TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH KABUPATEN KARO.
TAMBAR INCUK SEBAGAI ETNOMEDISIN
DI DESA SUKA SIPILIHEN KECAMATAN TIGAPANAH
KABUPATEN KARO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
ROHMANIA BR PERANGIN-ANGIN
3121122007
PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Rohmania Br Perangin-Angin NIM 3121122007. Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif dan langsung melakukan penelitian lapangan yang bertujuan untuk memahami dan menggali informasi tentang sakit incuk, proses pembuatan, proses pengobatan, pantangan, faktor tambar incuk masih digunakan dan pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi literatur.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) incuk dikategorikan oleh masyarakat sebagai penyakit (2). Proses pembuatan dengan cara diiris tipis dan proses pengobatan dengan cara disemburkan. (3). Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial , faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan (4) Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami.
Kesimpulan menunjukkan bahwa tambar incuk merupakan salah satu pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat dan digunakan sebagai alternatif bagi masyarakat untuk pengobatan.
(6)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas cinta, izin, berkat, kasih, dan petunjuk, memberikan kemudahan dan kelancaran yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Tambar Incuk
Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah
Kabupaten Karo. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari skirpsi ini kurang sempurna, masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis memiliki kemampuan terbatas namun karena berbagai bantuan dari banyak pihak baik moril, doa dan materil penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh Karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Ibu. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Medan,
3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi.
(7)
iii
4. Ibu Dr. Nurjannah, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan perhatian dan waktu dalam proses penulisan skripsi hingga selesai.
5. Bapak Drs, Waston Malau, M.SP, Ibu Dra. Puspitawati, M.Si, Ibu Dr. Rosramadhana, M.Si sebagai dosen penguji yang memberikan saran dan masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang memberikan bimbingan dan motivasi selama penulis menjalankan perkuliahan.
7. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Antropologi yang memberikan bimbingan dan pengajaran kepada penulis dalam perkuliahan. 8. Kakanda Ayu Febriani, Spd. M.Sos yang telah membantu mempersiapkan
berkas-berkas dan penyelesaian skripsi ini
9. Kedua orang tua tecinta penulis, Ayahanda tersayanng Rekket Perangin-Angin dan Ibunda tersayang Suriani Br Sembiring yang telah memberikan kasih, doa, motivasi, tenaga, semangat dan materi kepada penulis selama menjalankan perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini.
10. Saudari tersayang penulis kakak Sri Rahayu Br Perangin-Angin (Uwa), Adik Marlisa Br Perangin-Angin (Licha), Sakinah Br Perangin-Angin (Kinah) yang telah menjadi inspirasi dan semangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima Kasih kepada keluarga besar Perangin-Angin, Bapak (Elpio Bangun), Mamak (Victoria Br Ginting) dan juga Bik Rama, Kila Rama, Bik Morgan,
(8)
iv
Kila Morgan, yang sudah memberikan dukungan selama menyelesaikan skripsi ini.
12. Terima kasih kepada adik – adik penulis Nanda (Elmali Nanda Bangun), Izal (Efrizal Theo D. Bangun), dan Impalku yang paling baik Bg Benno (Beno Safinus Ginting) yang sudah sangat membantu penulis dalam meyelesaikan skipsi ini.
13. Teman-teman teristimewa yang selalu mendukung setiap perjuangan penulis Na (Erika Andayani Bangun), K2 Na (Isnaini), Kyungsoo yang udah berpaling ke Jimin ( Leli Pitria), Beb ( Rini Hesti Nasution), Eyang (Herdy Perangin-Angin), Opung (Aries Sihotang), Jan The Best Komting (Jan Wilson Sitanggang), Bg Adon (Adonia Marbun), Papi (Hiasintus Manalu), Mak Tri (Tri Hardianti), Bg Tono (Hartono Situmorang), Mbak Nadis (Gadis Anastasya), Aulia Hidayah, Nur Hamidah, Noni Alfanita, Risqa Mulya Sari 14. Kepada Seluruh Teman Pendidikan Antropologi Stambuk 2012
15. Teman- teman PPL SMP GBKP Kabanjahe Unjuk Kita Remenda, Ika Veronika, Darmina Pratiwi, Leny Astria, Dedy Apriyandi, Mustika Sari T, Irma Sari, dan Ayakimo Tindaon yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
16. Adik-adik kost Cici Amalia, Suri dan juga Zulika yang selalu mendukung penulis.
17. Bapak kepala Desa Suka Sipilihen, Kec. Tigapanah, Kab. Karo Alexander Barus, Sekretaris Desa Sartika Bonasa Perangin-Angin dan semua masyarakat yang sudah membantu memberikan informasi kepada penulis.
(9)
v
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan pembaca.
Medan, September 2016 Penulis,
Rohmania Br Perangin-Angin
(10)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 4
1.3Perumusan Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 5
1.5Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 7
2.1 Kajian Pustaka ... 7
2.2 Kerangka Konsep ... 10
2.2.1 Tambar Incuk ... 10
2.2.2 Etnomedisin ... 13
2.3 Kerangka Teori... 15
2.3.1 Teori Religi ... 15
2.3.2 Etiologi Penyakit ... 16
2.4 Kerangka Berpikir ... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
3.1Jenis Penelitian ... 20
3.2Lokasi Penelitian ... 20
3.3Subjek Dan Objek Penelitian ... 21
3.3.1Subjek Penelitian ... 21
3.3.2 Objek Penelitian ... 22
3.4Teknik Pengumpulan Data ... 22
3.4.1Data Primer ... 22
3.4.1.1 Observasi ... 23
(11)
vii
3.4.1.3 Dokumentasi ... 24
3.4.2. Data Sekunder ... 24
3.5Teknik Analisis Data ... 25
3.5.1 Mengelompokkan Hasil Data ... 25
3.5.2 Menginterpretasikan Data ... 25
3.5.3 Menganalisis Data ... 26
3.5.4 Penarikan Kesimpulan ... 26
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 27
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 27
4.2 Keadaan Demografis Desa ... 30
4.2.1 Agama Dan Pendidikan... 33
4.2.2 Adat Istiadat ... 39
4.3 Pandangan Masyarakat Karo Tentang Incuk Sebagai Penyakit .. 44
4.4 Proses Pembuatan dan Pengobatant Tambar Incuk ... 49
4.4.1 Pulungen (Ramuan) Pertama ... 49
4.4.2 Pulungen (Ramuan) Kedua ... 53
4.4.3 Pantangan Dan Larangan ... 59
4.4.4 Peralatan Untuk Membuat Tambar Incuk ... 60
4.5 Faktor Tambar Incuk Masih Digunakan Masyarakat sebagai Pengobatan Tradisional ... 61
4.5.1 Faktor Sosial ... 61
4.5.2 Faktor Ekonomi ... 62
4.5.3 Faktor Lingkungan ... 64
4.5.4 Faktor Dampak Dan Keberhasilan ... 66
4.6 Pandangan Masyarakat Tentang Tambar Incuk Sebagai Pengobatan Tradisional ... 67
BAB V KESIMPULAN ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN
(12)
viii
DAFTAR TABEL
1. Penggunaan Tanah ... 29
2. Prasarana Pemerintahan ... 30
3. Jumlah Penduduk ... 31
4. Tingkatan Umur ... 32
5. Mata Pencaharian ... 33
6. Agama ... 34
7. Penganut Agama ... 35
8. Tempat Pembelajaran ... 37
9. Jumlah Siswa ... 38
10.Fasilita-Fasilitas ... 39
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia dan pemenuhannya tidak dapat ditunda. Apabila terserang penyakit dan tidak langsung ditangani maka akan dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu tersendiri dari ilmu antropologi yaitu antropologi kesehatan. Masalah yang menjadi kajian dalam antropologi kesehatan adalah aktivitas manusia yang berkaitan dengan kesehatan dan penyakit.
Salah satu bagian yang dibahas dalam antropologi kesehatan adalah etnomedisin. Etnomedisin merupakan kepercayaan dan praktek–praktek yang berkenaan dengan penyakit. Untuk menghadapi dan mengatasi penyakitnya, manusia mempunyai sistem medis yang menerangkan sebab terjadinya penyakit, metode pencegahan dan penyembuhan penyakit disesuaikan dengan konsep masyarakat terhadap penyembuh yang menangani penyakitnya.
Sampai sekarang pengobatan tradisional masih digunakan oleh masyarakat, baik masyarakat yang berada di perkotaan maupun yang berada di pedesaan. Pengobatan tradisional dapat dikatakan sebagai bagian dari budaya. Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi manusia yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit untuk diubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam hubungan sosial.
(14)
2
Kebudayaan terjadi turun-temurun akibat proses internalisasi dari penanaman suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola perilaku dan interaksi manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan pengetahuan tentang penyakit dan sakit sangatlah erat sebagai kebiasaan dan keyakinan budaya yang dianggap sebagai pengetahuan kesehatan bagi masyarakat di daerahnya masing-masing. Masyarakat Karo memiliki beragam pengobatan tradisional, salah satunya adalah tambar incuk.
Tambar incuk terdiri dari dua kata yaitu tambar dan incuk. Tambar berarti obat sedangkan incuk digunakan untuk menamakan penyakit yang diderita akibat terkena guna – guna atau makhluk halus. Jadi, tambar incuk dapat diartikan sebagai obat untuk incuk.
Sakit incuk tidak mempunyai ciri yang khas karena jika dilihat secara kasat mata sakit incuk sama seperti sakit yang biasa dialami masyarakat seperti sakit gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat atau bisul. Perbedaan antara incuk dengan sakit yang biasa dialami masyarakat seperti sakit gigi, kaki bengkak, tangan bengkak dan ada juga yang menyerupai jerawat atau bisul adalah penyebabnya.
Penyebab sakit yang biasa dialami masyarakat adalah gangguan kesehatan sebagai pengaruh dari keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh seperti panas, dingin dan cairan tubuh sedangkan sakit incuk disebabkan oleh makhluk yang tidak kasat mata/makhluk halus yang sengaja ataupun tidak disengaja dikirim oleh orang lain untuk mengganggu kesehatan orang yang terkena sakit incuk tersebut.
(15)
3
Tambar incuk ini dapat digunakan oleh semua usia dari bayi, anak-anak sampai orang dewasa. Tambar incuk dilakukan dengan cara-cara tertentu (spesifik), bahan-bahan tertentu dan tujuan tertentu pula. Tambar incuk sebagai pengobatan merupakan alternatif pengobatan dalam konsep tradisional untuk mengobati sakit yang mungkin saja tidak sesuai dengan pandangan rasional (irrasional). Konsep sakit irrasional berarti sesuatu yang mempengaruhi semua hal yang melampaui kekuasaan manusia, dan berada di luar jalur normal dan wajar.
Tambar incuk digunakan dari dulu sampai sekarang ini. Orang yang membuat tambar incuk tidak memiliki nama julukan atau nama panggilan seperti dukun, tabib atau lainnya yang biasa digunakan untuk memanggil ahli pengobatan tradisional. Pengetahuan tentang tambar incuk tersebut diwariskan dari generasi ke generasi dan biasanya akan diwariskan kepada anak mereka atau orang yang dipercayai cocok dan mampu untuk melakukan pengobatan tambar incuk tersebut. Meskipun dunia pengobatan semakin berkembang dengan pesat tapi bukan berarti penggunaan pengobatan tradisional tambar incuk ini menghilang atau tidak digunakan lagi. Pengobatan tambar incuk ini banyak diminati masyarakat, bahkan masyarakat selain suku Karo pun banyak yang berobat tambar incuk ini. Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tambar Incuk Sebagai Etnomedisin di Desa Suka Sipilihen
(16)
4
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan dalam upaya memudahkan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Incuk sebagai penyakit dan tambar incuk sebagai pengobatan tradisional.
2. Bahan-bahan yang digunakan untuk tambar incuk pada masyarakat Karo.
3. Manfaat dan makna tambar incuk sebagai salah satu pengobatan bagi masyarakat sekitar.
4. Proses pembuatan tambar incuk yang ada di Desa Suka Sipilihen Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.
5. Proses pengobatan incuk dan pantangan saat penggunaan tambar incuk.
6. Hal – hal yang melatarbelakangi masyarakat memilih pengobatan tradisional tambar incuk.
1.3Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai penyakit?
(17)
5
3. Mengapa tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan tradisional?
4. Bagaimana pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional?
1.4Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai penyakit.
2. Mengetahui proses pembuatan dan pengobatan tambar incuk.
3. Mengetahui faktor-faktor tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan tradisional.
4. Mengetahui pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional.
1.5Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang tambar incuk sebagai etnomedisin kepada masyarakat luas.
2. Sebagai referensi tambahan di perpustakaan khususnya yang menyangkut tentang pengobatan tradisional Karo.
(18)
6
b. Manfaat praktis
1. Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang pengobatan tradisional persepsi masyarakat tentang pengobatan tradisional tambar incuk.
2. Menambah pengetahuan pembaca tentang pengobatan tradisional tambar incuk.
3. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan penelitian sejenis.
4. Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
(19)
73
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu manusia berusaha untuk menjaga kesehatannya baik itu dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan kesehatan ada kalanya cara modern dan tradisional dilakukan secara berdampingan. Pengobatan tradisional dianggap memiliki efek samping lebih kecil yang merugikan kesehatan kerena dibuat dari bahan-bahan alami sehingga ada beberapa pengobatan tradisional bisa dilakukan berdampingan dengan pengobatan modern.
1. Sakit incuk disebabkan makhluk halus. Masyarakat menganggap incuk ini sebagai penyakit karena menggangu masyarakat yang terkena incuk untuk melakukan kegiatan sehari –hari. Sehingga incuk dikategorikan masyarakat sebagai penyakit.
2. Proses pembuatan tambar incuk adalah dengan mengiris-iris tipis bahan-bahan dan proses pengobatannya adalah dengan cara disemburkan
3. Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial , faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan.
4. Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang
(20)
74
dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami. Tambar incuk ini juga bisa digunakan berdampingan dengan obat-obatan modern karena digunakan untuk pengobat-obatan luar tubuh. Tambar incuk merupakan pengobatan tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam penyembuhan penyakit.
5.2. Saran
Banyaknya pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Karo maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Masyarakat Karo pada umunya agar lebih memanfaatkan pengobatan tradisional Karo sebagai alternatif pengobatan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Melakukan kerjasama antara penyembuh tradisional dan kedokteran modern
agar masyarakat dapat mengetahui yang mana obatan tradisional dan obatan modern yang bisa digunakan berdampingan dan yang mana yang tidak.
(21)
75
DAFTAR PUSTAKA
Agoes-azwar-jacob T. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
Anderson, Foster. 2009. Antropologi Kesehatan.Jakarta. UI Press.
Baal, J.Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta. Penerbit PT Gramedia.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format – Format kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Ginting. 1999. Religi Karo. Kabanjahe. Abdi Karya.
Ginting. 2014. Ranan Adat. Medan: Penerbit Yayasan Merga Silima.
Ihromi.1990. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Iskandar. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Keesing, Roger M. 1992. ANTROPOLOGI BUDAYA. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi II. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI-Press Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Koentjaraningrat.1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta :
Penerbit PT. Gramedia.
Moleong, Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada
Soemardjan, Selo. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Tarigan, surjani. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya danMakanan. Medan. Balai Adat Budaya Karo Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar.2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
(22)
76
Sumber skripsi :
Bangun, Roseva Sari. 2009.“Kuning” pada Masyarakat Karo Studi Antropologi Kesehatan di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan.
Purba, Job. 1989. Ramuan Obat-Obatan Tradisional, Sifat, dan Cara Pembuatannya. Medan. Jurusan Antropologi Fisip USU. Skripsi S-1. Sari, Indah Permata. 2015. Pilis Sebagai Tradisi dan Etnomedisin di Kelambir
Lima Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi. UNIMED. Medan.
Bangun, Linda Lestari. 2013. Fungsi Sembur Sebagai Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musan Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. UNIMED. Medan.
Elvayeni. 2012. Studi Etnobotani Penggunaan Tanaman Obat Tradisional Etnis Karo di Desa Jarang Uda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. UNIMED. Medan.
(1)
3. Mengapa tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan tradisional?
4. Bagaimana pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional?
1.4Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pandangan masyarakat Karo tentang incuk sebagai penyakit.
2. Mengetahui proses pembuatan dan pengobatan tambar incuk.
3. Mengetahui faktor-faktor tambar incuk masih digunakan sebagai pengobatan tradisional.
4. Mengetahui pandangan masyarakat tentang tambar incuk sebagai pengobatan tradisional.
1.5Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis
1. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang tambar incuk sebagai etnomedisin kepada masyarakat luas.
2. Sebagai referensi tambahan di perpustakaan khususnya yang menyangkut tentang pengobatan tradisional Karo.
(2)
b. Manfaat praktis
1. Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu dan pengetahuan tentang pengobatan tradisional persepsi masyarakat tentang pengobatan tradisional tambar incuk.
2. Menambah pengetahuan pembaca tentang pengobatan tradisional tambar incuk.
3. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan penelitian sejenis.
4. Sebagai syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
(3)
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu manusia berusaha untuk menjaga kesehatannya baik itu dengan cara modern maupun dengan cara tradisional. Didalam perawatan kesehatan ada kalanya cara modern dan tradisional dilakukan secara berdampingan. Pengobatan tradisional dianggap memiliki efek samping lebih kecil yang merugikan kesehatan kerena dibuat dari bahan-bahan alami sehingga ada beberapa pengobatan tradisional bisa dilakukan berdampingan dengan pengobatan modern.
1. Sakit incuk disebabkan makhluk halus. Masyarakat menganggap incuk ini sebagai penyakit karena menggangu masyarakat yang terkena incuk untuk melakukan kegiatan sehari –hari. Sehingga incuk dikategorikan masyarakat sebagai penyakit.
2. Proses pembuatan tambar incuk adalah dengan mengiris-iris tipis bahan-bahan dan proses pengobatannya adalah dengan cara disemburkan
3. Faktor yang menyebabkan masyarakat masih memakai tambar incuk sebagai salah satu alternatif untuk pengobatan yaitu faktor ekonomi, faktor sosial , faktor dampak dan keberhasilan serta faktor lingkungan.
4. Masyarakat memandang pengobatan tradisional seperti tambar incuk ini sebagai alternatif mereka karena selain tidak membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga uang mereka tidak terlalu takut dengan efek samping yang
(4)
dapat disebabkan karena ramuan yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami. Tambar incuk ini juga bisa digunakan berdampingan dengan obat-obatan modern karena digunakan untuk pengobat-obatan luar tubuh. Tambar incuk merupakan pengobatan tradisional Karo yang memiliki fungsi dalam penyembuhan penyakit.
5.2. Saran
Banyaknya pengobatan tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Karo maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Masyarakat Karo pada umunya agar lebih memanfaatkan pengobatan tradisional Karo sebagai alternatif pengobatan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Melakukan kerjasama antara penyembuh tradisional dan kedokteran modern
agar masyarakat dapat mengetahui yang mana obatan tradisional dan obatan modern yang bisa digunakan berdampingan dan yang mana yang tidak.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Agoes-azwar-jacob T. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
Anderson, Foster. 2009. Antropologi Kesehatan.Jakarta. UI Press.
Baal, J.Van. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta. Penerbit PT Gramedia.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format – Format kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.
Ginting. 1999. Religi Karo. Kabanjahe. Abdi Karya.
Ginting. 2014. Ranan Adat. Medan: Penerbit Yayasan Merga Silima.
Ihromi.1990. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia Iskandar. 2009. Metodologi penelitian kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.
Keesing, Roger M. 1992. ANTROPOLOGI BUDAYA. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Koentjaraningrat. 1997. Pengantar Antropologi II. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Koentjaraningrat. 2007. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : UI-Press Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta Koentjaraningrat.1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan.Jakarta :
Penerbit PT. Gramedia.
Moleong, Lexy, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Rosdakarya Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada
Soemardjan, Selo. 1987. Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya. Jakarta : Penerbit PT Gramedia
Spradley, James. 2006. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jagakarsa: Salemba Medika.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2012. Memahami penelitian kualitatif. Bandung: ALFABETA.
Tarigan, surjani. 2008. Dinamika Orang Karo, Budaya danMakanan. Medan. Balai Adat Budaya Karo Indonesia.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar.2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
(6)
Sumber skripsi :
Bangun, Roseva Sari. 2009.“Kuning” pada Masyarakat Karo Studi Antropologi Kesehatan di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo. Departemen Antropologi Sosial Universitas Sumatera Utara. Skripsi. Medan.
Purba, Job. 1989. Ramuan Obat-Obatan Tradisional, Sifat, dan Cara Pembuatannya. Medan. Jurusan Antropologi Fisip USU. Skripsi S-1. Sari, Indah Permata. 2015. Pilis Sebagai Tradisi dan Etnomedisin di Kelambir
Lima Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia. Skripsi. UNIMED. Medan.
Bangun, Linda Lestari. 2013. Fungsi Sembur Sebagai Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Karo di Desa Sei Musan Kendit Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat. Skripsi. UNIMED. Medan.
Elvayeni. 2012. Studi Etnobotani Penggunaan Tanaman Obat Tradisional Etnis Karo di Desa Jarang Uda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi. UNIMED. Medan.