Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Sumberdaya Ikan Tembang

kemungkinan adanya penambahan produksi tangkapan ikan tembang tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 mengenai produksi ikan tembang di Kabupaten Pandeglang. Tabel 1. Hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan tembang Tahun Upaya tangkap trip Hasil tangkapan ton 2005 4745 1429,8 2006 4357 1029,8 2007 4683 1021,8 2008 5922 2549,0 2009 6370 2808,0 Sumber : Dinas Kabupaten Pandeglang 2005-2009 Meningkatnya hasil produksi tiap tahunnya, tidak menutup kemungkinan adanya tangkap lebih ikan tembang pada masa yang akan datang. Oleh karena itu perlu adanya kajian daerah penangkapan ikan agar bisa mengetahui sebaran serta musim penangkapan ikan sehingga bisa mengetahui kondisi aktual sumberdaya tersebut dan dapat mengambil kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan demi menjaga kelestarian sumberdaya alam.

1.2 Perumusan Masalah

Sumberdaya perikanan memiliki sifat dapat pulih renewable, namun harus dipertimbangkan tingkat pemanfaatannya agar tidak menimbulkan dampak negatif seperti adanya penangkapan yang berlebihan baik sekarang maupun masa yang akan datang. Untuk itu perlu adanya pengetahuan mengenai daerah penangkapan ikan agar dapat mengetahui pola sebaran dan musiman ikan, sehingga dapat mengetahui daerah yang sudah atau belum tereksploitasi serta mengupayakan pengelolaan terhadap keberadaan stok ikan. Ikan tembang tergolong ikan pelagis yang hidup di perairan pantai dan bersifat bergerombol pada area luas yang memanfaatkan plankton sebagai makanannya Giannoulaki et al. 2006. Penyebaran plankton di perairan di pengaruhi oleh angin dan arus, sehingga keberadaan ikan tembang ini juga akan berpindah-pindah apabila sedang mencari makan maupun memijah. Selain arus penyebaran ikan tembang ini juga akan dipengaruhi oleh musim sehingga diperlukan kajian mengenai pola sebaran ini. Pada periode sebelumnya, kajian stok ikan lebih didasarkan pada pendekatan biologi dan belum ada dilakukan dengan pendekatan ekonomi Maximum Economic Yield, MEY maka adanya estimasi potensi, sebaran, dan status pemanfaatan mengenai suatu jenis usaha perikanan melalui suatu bentuk pendekatan bioekonomi yang memadukan antara aspek ekonomi yang mempengaruhi industri penangkapan dan faktor biologis yang menentukan produksi dan suplai ikan sangat diperlukan. Dengan mengetahui area penangkapan fishing ground ikan tembang maka pola sebaran ikan tembang secara spasial dapat diketahui dan kontrol terhadap sumberdaya pun akan lebih tepat dilakukan bila mengetahui bagaimana pola sebarannya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji sebaran spasial dan musim tangkapan ikan tembang di Labuan Banten, mengestimasi hasil tangkap ikan dan nilai ekonominya, serta implikasinya bagi pengelolaan.

1.4 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pola sebaran dari ikan tembang di perairan Labuan, Banten serta sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan agar dapat menjaga kelestarian sumberdaya ikan dengan mempertimbangkan faktor bioekonominya.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumberdaya Ikan Tembang

2.1.1 Klasifikasi dan deskripsi

Klasifikasi ikan Tembang Gambar 1 menurut www.fishbase.org 2012 adalah sebagai berikut : Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Clupeiformes Famili : Cluipeidae Subfamili : Clupeinae Genus : Sardinella Spesies : Sardinella fimbriata, Valenciennes 1847 Nama inggris : Fringescale sardinella Gambar 1 : Ikan Tembang Sardinella fimbriata Ikan Tembang Sardinella fimbriata memiliki bentuk badan yang memanjang dan pipih. Lengkung kepala bagian atas sampai di atas mata agak hampir lurus dan setelah mata sampai awal dasar sirip punggung agak cembung. Tinggi badan lebih besar dari pada panjang kepala. Mata tertutup oleh kelopak mata. Awal dasar sirip punggung sebelum pertengahan badan. Dasar sirip dubur sama panjang dengan dasar sirip punggung. Kepala dan badan bagian atas hijau kebiruan, sedangkan bagian bawah putih keperakan. Sirip-sirip berwarna keputihan. Sirip punggung dorsal mempunyai 18 jari-jari lemah, sirip dada pectoral mempunyai 15 jari-jari lemah, sirip dubur anal memiliki 18 jari-jari lemah dan sirip perut ventral memiliki 8 jari-jari lemah Lelono et al., 1998 in Bintoro 2005 Bentuk badan fusiform, pipih dengan sisik duri di bagian bawah badan, awal sirip punggung sebelum pertengahan badan dan berjari-jari lemah 17-20, dasar sirip dubur pendek dan jauh di belakang dasar sirip dorsal serta berjari-jari lemah 16-19, tapisan insang halus, berjumlah 60-80 pada busur insang pertama bagian bawah, pemakan plankton. Beberapa dari jenis Sardinella ada yang hampir menyerupai satu sama lainnya, tapi ada yang mempunyai beberapa perbedaan morfologis, yang menandakan bahwa ikan itu berbeda spesiesnya Dwiponggo 1982.

2.1.2. Penyebaran dan tingkah laku ikan

Ikan tembang adalah ikan permukaan yang hidup di perairan pantai serta suka bergerombol pada area yang luas sehingga sering tertangkap bersama ikan lemuru sampai pada kedalaman sekitar 200 meter Nybakken 1988. Ikan ini sering disalah artikan sebagai spesies lain yaitu S. gibossa dan S. albella karena bentuk nya yang sangat mirip. Ikan tembang biasanya hidup pada kisaran 0-30 m. Panjang tubuh ikan tembang mencapai 13 cm. Telur dan larva ikan tembang ditemukan di sekitar perairan mangrove atau bakau. Menurut Pradini 1998 in Rosita 2007 ikan tembang seperti ikan clupeid lainnya yang memanfaatkan plankton sebagai makanannya. Menurut Robiyanto 2006 makanan utama ikan tembang di ujung pangkah pada bulan Juli – Desember adalah Bacillariophieae, makanan pelengkap terdiri dari kelompok Crustacea, serta makanan tambahan berupa Cilliata dan Dinophyceae. Dari jenis tersebut maka ikan tembang tergolong omnivora cenderung herbivora. Menurut Hanson in Pratiwi 1991 faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran suatu jenis ikan diantaranya adalah kompetisi antar spesies dan intra spesies, heterogenitas lingkungan fisik, reproduksi, ketersediaan makanan, arus air, dan angin. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bakun Md 1980; Laevastu Hayes 1981 in Mandelssohn R Curry P 1989. Ikan yang berada didaerah tropik akan melakukan ruaya dengan atau tanpa adanya persiapan. Seperti halnya pada saat mencari makan maka ikan akan beruaya dengan adanya persiapan, namun apabila keadaan perairan disekitarnya berubah secara mendadak masuknya pollutant maka tidak ada kesempatan bagi ikan untuk melakukan persiapan. Demikian juga kalau di pantai yang terjadi angin ribut , maka ikan akan berenang ketengah untuk menghindarinya. Pergerakan ruaya ikan ke daerah pemijahan mengandung tujuan penyesuaian dan peyakinan tempat yang paling menguntungkan untuk perkembangan telur dan larva ikan. Ikan Sardinella aurita betina yang sudah dewasa ditemukan hampir setiap tahun di pantai Afrika Barat dari Mediterania ke Cape Frio. Pada saat pemijahan ikan Sardinella akan berada pada Continental Shelf , kemudian larva akan hanyut ke pantai yang lebih dangkal Troadec Garcia 1980 in Brainerd TR 1991. Penyebaran ikan tembang meliputi perairan Indonesia sampai ke utara Taiwan, ke selatan sampai ke ujung utara Australia dan ke barat sampai Laut Merah. Penyebaran di Indonesia meliputi Laut Jawa, Sulawesi Selatan, Selat Malaka, dan Laut Arafura www.kkp.go.id.

2.2. Alat Tangkap Ikan Tembang