Teori Kedudukan KHI dalam Hirarki Peraturan Perundang-undangan di

D. Teori Kedudukan KHI dalam Hirarki Peraturan Perundang-undangan di

Indonesia Untuk mengetahui kedudukan KHI dalam peraturan perundangan maka harus diketahui status Instruksi Presiden dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia, karena instrumen hukum yang digunakan KHI adalah Instruksi Presiden No 11991. Di sini penulis akan mengkaji dan menganalisis terlebih dahulu Instruksi Presiden No 11991 dari sudut pandang norma hukum untuk mengetahui apakah Instruksi Presiden No 11991 ini termasuk norma hukum dalam peraturan perundang-undangan atau tidak. Kaitannya dengan Instruksi presiden dalam hal ini Kompilasi Hukum Islam KHI, bahwa instruksi presiden tidak masuk dalam hirarki peraturan perundang-undangan di Indonesia seperti yang telah dijelaskan di atas pada pasal 7 ayat 1 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Namun dalam pasal 8 ayat 2 dikatakan: Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. 12 Permasalahnya adalah dalam pasal 15 ayat 1 UU No. 12 Tahun 2011 dikatakan bahwa: Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya 12 Pasal 8 ayat 1 Undang-undang No. 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dapat dimuat dalam: a Undang-Undang; b. Peraturan Daerah Provinsi; atau c. Peraturan Daerah KabupatenKota. 13 Sedangkan dalam KHI sendiri inpres muatan isinya terdapat berupa aturan yang memaksa dan berisikan tentang pidana terkait perkawinan, kewarisan dan perwakafan. 14 Artinya KHI telah melanggar substansi UU No. 12 Tahun 2011 Tentang Peraturan Perundang-undangan. Menurut beberapa ahli, antara Inpres instruksi presiden dan Kepres keputusan Presiden memiliki perbedaan. Jika keputusan presiden Keppres yang sifatnya mengatur harus dimaknai sebagai peraturan. Ini berarti bahwa keputusan presiden yang sifatnya mengatur dipersamakan dengan peraturan presiden Perpres, yang mana peraturan presiden itu sendiri masuk ke dalam hierarki peraturan perundang-undangan. 15 Jimly Asshiddiqie di dalam bukunya yang berjudul Perihal Undang- Undang, mengatakan bahwa jika subjek hukum yang terkena akibat keputusan itu bersifat konkret dan individual, maka dikatakan bahwa norma atau kaedah hukum yang terkandung di dalam keputusan itu merupakan norma hukum yang bersifat individual-konkret. Tetapi, apabila subjek hukum yang terkait itu bersifat 13 Pasal 15 ayat 1 Undang-undang No. 12 tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 14 Lihat Inpres No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam 15 Hukum Online, Perbedaan Keputusan Presiden dengan Instruksi Presiden, lebih lengkap: http:www.hukumonline.comklinikdetaillt50cf39774d2ecperbedaan-keputusan- presiden-dengan-instruksi-presiden. diakses pada tanggal 08 Maret 2015 Pukul 06:00 umum dan abstrak atau belum tertentu secara konkret, maka norma hukum yang terkandung di dalam keputusan itu disebut sebagai norma hukum yang bersifat abstrak dan umum. Keputusan-keputusan yang bersifat umum dan abstrak itu biasanya bersifat mengatur regeling, sedangkan yang bersifat individual dan konkret dapat merupakan keputusan yang bersifat atau berisi penetapan administratif beschikking ataupun keputusan yang berupa vonis hakim yang lazimnya disebut dengan istilah putusan. 16 Berdasarkan uraian di atas, dapat kita lihat bahwa instruksi presiden hanya terbatas untuk memberikan arahan, menuntun, membimbing dalam hal suatu pelaksanaan tugas dan pekerjaan. Sedangkan keputusan presiden, ada yang bersifat mengatur regeling yang dipersamakan dengan peraturan presiden dan ada yang bersifatnya menetapkan beschikking. 16 Hukum Online, Perbedaan Keputusan Presiden dengan Instruksi Presiden, lebih lengkap: http:www.hukumonline.comklinikdetaillt50cf39774d2ecperbedaan-keputusan- presiden-dengan-instruksi-presiden. diakses pada tanggal 08 Maret 2015 Pukul 06:00 28

BAB III KEDUDUKAN KOMPILASI HUKUM ISLAM