Kerangka Pemikiran Hipotesis LANDASAN TEORI

xxxv Logam berat yang sudah masuk perairan, akan mengalami proses akumulasi. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh organisme perairan melalui rantai makanan, branchia serta difusi permukaan kulit, sehingga dalam tubuh makhluk hidup akan terjadi bioakumulasi dan konsentrasi logam tersebut dapat melebihi konsentrasi logam dalam air. Akumulasi dalam tubuh makhluk hidup ini dapat terjadi karena logam berat yang sudah masuk ke dalam tubuh mahluk hidup cenderung membentuk senyawa kompleks dengan zat organik yang terdapat dalam tubuh. Akibatnya, logam terfiksasi dan tidak di sekresi. Pada konsentrasi tertentu, logam berat dapat mematikan biota laut Riani, 2004. Dalam konsentrasi yang rendah atau tidak mematikan, maka organisme akan tetap hidup. Konsentrasi logam berat dalam tubuh organisme akan semakin meningkat, karena logam berat bersifat akumulatif. Pada konsentrasi tertentu dapat mengakibatkan keracunan, kerusakan ginjal, mengganggu aktivitas enzim, kerusakangangguan syaraf dan otak, pertumbuhan kanker pada sel-sel tertentu dan sebagainya Riani, 2004. Timbal Pb dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui konsumsi biota laut seperti ikan yang telah tercemar. Timbal masuk ke sistem peredaran darah menuju jaringan-jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, syaraf dan tulang. Tanda-tanda keracunan timbal pada orang dewasa meliputi sakit, pucat dan kelumpuhan. Keracunan yang terjadi dapat bersifat akut dan kronis Riani, 2004.

B. Kerangka Pemikiran

Kilang minyak, pabrik semen dan transportasi laut akan menghasilkan produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia, selain itu juga menghasilkan xxxvi limbah. Salah satu jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan-kegiatan tersebut adalah timbal Pb. Limbah tersebut apabila di buang ke perairan laut akan menyebabkan pencemaran. Logam berat timbal merupakan limbah anorganik yang tidak dapat terurai dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat terakumulasi dalam biota laut seperti ikan. Akumulasi timbal pada ikan dapat terjadi di branchia, hepar dan musculus. Akumulasi Pb dalam jangka waktu dan konsentrasi tertentu menyebabkan kerusakan mikroanatomi pada organ-organ ikan. Produk Kilang minyak, pabrik semen dan transportasi laut Limbah Logam berat timbal Pb Akumulasi pada organ-organ ikan Pencemaran laut Branchia Hepar Musculus Perairan laut xxxvii Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Konsentrasi logam timbal Pb dalam air, branchia, hepar, dan musculus ikan belanak Mugil chepalus di Perairan Cilacap telah melebihi baku mutu berdasarkan PPRI No. 82 th 2001 dan Keputusan Dirjen POM No. 03725BVII89 2. Logam timbal di Perairan Cilacap terdistribusi merata 3. Kualitas air di Perairan Cilacap berdasarkan parameter lingkungan Suhu, pH, dan DO berada di bawah baku mutu berdasarkan PPRI No. 82 th 2001. 4. Konsentrasi logam timbal Pb dalam air, branchia, hepar, dan musculus ikan belanak Mugil chepalus di Perairan Cilacap memiliki korelasi yang erat dengan parameter lingkungan suhu, pH, DO 5. Paparan logam berat timbal Pb menyebabkan kerusakan struktur mikroanatomi branchia, hepar dan musculus ikan belanak Mugil cephalus. Kerusakan mikroanatomi xxxviii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - September 2005. Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Cilacap yaitu Perairan di belakang Pabrik Semen Nusantara; 2 Pelabuhan Penyeberangan Dermaga Lomanis Cilacap; dan 3 Perairan di belakang belakang Pertamina UP Unit Pengolahan IV . Sampel dianalisis di Sub-Lab Kimia, Laboratorium Pusat MIPA Universitas Sebelas Maret UNS. Pembuatan preparat awetan branchia, hepar, dan musculus ikan Belanak dilakukan di Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan yang digunakan - Pengambilan sampel : Sampel air dan ikan belanak Mugil cephalus, MnSO 4, Alkali Iodida Azida, H 2 SO 4 pekat, Na 2 SO 4 - Pengukuran Kadar Logam Timbal Pb : kemasan larutan induk Pb 1000 mgl, asam nitrat HNO 3 pekat, asam nitrat HNO 3 10, kertas saring Whatmann 42, Aquabidest