1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan tembang Sardinella fimbriata merupakan sumberdaya ikan pelagis kecil yang merupakan salah satu komoditas penting dalam perikanan dan salah satu
sumberdaya perikanan yang melimpah di perairan Indonesia, termasuk di Selat sunda, Banten. Ikan tembang ini sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi
dengan nilai jual yang relatif terjangkau bagi semua kalangan ekonomi masyarakat. Selain dalam pemenuhan gizi, ikan tembang juga berperan dalam peningkatan
lapangan kerja masyarakat sekitar melalui jasa pengolahan maupun perdagangannya. Namun tuntutan permintaan kebutuhan akan sumberdaya ikan
tersebut akan diikuti oleh adanya tekanan eksploitasi sumberdaya ikan yang semakin intensif Widodo Suadi 2006.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik, maka permintaan akan ikan terus
meningkat dari tahun ke tahun termasuk ikan tembang. ADB 2002 in Widodo Suadi 2006 mencatat permintaan ikan di Asia meningkat mencapai 69 juta ton
pada tahun 2010 atau setara dengan 60 dari total permintaan ikan dunia. Adanya permintaan ikan yang meningkat ini tentunya harus diimbangi dengan upaya
tangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan di beberapa wilayah tertentu khususnya Labuan Banten.
Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tembang adalah purse seine. Selain itu untuk daerah Labuan sendiri juga menggunakan rampus dengan
alat bantu pancing obor penganak. Alat-alat tangkap ini tidak dikhususkan untuk menangkap ikan tembang melainkan ikan pelagis kecil dan terkadang ikan pelagis
besar seperti tongkol juga ikut tertangkap. Ikan tembang juga bisa tertangkap dengan menggunakan dogol yang pada dasarnya untuk menangkap ikan-ikan
demersal. Penangkapan ikan tembang dengan menggunakan alat tangkap rampus dan alat bantu penganak termasuk kedalam perikanan tradisional. Perikanan seperti
ini dicirikan dengan sedikitnya modal yang digunakan, teknologi penangkapan yang sederhana, daerah penangkapan di sekitar pantai, dan trip operasinya bersifat
harian. Dengan banyaknya upaya penangkapan ikan tembang tidak menutup
kemungkinan adanya penambahan produksi tangkapan ikan tembang tiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 mengenai produksi ikan tembang di Kabupaten
Pandeglang.
Tabel 1. Hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan tembang
Tahun Upaya tangkap trip
Hasil tangkapan ton
2005 4745
1429,8 2006
4357 1029,8
2007 4683
1021,8 2008
5922 2549,0
2009 6370
2808,0
Sumber : Dinas Kabupaten Pandeglang 2005-2009
Meningkatnya hasil produksi tiap tahunnya, tidak menutup kemungkinan adanya tangkap lebih ikan tembang pada masa yang akan datang. Oleh karena itu
perlu adanya kajian daerah penangkapan ikan agar bisa mengetahui sebaran serta musim penangkapan ikan sehingga bisa mengetahui kondisi aktual sumberdaya
tersebut dan dapat mengambil kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan demi menjaga kelestarian sumberdaya alam.
1.2 Perumusan Masalah