Potensi Bencana di Jawa Timur

2.3 Potensi Bencana di Jawa Timur

Bencana merupakan suatu rangkaian atau peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, keruskan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (bnpb.go.id). Dalam cakupan wilayah Jawa Timur, bencana alam yang terjadi lebih didimonasi oleh bencana hidometeorologi. Tercatat sepanjang tahun 2017, terdapat 382 kejadian bencana di Jawa Timur dengan rincian

83 kejadian bencana tanah longsor, kebakaran hutan 59 kejadian, kebakaran pemukiman 9 kejadian, gerakan tanah 6 kejadian, banjir ron 2 kejadian, dan banjir – tanah longsor sebanyak 6 kejadian. Beberapa bencana tersebut terjadi sebagai

akibat dari kondisi Geomorfologi nya baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti pada kejadian bencana tanah longsor dimana selain disebabkan oleh kondisi topografi juga dipengaruhi oleh kondisi cuah hujan. Berikut secara lebih spesifik dijelaskan beberapa kejadian bencana serta potensi bencana yang ada di Jawa Timur, diantaranya bencana letusan gunung api, longsor, banjir dan banjir bandang kekeringan dan tsunami.

1. Letusan Gunung Api Bencana letusan gunung api merupakan ciri khas dari daerah yang dilalui zona penunjaman atau zona subduksi. Zona penunjaman sendiri mengakibatkan dataran-dataran gunung api muncul didaerah tersebut seperti halnya di Pulau Jawa. Jawa Timur sendiri merupakan daerah yang rawan akan bencana letusan gunung api sebagai akibat dari banyaknya aktivitas vulkanik gunung api didaerah tersebut. Sebagai contoh, aktivitas vulkanik aktif yang terdapat di daerah Jawa Timur adalah Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Raung, Gunung Ijen, Gunung Kelud, Gunung Lamongan dan Gunung Arjuna- Welirang. Berikut data aktivitas gunung berapi aktif di Jawa Timur.

Tabel 2.6 Potensi Bencana Erupsi Gunungapi Zona Solo

NO. Gununapi

Level Status

Aktivitas Terakhir

1. Gunung Bromo

II WASPADA

20 Oktober 2016

2. Gunung Semeru

II WASPADA

2 Mei 2013

3. Gunung Raung

I NORMAL

20 Oktober 2016

4. Gunung Ijen

I NORMAL

8 Agustus 2014

5. Gunung Kelud

I NORMAL

7 Agustus 2014

6. Gunung Lamongan

I NORMAL

19 April 2012

1995 Welirang (Sumber. Laporan Harial Pusdalops – PB BNPB Jawa Timur Mei 2017) Berdasarkan data diatas diketahui bahwa aktivitas vulkanik paling aktif di Jawa Timur hingga saat ini adalah Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Kedua gunung tersebut merupakan jenis gunung api stratovolcano, dimana tipe gunungapi ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan tipe gunungapi lainnya. Tipe gunungapi stratovolcano memiliki potensi letusan yang lebih berbahaya daripada tipe gunung api lain. Gunungapi tipe ini umumnya terbentuk dari zona subduksi dengan membentuk rantai disepanjang lempeng tektonik. Akibatnya Gunungapi Stratovolcano umumnya memiliki bentukan yang cukup tinggi dan terdapat kerucut vulkanik. Kerucut vulkanik ini yang menghambat dan membentuk akumulasi gas dan magma sehingga letusan gunung api ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Contoh lain dari gunungapi tipe stratovolcano yang memiliki letusan yang cukup besar adalah Gunungapi Kelud di Kabupaten Kediri. Gunungapi ini terakhir meletus pada tanggal 13 Februari 2014 dimana letusan tersebut dinyatakan sebagai letusan yang lebih besar dibanding letusan sebelumnya pada tahun 1990.

7. Gunung Arjuna - I NORMAL

Gambar. 2.37 Kerusakan Pasca Letusan Gunungapi

Kelud (1) (Sumber. Google Imagae)

Gambar 2.38 Kerusakan Pasca Letusan Gunungapi Kelud (2) (Sumber. Google Image)

2. Tanah Longsor Bencana tanah longsor paling mendominasi kejadian bencana yang ada di Jawa Timur. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur, tecatat jumlah kejadian tanah longsor sebanyak 83 kejadian. Data tersebut belum termasuk kejadian longsor yang disertai banjir dengan jumlah sebanyak 6 kejadian. Bencana tanah longsor sering terjadi di daerah dataran tinggi seperti daerah perbukitan maupun pegunungan dengan kemiringan lereng yang curam. Bahaya tanah longsor ditentukan berdasarkan klasifikasi kemeringan lereng. Namun terdapat faktor – faktor lain yang menjadi parameter untuk menentukan kondisi rawan longsor suatu daerah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Daerah menetapkan beberapa 2. Tanah Longsor Bencana tanah longsor paling mendominasi kejadian bencana yang ada di Jawa Timur. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Timur, tecatat jumlah kejadian tanah longsor sebanyak 83 kejadian. Data tersebut belum termasuk kejadian longsor yang disertai banjir dengan jumlah sebanyak 6 kejadian. Bencana tanah longsor sering terjadi di daerah dataran tinggi seperti daerah perbukitan maupun pegunungan dengan kemiringan lereng yang curam. Bahaya tanah longsor ditentukan berdasarkan klasifikasi kemeringan lereng. Namun terdapat faktor – faktor lain yang menjadi parameter untuk menentukan kondisi rawan longsor suatu daerah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Daerah menetapkan beberapa

Tabel 2.7 Potensi Bencana Tanah Longsor Provinsi Jawa Timur

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

ANALISIS EKSPOR INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

11 104 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64