katalis asam. Etanol yang diproduksi melalui proses ini digunakan sebagai bahan bakar dan dalam proses industri non pangan.
Ketika proses pembakaran sempurna terjadi., hanya karbondioksida dan air yang dihasilkan dari pembakaran. Campuran 90 gasolin dan 10 etanol yang dikenal
sebagai gasohol telah digunakan sebagai bahan bakar reguler untuk mobil di Amerika Serikat National Academy of Science, 2004.
2.4. Etil Ester Asam Lemak
Di alam ester asam lemak terdapat dalam bentuk ester antara gliserol dengan asam lemak ataupun terkadang ada gugus yang teresterkan tidak dengan asam lemak
tetapi phospat seperti pada phospolipid. Dan ada juga ester antara asam lemak dengan alkoholnya yang membentuk monoester. Modifikasi ester asam lemak dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu esterifikasi, interesterifikasi, alkoholisis,
asidolisis. Ketiga reaksi yang terakhir dikelompokkan menjadi reaksi
transesterifikasi. Etil ester asam lemak umumnya memiliki titik didih yang rendah dari pada asam
lemaknya. Dalam deret tertentu nilai titik didih etil ester tergantung pada kandungan atom karbon dari asam lemaknya.
Sifat fisik dari beberapa etil ester dapat dilihat pad tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Sifat Fisik dari Beberapa Etil Ester. Etil Ester
Asam Titik Leleh,
C Titik Didih,
C
Valerat -91,2
144 Kaprot
-67,5 166
Enantat -66,3
188,5 Kaprilat
-43,2 208,5
Pelargonat -36,7
216-219 Kaprat
-19,9 243-245
Undekanoat -14,7
140 Laurat
-1,8 163
Tridekanoat -4,8
163-165 Myristat
12,3 139
Palmitat 25
184,5 Stearat
33,9 152
Sumber : Levene and taylor, 1924.
Semua etil ester asam lemak dari alkohol monohidrat larut dalam pelarut organik. Ester ini umumnya lebih dapat melarut di dalam pelarut non polar dari pada pelarut
polar. Sebagai contoh, kebanyakan ester lebih melarut dalam benzen atau karbon tetraklorida daripada dalam etanol atau aseton. Etil ester dengan berat molekul yang
lebih tinggi memilki kelarutan yang sedikit lebih baik dalam pelarut polar atau non polar. Ketidak jenuhan dari etil ester asam lemak meningkatkan kelarutan khususnya
dalam pelarut nonpolar. Manurung, R. 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.5 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak nabati melalui proses esterifikasi, transesterifikasi. Bahan bakar yang berbentuk cair ini bersifat
menyerupai solar, sehingga sangat prospektif untuk dikembangkan. Biodiesel memiliki kelebihan lain dibanding dengan solar, yaitu
• Bahan bakar ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang jauh lebih
baik Free sulpur, Smoke number rendah sesuai dengan isu-isu global. •
Cetane number lebih tingi 57 sehingga efisiensi pembakaran lebih baik dibandingkan dengan minyak kasar.
• Memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai
biodegradable •
Memperpanjang masa kerja mesin •
Merupakan renewable energi karena terbuat dari bahan alam yang dapat diperbaharui.
• Dapat dihasilkan dari segala jenis minyak nabati
• Meningkatkan independensi suplay bahan bakar karena dapat diproduksi
secara lokal. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen.
Adanya oksigen membedakannya dengan petroleum diesel solar yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidrokarbon. Jadi komposisi biodiesel dan petroleum
Universitas Sumatera Utara
diesel solar sangat berbeda. Biodiesel terdiri dari metil ester asam lemak nabati, sedangkan petroleum diesel solar adalah hidrokarbon.
Tetapi biodiesel mempunyai sifat kimia dan fisika yang serupa dengan petroleum diesel dan juga memiliki nilai energi yang hampir setara sehingga dapat digunakan
langsung untuk mesin diesel tanpa melakukan modifikasi mesin atau dicampur dengan petroleum diesel.
Biodiesel yang dapat digunakan langsung untuk kendaraan bermesin diesel harus memenuhi spesifikasi teknis tertentu seperti pada tabel berikut :
Tabel 2.5 Standar Mutu Biodiesel Parameter
Batas Nilai Metode uji
Massa Jenis pada suhu 40
o
C Kgm
3
850-890 ASTM D1928
Viskositas kinematik pada suhu 40
o
C 2,3-6,0
ASTM D445 Angka Setana
Min 51 ASTM D613
Titik Nyala Mangkok Tertutup
o
C Min 100
ASTM D 93 Korosi Bilah Tembaga 3 Jam, 50
o
C Maks No 3
ASTM D130 Air dan Sedimen, -vol
Maks 0,05 ASTM D2709
Temperatur Distilasi , 90
O
C Maks 360
ASTM D1160 Kadar ester alkil, -b
Maks 96,5 Dihitung
Sumber : Forum Biodiesel Indonesia, 2006 Walaupun kandungan kalori biodiesel serupa dengan petroleum diesel, tetapi karena
biodiesel mengandung oksigen, maka titik nyalanya lebih tinggi sehingga tidak mudah terbakar. Disamping itu biodiesel tidak mengandung sulfur dan senyawa
benzen lebih mudah ditangani dibandingkan dengan petroleum diesel Darnoko, et. Al., 2001.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.6 Karakteristik Biodiesel Sawit Metil Ester dan Petroleum Diesel
No Sifat Fisik Kimia Biodiesel
Petroleum diesel
1. Densitas, gml
0,8624 0,8750
2. Viskositas, cSt
5,55 4,0
3. Titik nyala ,
O
C 172
98 4.
Bilangan cetana 62,4
53 5.
Kadar air, 0,1
0,3 Sumber : Darnoko, et. al., 2001
2.6 Pembuatan Biodiesel