian Barat dengan Zona Pegunungan Selatan bagian tengah. Pengaruh vulkan aktif dari kompleks Gunung Ijen – Raung memisahkan antara Zona Pegunungan Selatan bagian tengah dan Zona Pegunungan Selatan bagian Timur dengan dikombinasi oleh dataran fluvial atau pengendapan sungai.

Tabel 2.5 Satuan Bentuklahan Zona Pegunungan Selatan No

Bentuklahan Struktur Bentuklahan Pegunungan Solusional karst,

1 Struktural Pegunungan Struktural lipatan Perbukitan solusional patahan,

2 Solusional

Perbukitan solusional karst, Perbukitan solusional

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

ANALISIS EKSPOR INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

11 104 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64