Rancangan Percobaan METODE PENELITIAN

3.9. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan ini dilakukan dengan menggunakan dua faktor yaitu konsentrasi diazinon x 1 dan perbandingan tanah dengan kompos x 2 . Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode permukaan respon Respons Surface MethodRSM mengikuti Rancangan Komposit Fraksional, masing-masing peubah uji terdiri dari tiga taraf dengan rincian seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Kisaran dan taraf peubah uji pada optimasi bioremediasi Jenis Perlakuan Nilai faktor terendah Nilai faktor tengah Nilai faktor tertinggi -1 +1 Konsentrasi diazinon ppm 500 1000 1500 Rasio kompos dalam tanah 10 20 30 Dalam penelitian ini digunakan Central Composite Design CCD Montgomery,1991 dengan 3 ulangan pada titik pusat sehingga memenuhi model kuadratik, nilai pusat perlakuan digunakan konsentrasi diazinon 1000 ppm dan rasio kompos dalam tanah 20. Matriks satuan-satuan percobaan pada proses bioremediasi dalam unit dan nilai asli seperti disajikan pada Tabel 5. Dimana nilai asli diperoleh dengan rumus Nilai asli =[nilai tertinggirendah–nilai tengah x nilai kode + nilai tengah] ......2 Tabel 5 Matriks satuan percobaan pada optimasi proses bioremediasi rancangan komposit fraksional No Kode Nilai asli Keterangan Diazinon Kompos Diazinon ppm Kompos 1 1 1 1500 30 P1 2 -1 1 500 30 P2 3 1 -1 1500 10 P3. 4 -1 -1 500 10 P4 5 0 0 1000 20 P51 6 0 0 1000 20 P52 7 0 0 1000 20 P53 8 1.414 1707 20 P6 9 -1.41 293 20 P7 10 0 1.414 1000 35 P8 11 0 -1.414 1000 6 P9 12 - - 1000 K1 13 - - 1000 K2 Dengan dua peubah uji tersebut maka model kuadratiknya seperti bentuk persamaan berikut: Yi = b o + b 1 x 1i + b 2 x 2i + b 11 x 1i 2 +b 22 x 2i 2 +b 12 x 1i + r i ……….……………….. 3 Keterangan: Y = Respon dari masing-masing perlakuan X = x 1 : konsentrasi diazinon; x 2 : rasio kompos dalam tanah b = Koefisien parameter r = error Parameter respon utama yang digunakan adalah penurunan konsentrasi diazinon. Sebagai kontrol digunakan tanah tidak disterilisasi dan tanpa penambahan kompos K1, dan tanah disterilisasi tanpa kompos K2 dengan masing-masing konsentrasi diazinon 1000 ppm. 1 2 3 4

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Diazinon 4.1.1. Analisis Degradasi Diazinon dengan Kromatografi Lapis Tipis KLT Untuk memastikan ada atau tidaknya senyawa turunan hasil degradasi diazinon oleh aktivitas mikroba yang berasal dari SMC maka dilakukan analisis diazinon dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT. Hasil analisis dengan KLT dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Kromatogram hasil KLT dengan eluen heksana : etyl asetat 10:1, vv 1 diazinon teknis pekat; 2 stok diazinon 10000 ppm; 3 sampel P 5 H 14 ; 4 sampel P 5 H o Dari Gambar 5 secara kualitatif terlihat bahwa diazinon teknis pekat 1 dan stok diazinon 1000 ppm 2 terdapat satu spot berwarna merah muda dengan masing-masing nilai Rf 0.28 dan 0.24 dan satu spot berwarna kuning kemungkinan merupakan pelarut dari senyawa diazinon tersebut. Pada sampel hari ke-14 3 ada tujuh spot dan satu diantaranya berwarna merah muda dan pada hari ke-0 4 ada tiga spot dengan masing-masing nilai Rf 0.24 dan 0.28 sama dengan stok diazinon 1000 ppm dan diazinon teknis pekat, sedang spot yang berwarna coklat kemungkinan terbentuk dari kotoran yang berasal dari tanah atau kompos. Pada sampel hari ke-14 3 terdapat spot berwarna kuning keemasan dan orange dengan Rf 0.67 dan 0.8 ini diduga adalah merupakan senyawa turunan