kadang diperlukan penangganan oleh tenaga profesional untuk melakukan rujukan. Halitosis dapat diatasi secara efektif, dengan melakukan pemeriksaan secara
menyeluruh dan diagnosa yang tepat.
30
2.4.3 Ulser traumatik 1. Definisi
Ulser traumatik merupakan penyakit mulut yang disebabkan oleh karena adanya trauma, seperti trauma karena bahan-bahan kimia, panas, listrik, atau gaya
mekanik. Ulser traumatik biasanya terjadi pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum, dan tepi lidah. Ulser traumatik dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan
prevalensi yang sama.
31
2. Etiologi
Ulser traumatik dapat disebabkan oleh trauma fisik atau trauma kimiawi. Ulser akibat trauma fisik disebabkan oleh permukaan tajam, seperti cengkeram atau
tepi-tepi protesa, peralatan ortodonti, kebiasaan menggigit bibir, gigi yang fraktur, atau makanan dan minuman yang terlalu panas biasanya terjadi pada palatum. Ulser
traumatik yang disebabkan oleh bahan-bahan kimiawi dapat terjadi karena tablet aspirin atau krim sakit gigi yang diletakkan pada gigi-gigi yang sakit.
22,31
3. Gambaran Klinis
Ulser traumatik mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal yang tidak teratur. Lesi biasanya tampak sedikit cekung, berbentuk oval, bagian tengah lesi
Universitas Sumatera Utara
berwarna kuning kelabu. Pada awalnya daerah eritematus dijumpai di perifer, yang perlahan-lahan menjadi muda karena proses keratinisasi.
31
Seringkali trauma penyebabnya jelas terungkap pada pemeriksaan riwayat penyakit atau pemeriksaan
klinis. Mukosa yang rusak karena bahan kimia seperti terbakar oleh aspirin umumnya batasnya tidak jelas, dan mengandung kulit permukaan yang terkoagulasi dan
mengelupas.
22,31
Gambar 4. Ulser traumatik
31
4. Diagnosis
Ulser traumatik mempunyai gambaran khas berupa ulser tunggal yang tidak teratur.
22
Penyebab ulser traumatik dapat diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan klinis. Diagnosis ulser ini biasanya lebih sulit karena pasien mungkin kurang terbuka
pada saat anamnesis, sehingga indeks kecurigaan yang tinggi diperlukan untuk menetapkan diagnosis.
31
Universitas Sumatera Utara
5. Perawatan
Bila trauma diduga sebagai faktor etiologi, maka penyebab harus dihilangkan dan penderita diberi obat kumur antiseptik seperti klorheksidin. Bila asal lesi benar-
benar trauma, maka ulser akan sembuh dalam waktu 7-10 hari. Setiap ulser yang menetap melebihi waktu ini harus dibiopsi untuk menentukan apakah ulser tersebut
merupakan karsinoma. Demikian pula untuk setiap penderita yang diperkirakan menderita luka yang timbul dengan sendirinya artefakta, dokter umumnya juga
harus diberitahu.
22
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini dilakukan terhadap sekumpulan objek biasanya cukup banyak, dalam
jangka waktu tertentu. Tujuannya untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa Fakultas Non Kesehatan Universitas Sumatera Utara terhadap penyakit
mulut, dengan cara mengajukan pertanyaan melalui kuesioner. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dimana
pengambilan data dilakukan hanya sekali saja pada setiap subjek penelitian.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1
Tempat Penelitian
Universitas Sumatera Utara terdiri atas Fakultas Kesehatan Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Psikologi, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, dan Fakultas Keperawatan dan Fakultas Non Kesehatan Fakultas Hukum, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu
Budaya, Fakultas MIPA, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Non Kesehatan karena tidak membahas masalah kesehatan
Universitas Sumatera Utara