Upaya dan Strategi FPI dalam Memperjuangkan Status Hukum KHI

“Salah seorang diantara kamu tidak beriman sebelum hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa”. 32 Di sini sangat jelas bahwa iman seseorang tidak sempurna kecuali jika beriman kepada Allah, rela kepada keputusannya dalam masalah kecil maupun besar, berhukum kepada syariat-Nya dalam segala masalah, baik yang berkaitan jiwa, harta, dan kehormatan. 33 Selain ayat-ayat, hadis dan keterangan ulama, masih banyak ayat lain yang memerintahkan umat Islam agar menjalankan Syariat Islam dan menegakkannya di muka bumi ini dan menjadikannya sebagai sumber hukum.

C. Upaya dan Strategi FPI dalam Memperjuangkan Status Hukum KHI

Dari data perjuangannya, kampanye dalam formalisasi syariat Islam oleh FPI amatlah beragam. Yang menjadi catatan penting di sini adalah perjuangan di bidang peningkatan kedudukan KHI dari Inpres menjadi sebuah undang-undang bisa dikatakan nihil. Dari CLD hingga RUU HTPA secara khusus, selama ini tidak ada data perjuangannya FPI, namun perjuangan lewat aksi, publik opini dan 32 An- Nawawy berkata hadits ini shahih dan menyebutkan dalam kitabnya “Al-Arba’in” meriwayatkannya dari kitab “Al-Hujjah”, diriwayatkan oleh As-syeeikh Abu Fath Nashr bin Ibrahim Al-Magdisi As- Syafi’i. Lihat Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz,Kewajiban Menerapkan Syariat Islam, terj. Muhammad Thalib, Jogjakarta : Wihdah Press, 2003, Cet. I, hal 32. Lihat juga Shalih bin Ghanim As-Sadlan, Aplikasi Syariat Islam, Jakarta: 2002, Darul Falah, terj. Kathur Suhardi, Cet. I, hal. Xi. Yang mengutip dari Syarhus-sunnah, Al-Baghawy, 1213. menurut Muhaqqiqnya, isnad hadis ini dha’if karena kedha’ifan Nu’aim bin Hammad Al- Khuza’y. 33 Syeikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Kewajiban Menerapkan Syariat Islam, hal. 20 diskusi ta’lim, tabligh ini pun hanya sebatas kasuistik perkasus datang seperti perjuangan terhadap pelarangan perkawinan beda agama, perkawinan sejenis, mengcounter draft CLD liberal, kasus perkawinan Asmirandah dan kasus lainnya. Jika dilihat dari praktek perjuangannya, secara implisit FPI sendiri telah memperjuang sub pembahasan materi dalam KHI itu sendiri, seperti melakukan judicial riveiw MK Mahkamah Konsitusi tentang permohonan uji meteril Undang-undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 34 Di mana dalam perkara Register No. 68PUU-XII2014 Syarat Sahnya Perkawinan sebetulnya telah diatur dalam KHI itu sendiri. Namun karena KHI itu sendiri masih berkedudukan inpres, hal itu masih menjadi dilema tersendiri dalam melakukan perkawinan seagama dan kepercayaan. Untuk itu FPI mengajukan judicial review atas kejelasan hukumnya. Memang Perjuangan berbau regulasi hukum keluarga ini terlihat kurang menjadi perhatian FPI, disadari atau tidak perjuangan kasuistik bagi FPI sebetulnya sangatlah wajar, karena hingga saat ini pergolakan atau pengkerdilan KHI tidak dirasakan langsung oleh masyarakat. Di samping itu KHI sendiri sudah berjalan semestinya di tiap-tiap pengadilan agama di Indonesia. Pergerakan serta perjuangan FPI bertendensi pada tradisionalis-modernis, melalui kajian-kajian dan terapan hidup dalam perundang-undangan. Tidak 34 LIhat lampiran dalam tanggapan pihak terkait dalam permohonan uji meteril Undang- undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Register Perkara No. 68PUU-XII2014 Syarat Sahnya Perkawinan Agama. hanya sebatas aksi dalam perjuangannya, tapi kita juga membuka dialog dan mengajukan pengusulan-pengusulan. Jika perundang-undangan ada yang tidak sesuai dengan aturan Allah maka kita berusaha merubah, kalau belum ada kita berusaha mengajukan undang-undang di parlemen. Strategi yang dilakukan oleh FPI yaitu tidak menghitung peluang tapi bagaimana kita menciptakan peluang, untuk upaya kita bisa mengawal itu semua. Artinya memaksimalkan kemampuan yang ada pada FPI, kita manfaatkan sekecil apapun ada peluang mendorong ini untuk kita ubah. 35 Strategi FPI sendiri ketika melihat status hukum KHI, seperti biasanya sesuai dengan syariat Islam khususnya dan ADART yang telah ditetapkan sebelumnya. Di mana dalam kaca mata FPI, KHI sudah mempunyai ladasan kuat, tetapi butuh political will kemauan dari DPR maupun pemerintah. Terlepas dari kritikan FPI di atas, upaya dan strategi yang dilakukan FPI sendiri ketika melihat konsepsi umum upaya perjuangannya dalam penerapan Syariat Islam di Indonesia, yaitu beberapa-langkah dan strategi konkrit dilakukan sebagai berikut: a. Terkait Hukum Syariat perorangan, maka mantapkan Iman, Islam dan Ihsan dalam pengamalan, karena itulah pembukapintu keberkahan dan kemenangan perjuangan penegakkan Syariat Islam. Jangan sampai terjadi, seseorang berteriak keras tentang penerapan Syariat Islam, tapi mengamalkan perilaku syirik perdukunan, atau meninggalkan shalat, atau berakhlak buruk. 35 Hasil wawancara KH. Ja’far Shidiq, S.E Sekum DPP FPI pada tanggal 07 Januari 2015 Pukul 17.00, Petamburan – Jakarta Pusat b. Terkait Hukum Syariat Rumah Tangga, maka laksanakan perkawinan dan perceraian dengan cara Islam, penuhi hak dan kewajiban dalam rumah tangga sesuai aturan Syariat Islam, termasuk masalah warisan dan lainnya. Jika terjadi perselisihan dalam soal rumah tangga, maka diselesaikan dalam Pengadilan Agama yang menggunakan Hukum Islam. Jangan sampai terjadi, seseorang berteriak keras tentang penerapan Syariat Islam, tapi kumpul kebo, berzina, atau selingkuh, atau pun menyelesaikan persoalan rumah tangga atau masalah warisnya di Pengadilan Negeri yang menggunakan Hukum Sipil. c. Terkait Hukum Syariat Sosial Ekonomi Kemasyarakatan, maka soal pendidikan, kembangkan pendidikan Islam, masukkan anak-anak kaum muslimin ke pesantren dan madrasah serta sekolah-sekolah yang menggunakan kurikulum khas Islam. Dan soal ekonomi, lakukan segala bentuk transaksi ekonomi, termasuk perbankan, asuransi dan pergadaian, serta persoalan muamalat lainnya, hanya dengan sistem ekonomi Islam. d. Soal budaya, pertahankan tradisi dan adat istiadat selama tidak brtentangan dengan Syariat Islam. Jangan sampai terjadi, seseorang berteriak keras tentang penerapan Syariat Islam, tapi berhubungan dengan sistem Riba, atau menyekolahkan anak di sekolah-sekolah non Islam, atau mengikuti budaya dan tradisi yang tidak Islami. Sebenarnya menurut Habib Rizieq 75 persen peluang penerapan syariah sudah ada di tangan umat Islam, karena tiga dari empat klasifikasi peraturan hukum sudah banyak di adopsi serta dilaksanakan dengan leluasa. Ada pun yang 25 persen masih dalam proses perjuangan. Menurutnya, untuk yang 75 persen kita jaga dan amalkan dengan baik, nisacaya keberkahannya akan membuka sisa peluang 25 persen lainnya dengan izin Allah SWT. 36 Begitu juga dengan perjuangan peningkatan status KHI, dari pengamatan penulis, pola perjuangan yang akan dilakukan oleh FPI melalui jalur litigasi ataupun non-litigasi, seperti mengajukan legal drafting kepada stake holders, membuat opini, dakwah, ta’lim, aksi dan lainya. Prinsip utamanya adalah mana- mana bagian Syariat Islam yang sudah bisa ditegakkan, dengan atau tanpa perundang-undangan negara, maka wajib untuk segera kita laksanakan. Sedang mana-mana bagian Syariat Islam yang belum bisa dilaksanakan kecuali dengan melibatkan aturan negara, maka kita harus terus memperjuangkan formalisasinya dalam bentuk perundang-undangan.

D. Analisis Penulis