Potensi Sumber Daya Alam Jawa Timur

2.2 Potensi Sumber Daya Alam Jawa Timur

a. Potensi Kandungan Hidrokarbon Pada Bagian Zona Utara Indonesia merupakan daerah dengan pertemuan tiga lempeng yang hingga

saat ini aktif bergerak. Pertemuan tiga lempeng tersebut mengakibatkan pengaruh hampir pada seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh tersebut yaitu adanya patahanatau sesar, rangkaian gunungapi yang biasa dikenal dengan busur vulkanikdan berhenti di Pulau Sumbawa, kemudian berbelok arah ke Laut Banda menuju arah utara ke daerah Maluku Utara, Sulawesi Utara dan terus ke Filipina, serta banyaknya cekungan-cekungan pengendapan sedimen yang tersebar di Indonesia. Cekungan tersebut memberikan dampak positif yaitu adanya potensi hidrokarbon, wilayah yang yang terdapat cekungan yang mengandung karbon yaitu Cekungan Sunda yang terdiri dari Cekungan Sumatra Utara, Cekungan Sumatra Tengah, Cekungan Sumatra Selatan, Cekungan Kalimantan Timur, dan Cekungan Jawa timur.

Cekungan Jawa Timur dibatasi oleh Busur Karimunjawa yang memisahkan Cekungan Jawa Barat Utara disebelah barat. Cekungan Jawa Timur dikelompokkan sebagai cekungan belakang busur dan berada pada batas tenggara dari Lempeng Eurasia (Mudjiono dan Pierno, 2000). Proses terbentuknya cekungan ini diinterprestasikan dimulai anatara Kapur Bawah dan Eosen ketika terjadi subduksi kearah barat laut dari kerak benua di sepanjang tepi baratdaya Kalimantan berubah arahnya ke bagian selatan dan Timur (Hamilton, 1979). Proses tektonik pada zaman Kapur Akhir sampai Tersier Awal mengakibatakan terbentuknya horst dan graben, hal tersebut menjadi pemicu adanya cekungan.

Patahan-patahan mulai terjadi pada masa Tersier, selain patahan proses tektonik yang terjadi yaitu sesar normal yang berpengaruh terhadap pola sedimentasi.

b. Potensi Panas Bumi Pada Bagian Tengah Jawa Timur Berada pada daerah ring of fire, Indonesia didominasi oleh gunungapi yang

mengakibatkan pada beberapa daerah memiliki sumber daya alam panas bumi (geothermal). Sumber panas bumi atau geothermal banyak dijumpai pada Pulau

Jawa yang membentang dari barat hingga ke timur. Pulau Jawa termasuk dalam zona subduksi yang terletak di Selatan Pulau Jawa. Zona subduksi ini merupakan tumbukan antara kerak samudra (Indo-Australia)dan kerak benua (Eurasia). Terjadinya tumbukan dua lempeng tersebut mengakibatkan magma naik ke permukaan dan membentuk pegunungan di sepanjang Pulau Jawa.

Jawa Timur adalah salah satu dari beberapa Provinsi di Indonesia yang dikaruniai potensi sumber daya energi dan mineral yang berlimpah. Sumber daya tersebut terbentang dari arah utara hingga ke selatan (mulai dari pesisir dan perairan Laut Jawa sampai dengan pesisir laut Hindia) dari arah Barat ke Timur (mulai perbatasan Jawa Timur- jawa Tegah sampai pesisir selat Bali, ditemui sumber dan pusat kekayaan sumber daya mineral yaitu mineral energi (minyak dan gas bumi serta panas bumi) dan mineral bahan galian logam atau non logam atau industri (pasir timah, sulfur, fosfat, mika, belerang, fluorit, felspar, ziolit dan diatomea). Potensi sumber daya mineral energi di Jawa Timur memberikan pengaruh yang baik bagi Indonesia karena dengan adanya sumber daya tersebut dapat menjadi cadangan sumber daya mineral yang saat ini banyak di eksploitasi.

Potensi panas bumi di Jawa Timur terdiri dari sistem geothermal yang berasosiasi dengan gunungapi dianataranya gunungapi kuarter (Gunungapi tua: Ngebel-Wilis, Gunungapi Pandan, Gunung Arjuno, Argopuro dan Ijen), diikuti oleh sistem outflow (Gunungapi intermediet: Cangar, Songgoriti, Tritis), sistem geothermal yang berasosiasi dengan Gunungapi tersier (Gunungapi muda: Melati, Rejosari) dan satu sistem geothermal non-vulkanik (Tirtosari).

 Ngembel-Ponorogo Potensi panas bumi ngembel terletak pada daerah Gunung Wilis kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Survey pendahuluan dilaksanakan oleh Pertamina (persero), selanjutnya dengan penyelidikan lebih rinci meliputi analisa geologi, analisa geokimia, analisa geofisika dan analisa pengeboran minyak didapatkan hasil

1. 0 Mata air Padusan dengan temperatur 74 C

2. 0 Batuan Umbahan dan Fumanol dengan temperatur 87,7 C

3. 0 Perkiraan suhu bawah permukaan sekitar 240 C

4. Luas wilayah prospek sekitar 15 Km persegi.

5. Kondisi lingkungan merupakan endapan vulkanik Gunung Wilis

6. Potensi cadangan terduga 120 MW  Blawan- Ijen Lokasi Blawan-Ijen memiliki potensi sebesar 270 MW, Blawan-Ijen memiliki

kaldera yang dihasilkan oleh letusn dari Gunung Ijen purba. Morfologi ini bisa dilihat lingkaran kaldera Gunung Kendeng. Belawan-Ijen didominasi oleh aktivitas vulkanik kuarter. Pada sisi uatara batuan didominasi oleh batuan Gunung Ijen purba seperti breksi, lava dan tuff basaltik. Di dalam kaldera yang didominasi oleh Gunung ijen muda terdapat batuan tuff, breksi dan lava (Utama dkk, 2012). Sisitemgeothermal Gunung Ijen memiliki manifestasiyang sangat terkenaal yakni kawan Ijen yang terdapat di puncak gunung. Kawah Ijen banyak solfatara

dengan temperatur mencapai 200 0

C. Di sisi lain terdapat manifestasi berupa mata air panas yang terdapat di Desa Belawan.Suhu permukaan Ijen berkisar 35- 500C, dari analisis Geokimia dikonfirmasi mengandung air yang berkondensasi menjadi karbonat. Sedangkan suhu permukaan di dekat Kawah Ijen

temperaturnya mencapai 61 0 C (utama dkk, 2012). Sisitem Geothermal yang ada

di daerah Kawah ijen adalah sistem zona upflow di Kawah Ijen dan zona outflow di Belawan. Berdasarkan sisitem jampit, daerah outflow meiliki batas berupapatahan sungai Banyupahit (Utamadkk, 2012).  Arjuno-Welirang Berdasarkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timur, kawasan Arjuno-Welirang menyimpan energi panas bumi setara 92 megawatt elektrik (Mwe) (Media Indonesia, 2013) dari total potesi yang telah dihitung yaitu sebesar 230 MW. Prospek geothermal di Arjuno Walirang memiliki sisitem geothermal dengen suhu tinggi.karakteristik ini dapat dilihat dari manifes permukaannya berupasolfatara dan fumarol yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Sumber panas dan zona upflow dibawah Gunung Welirang berasosiasi dengen batuan andesitik. Pada sayap utara dan timur gunung ini terdapat warm spring yang mengandung bikarbonat (Daerah Cangar dan

Padusan) (Kasbani, 2008). Suhu resevoirnya berkisar 190-230 0

C. Reservoir C. Reservoir

 Wilis-Argopuro Potensi geothermal di area ini sebesar 185 MW. Sisitem geothermal Argopuro

ditandai dengan munculnya fumarol yang ada di puncak Gunung Argopuro. Fumarol ini menjadi tanda kuat untuk zona upflow dan zona outflow yang kondensasi airnya mengikuti patahan ke arah Utara-Selatan dan Barat laut- Tenggara, dengan area 50 Km 2 zona onduktifitas yang lemah, kemungkinan

reservoirnya merupakan andesitic, basalt dan tuff. Sumber panas berlokasi di zona upflow pada puncak Argopuro. Reservoir ini diperkirakan bersuhu higga 310 0 C.  Tiris- Gunung Lamongan Potensi panas bumi di daerah ini diindikasikan dengan adanya kemunculan warm spring disepanjang Sungai Tancaksebagai patahan barat laut-barat daya. Tipe dari warm spring ini mengandung bicarbonate-chloride dengan temperatur

0 diatas 43 0 C dan pH netral. Reservoirnya memiliki temperatur 180-220 C. Fluidanya berasal dari air meteoric berakomodasi di batuan reservoir yang

tersusun atas batuan breksi dan lava andesit. Selain dari tipe air dan temperatur dari manifes, geothermal di Tiris merupakan zona outflow dari zona upflow Gunung Lamongan, potensi di daerah ini yaitu 140 MW

 Rejosari dan Melati Potensi geothermal di Rejosari dan Melati dinilai ada dibawah satandar. Potensi

diarea ini masing-masing adalah sebesar 25 MW. Sesuai syarat minimal, sumber panas bumi harus berada pada daya sekitar 75 megawatt sehingga daerah ini tidak dapat dijadikan sebagai pembangkit listrik (Jurnal Berita, 2011). Prospek geothermal ini ditandai dengan munculnya warm spring di Desa Karangrejo dan Tinatar. Litologi daerah ini didominasi oleh vulkanik tersier dan batuan sedimen (Miosen), seperti konglomerat, sandstone, siltstone, limestone dan mudstone

dari formasi Arjosari dan Jaten.Suhu di Karangrejo dan Tinatar mencapai 40 0 C dan pH netral analisis geothermal memperlihatkan tipe airnya mengadung warm dari formasi Arjosari dan Jaten.Suhu di Karangrejo dan Tinatar mencapai 40 0 C dan pH netral analisis geothermal memperlihatkan tipe airnya mengadung warm

 Tirtosari Potensi geothermal yang terletak di Sumenep, Madura sebesar 10 MW.manifestasi permukaan di daerah ini adalah hot spring.setting geologi daerah ini didominasi oleh batuan sedimen dari formasi Madura dan formasi Ngayong yang terdiri dari batuan limestone,dolomite limestone dan sandstone. Geothermal Tirtosari diharapkan dapat menggunakan sistem geopressured yang berasosiasi dengan cekungan sedimentasi yang memanjang dari Jawa Barat hingga Jawa Timur, yaitu: zona depresi bogor- Serayu Utara- Kendeg-Madura.

 Songgoriti Prospek geothermal di Songgoriti diidentifikas dengan kehadiran warm spring yang suhunya sekitar 47 0

C. Songgoriti sisitemnya berbeda dengan Gunung

Welirang bagian utara karena adanya perbedaan karakteristik fluida di daerah tersebut. Sumber panasnya disinyalir berasal dari Gunung Panderman atau Gunung Kawi dimana kedua gunung ini merupakan pisahan dari erupsi besar Gunung Arjuno- Welirang di masa lampau. Geothermometer air menunjukkan

suhu reservoir di daerah ini sekitar 170-210 0 C dengan litologi batuan vulkanik kuarter. Menifestasi permukaan aktif di deothermal Songgoriti hanya

mengindikasikan siistem geothermal pada zona outflow yang munculdikontrol oleh struktur dan kontak litologi daerah tersebut. Potensi di area ini adalah sebesar 25 MW.

 Gunung Pandan Potensi di area ini adalah sebesar 50 MW. Sistem geothermal ini terdapat di

Bojonegoro, Jawa Timur, hingga saat ini belum ada survei terkait geologi, geokimia dan geofisika, daerah ini. Tapi sisitem ini diidentifikasi oleh air panas dengan suhu permukaan sekitar 350C didekat Gunung Pandan dengan tipe gunungapi Pleistosen.

 Bromo-Semeru Potensi geothermal pada daerah Bromo-Semeru diperkirakan mencapai 500 megawatt

Jawa Timur memiliki potensi panas bumi yang cukup besar, setiap titik berpotensi menghasilakn panas bumi yang mencapai 10 megawatt (MW) hingga 100 MW. Jawa Timur menjadi penyumbang energi geothermal sebesar 50% yang berada di 12 titik lokasi, meliputi Ngebe-Madiun, Blawan-Ijen, Arjuno- Welirang, Wilis-Argopuro, Tiris-Gunung Lamongan, Rejosari, Melati, Tirtosari, Cangar, Songgoriti, dan Gunung Pandan, dari beberapa gunung tersebut terdapat potensi geothermal yang paling besar yaitu terdapat pada Arjuno-Walirang, Blawah Ijen dan Wilis-Argopuro diperkirakan mempunyai cadangan sebesar 274 Mwe dan total daya sebesar 240 Mwe. Banyaknya sumber daya geothermal pada daerah Jawa Timur mrnjadikan Jawa Timur sebagai tanah Energi (land of energy ).

Jawa Timurr berada pada urutan ke 7 dari 33 provinsi dengan potensi geothermal 1,2GW. Jawa Barat berada di posisi pertama dengan potensi 5,6 GW dan dimanfaatkan sebesar 726 MW.Jawa Timur masih belum memanfaatkan potensi ini dan masih mengandalkan energi fosil yang menghasilkan emisi karbon yang tinggi dan tidak dapat diperbarui. Pengebangan energi geothermal ini dinilai penting untuk Jawa Timur mengingat untuk potensi panas bumi atau geothermal yang besar. Pentingya pengembangan geothermal pada wilayah Jawa Timur menjadi alasan yang tetap karena pertumbuhan ekonomi jawa Timur berbanding lurus dengan ketersediaan energi listrik, jadi dengan adanya perkembangan geothermal sebagai pembangkit listrik di Jawa Timur, akan menaikkan pertumbuhan ekonominya. Situasi ketenagalistrikan Indonesia sekarang menunjukan adanya ketidak seimbangan antara pertumbuhan konsumsi energi listrik yang tinggi mencapai 6,63% pertahun. Pemanfaatan geothermal akan meningkatkan pendapatan pemerintah disektor pajak.

1. Pemanfaatan Geothermal di Jawa Timur Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timut Dewi J. Putrianti, Jawa timur termasuk provinsi yang tertinggal dalam pemanfaatan sumber energi panas bumi. Jawa Tengah sudah memiliki dua pembangkit energi panas bumi, dan empat lainnya sudah berdiri di Jawa Barat (Listiyanti, 2013). Pemaksimalan energi panas bumi sangat kompleks, salah satunya karena keberadaan panas bumi tersebut berada di kawasan hutan lindung. Saat ini baru 1. Pemanfaatan Geothermal di Jawa Timur Menurut Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Timut Dewi J. Putrianti, Jawa timur termasuk provinsi yang tertinggal dalam pemanfaatan sumber energi panas bumi. Jawa Tengah sudah memiliki dua pembangkit energi panas bumi, dan empat lainnya sudah berdiri di Jawa Barat (Listiyanti, 2013). Pemaksimalan energi panas bumi sangat kompleks, salah satunya karena keberadaan panas bumi tersebut berada di kawasan hutan lindung. Saat ini baru

2. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi Potensi geothermal di Jawa Timur sangat besar, namun jika ingin dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik masih harus dikaji terlebih dulu melalui survey terpadu yaitu geologi, geofisika dan geokimia. Dari seluruh potensi geothermal di Pulau Jawa, kebanyakan pemanfaatan sebagai pembangkit listrik dan dijadikan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panasbumi mendominasi di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pemerintah Jawa Timur mulai menggerakkan potensi ini sejak tahun 2011 dengan melakukan pelelangan area geothermal di 2 lokasi yaitu Telaga Ngebel dan Blawan Ijen. Kedua sumber panas bumi yang bisa diolah jadi energi listrik itu berpotensi 275 MW dengan rincian dan total nilai lelang kedua sumber energi listrik itu mencapai Rp 4-6 triliun. Sekarang total daerah yang akan dikembangkan untuk pembangkit listrik di Jawa Timur ada 3 yaitu Ngebel, Belawan-Ijen dan Arjuno-Welirang. Sementara yang lain masih pada tahap survey. Teknologi pembangkit listrik panas bumi berdasarkan jenis fluida kerja panas bumi yang diperoleh terbagi menjadi 3 jenis yaitu:

a. Vapor dominated system ( sistem dominasi uap)

b. Flushed steam system

c. Binary cycle system Perbedaan ketiganya berdasarkan temperatur ciri-ciri Vapor dominated system (Sistem dominasi uap) adalah terbentuk apabila natural recharge sangat kecil karena permeabilitas di luar reservoir rendah. Umumnya pada bagian atas reservoir terbentuk lapisan kondensat yang tebal, di mana bagian atas kondensat bersifat asam. Heat loss lebih kecil dibandingkan hot water system pada ukuran yang sama, untuk geothermal yang memiliki temperatur rendah biasanya digunakan Flash steam system atau Binary cycle system. Untuk Binary cycle c. Binary cycle system Perbedaan ketiganya berdasarkan temperatur ciri-ciri Vapor dominated system (Sistem dominasi uap) adalah terbentuk apabila natural recharge sangat kecil karena permeabilitas di luar reservoir rendah. Umumnya pada bagian atas reservoir terbentuk lapisan kondensat yang tebal, di mana bagian atas kondensat bersifat asam. Heat loss lebih kecil dibandingkan hot water system pada ukuran yang sama, untuk geothermal yang memiliki temperatur rendah biasanya digunakan Flash steam system atau Binary cycle system. Untuk Binary cycle

c. Potensi Tambang dan Mineral di Bagian Selatan Selain itu terdapat potensi emas, perak dan tembaga pada beberapa daerah yang ada di jawa Timur, erdasarkan hasil kerjasama eksplorasi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang pada tahun 2003, ditemukan potensi yang layak diperhitungkan di daerah Kabupaten Malang, Banyuwangi. Bahkan khusus di Banyuwangi cadangannya sekitar 500 ton emas. Pasir Besi. Jawa Timur punya kota Lumajang dengan Cadangan Pasir Besi terluas di Indonesia dengan luas 60 ribu hektar. Kadar besi nya berkisar antara 30-40 %. Potensi Keseluruhan Pada Wilayah Jawa Timur Potensi yang dimiliki Provinsi Jawa timur sanagt beragam seperti pertanian, kehutanan, kelautan, dan perikanan serta perkebunan

a. Pertanian Potensi pertanian berdasarkan Perda Jawa Timur No. 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, luas eksisting kawasan pertanian sebesar 2.020.491,71 ha dengan rincian pertanian lahan basah sebesar 911.863 ha dan pertanian lahan kering/tegalan/kebun campur sebesar 1.108.627,71 ha. Rencana penggunaan lahan untuk pertanian lahan basah berupa sawah beririgasi teknis dengan luas sekurang-kurangnya 957.239 Ha atau 20,03% dari luas Jawa Timur dengan peningkatan jaringan irigasi semi teknis dan sederhana menjadi irigasi teknis tersebar di masing-masing wilayah sungai. Rencana pengembangan pertanian lahan kering di wilayah Provinsi Jawa Timur ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 849.033 Ha atau 17,76% dari luas Jawa Timur yang diarahkan pada daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan irigasi, untuk a. Pertanian Potensi pertanian berdasarkan Perda Jawa Timur No. 5 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, luas eksisting kawasan pertanian sebesar 2.020.491,71 ha dengan rincian pertanian lahan basah sebesar 911.863 ha dan pertanian lahan kering/tegalan/kebun campur sebesar 1.108.627,71 ha. Rencana penggunaan lahan untuk pertanian lahan basah berupa sawah beririgasi teknis dengan luas sekurang-kurangnya 957.239 Ha atau 20,03% dari luas Jawa Timur dengan peningkatan jaringan irigasi semi teknis dan sederhana menjadi irigasi teknis tersebar di masing-masing wilayah sungai. Rencana pengembangan pertanian lahan kering di wilayah Provinsi Jawa Timur ditetapkan dengan luas sekurang-kurangnya 849.033 Ha atau 17,76% dari luas Jawa Timur yang diarahkan pada daerah-daerah yang belum terlayani oleh jaringan irigasi, untuk

b. Perkebunan Dari data luas areal perkebunan yang ada di Jawa Timur, yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa, yaitu sebesar 287.334 Ha dengan hasil produksi sebesar 252.672 ton. Diikuti oleh luas areal perkebunan tebu 218.706

ha. dengan produksi sebesar 1.258.469 ton. Sedangkan hasil produksi perkebunan lainnya adalah jambu mente (12.719 ton), kopi (58.135 ton), cengkeh (9.804 ton), kapuk randu (26.198 ton), kapas (228 ton), teh (7.175 ton), tembakau (108.004 ton), karet (27.850 ton), dan kakao (30.299 ton).

c. Kehutanan Data Perum Perhutani Unit II Jawa Timur memperlihatkan bahwa hutan di Jawa Timur luasnya mencapai 1.361.059,69 ha, yang terdiri dari hutan produksi seluas 812.060,31 ha dan hutan lindung seluas 321.775,33 ha. Luas tebangan hutan pada tahun 2013 adalah sebesar 30.851 ha yang didominasi oleh kayu jati sebesar 21.308 ha. Produksi kayu jati terbesar se Jawa Timur berasal dari daerah Banyuwangi Utara dan Banyuwangi Selatan, sedangkan produksi kayu rimba terbesar berasal dari daerah Kediri dan Jember.

d. Peternakan Dari segi peternakan Jumlah populasi kuda pada tahun 2014 sebanyak 10.536 ekor , sapi potong 4.125.333 ekor , sapi perah 245.246 ekor, kerbau 58.507 ekor , kambing 3.090.159 ekor , domba 1.221.758 ekor, babi 41.875 ekor , ayam 255.526.647 ekor dan itik 4.912.393 ekor. Produksi telur selama tahun 2014 sebesar 348.414.727 kg, terbanyak berasal dari Kabupaten Blitar sebesar 112.945.142 kg dari keseluruhan produksi telur di Jawa Timur. Pengiriman ternak besar ke luar Jawa Timur terbanyak sapi potong sebesar 118.753 ekor, Sedangkan pengiriman ternak kecil dan unggas terbanyak kambing sebesar 61.630 ekor.

e. Perikanan Potensi perikanan Provinsi Jawa Timur pada dasarnya adalah pengembangan perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengelolaan serta pemasaran hasil perikanan yang dikemas dalam sebuah sistem minapolitan. Pengembangan kawasan perikanan tangkap di Jawa Timur memiliki prospek yang bagus, didukung oleh pengembangan pelabuhan perikanan Brondong yang terletak di Pantai Utara Jawa Timur, pengembangan pelabuhan perikanan Muncar di kabupaten Banyuwangi, dan Prigi di Kabupaten Trenggalek. Pengembangan kawasan peruntukan budidaya terdiri dari:

1. Sektor perikanan budidaya air payau berada di kawasan Ujung Pangkah dan Panceng di Kabupaten gresik, serta Sedati di kabupaten Sidoarjo dengan komoditas ikan bandeng dan garam

2. Perikanan budidaya air tawar berada pada kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Magetan, malang, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Jember, dan Banyuwangi

3. Perikanan budidaya air laut tersebar pada wilayah pesisir seperti adanya sentra pengembangan ikan laut di bagian Pantai Utara Jawa Timur.

f. Pertambangan Potensi pertambangan di Jawa Timur dibagi menjadi potensi pertambangan mineral (logam, bukan logam, batuan dan batu bara), potensi pertambangan minyak dan gas bumi dan potensi panas bumi

1. Potensi Tambang Mineral (Logam, Bukan Logam, dan Batubara) Mineral logam yang banyak terdapat di Provinsi Jawa Timur adalah pasir besi dan mangaan, disamping logam emas, tembaga, serta unsur logam Au, Ag, Cu dan Zn. Mineral bukan logam yang banyak terdapat adalah dolomit, pasir kuarsa, dan fosfat, disamping yodium, belerang, zeolit, kaolin, felspar, bentonit, gipsum, kalsit, rijang, pirofilit, dan oker. Adapun potensi batuan yang cukup banyak adalah traas, marmer, tanah liat, tanah urug, opal, kalsedon, diorit, pasir, sirtu, onyx, toseki, breksi, jasper, dan tuff. Untuk batubara, meskipun potensinya kecil tersebar di 3 kabupaten yaitu Pacitan, Trenggalek, dan Tulungagung, dengan total potensi sebesar 6,902.004,35 ton pada area selua 74,1 ha.

2. Potensi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

Provinsi Jawa Timur merupakan daerah yang memiliki potensi pertambangan migas yang cukup potensial, dimana cadangan migas yang telah terbukti mzupun yang masih terduga masih sangat besar. Jawa Timur menduduki posisi peringkat ke-3 sebagai daerah penghasilan pertambangan migas setelah Riau dan Kalimantan Timur. Pada Jawa Timur terdapat 39 blok migas, yang berstatus produksi sebanyak 13 (tiga belas) wilayah kerja, status eksplorasi sebanyak 23 (dua puluh tiga) wilayah kerja dan status pengembangan sebanyak 3 (tiga) wilayah kerja.

g. Potensi Pariwisata Potensi Pariwisata berdasarkan Perda Jawa Timur no tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah provinsi, kawasan peruntukan pariwisata di Provinsi Jawa Timur meliputi daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya, dan daya tarik wisata hasil buatan manusia. Potensi sumber daya alam dalam pemenuhan kebutuhan bangunan pada wiayah Jawa Timur terdapat beberapa potensi yaitu Ball Clay, digunakan sebagai bahan keramik, yang bisa ditemukan di Pacitan, Trenggalek, Blitar, Tuban, dan

Lamongan, dengan cadangan total sebesar 31.519.886 m 3 . Andesit, digunakan sebagai fondasi bangunan atau juga bisa digunakan sebagai hiasan, bisa

ditemukan di Magetan, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Pacitan, Nganjuk, Tulungagung, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Situbondo, dan

Banyuwangi, dengan cadangan total 99.265.267 m 3 . Marmer, digunakan sebagai ornamen bangunan, bisa ditemukan di Pacitan, Tulungagung, Probolinggo,

Lumajang, dan Bojonegoro, dengan cadangan total 65.959.750 m 3 .  Kondisi Tanah

Tanah merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, terdapat tanah yang subur dan tanah yang tidak subur. Tanah yang subur berpotensi sebagai pertanian dan tanah yang tidak subur dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya seperti bangunan, industri dan perdagangan. Tanah yang rawan bencana sebaiknya dihindari sebagai tempat tinggal dan aktivitas penduduk karena dapat membahayakan. Kondisi tanah di Provinsi Jawa Timur dapat di perhatikan pada gambar 2.35

 Kondisi Hidrologi Sungai besar yang terdapat di Jawa Timur yaitu Sungai Brantas (290 km), dan

Bengawan Solo. Sungai Brantas memiliki mata air di daerah Malang, Sungai Brantas membelah menjadi dua di daerah Mojokerto yaitu Kali Mas dan Kali Porong kedua sungai tersebut bermuara di Selat Madura. Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah dan akan bermuara di Gresik, di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan,dan pariwisata. Potensi Cekungan Air Tanah Kawasan Jawa Timur dapat di lihat dari gambar 2.36

Dokumen yang terkait

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL AGRIBISNIS PERBENIHAN KENTANG (Solanum tuberosum, L) Di KABUPATEN LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

27 309 21

ANALISIS KONTRIBUSI MARGIN GUNA MENENTUKAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PRODUK DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN PADA PT. SUMBER YALASAMUDRA DI MUNCAR BANYUWANGI

5 269 94

STUDI PENJADWALAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSAT PERDAGANGAN CIREBON RAYA (PPCR) CIREBON – JAWA BARAT

34 235 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

ANALISIS EKSPOR INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI SENTRA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN KABUPATEN CIREBON JAWA BARAT

11 104 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA MAHASISWA SUKU JAWA DAN SUKU MADURA

6 144 7

HUBUNGAN ANTARA KONDISI EKONOMI WARGA BELAJAR KEJAR PAKET C DENGAN AKTIVITAS BELAJAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 100 15

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

KAJIAN ASPEK HYGIENE SANITASI TERHADAP KONDISI KANTIN MAKANAN JAJANAN ANAK SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Sekolah Dasar Kota Bandar Lampung)

40 194 64