Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-QurÂ’an Siswa SMP Negeri 13 Malang

(1)

i STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP NEGERI 13 MALANG

SKRIPSI

Oleh:

WARDATUL HIDAYAH NIM. 201210010312044

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

vi KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah serta ridha-Nya, sehingga skripsi yang berjudul, “STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA SMP NEGERI 13 MALANG” yang penulis susun

dalam karya ilmiah skripsi. Shalawat dan salam senantiasa terhanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan terima kasih yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:

1. Drs. Faridi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang beserta para stafnya

2. Nur Afifah KM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

3. Drs. Sunarto, M. Ag dan Saiful Amien, M. Pd selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk dapat memberikan arahan, saran, bimbingan, doa, serta motivasi kepada penulis

4. Nur Afifah KM, M.Kes, selaku dosen wali yang telah memberikan motivasi, saran, arahan, dan doa kepada penulis

5. Para Bapak dan Ibu dosen pengajar di Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis


(6)

vii 6. Kepala Sekolah SMP Negeri 13 Malang yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan penelitian

7. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang dengan tulus mencurahkan usaha,

do‟a dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis sadar bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih yang dapat penulis sampaikan, semoga amal dan jasa yang telah diberikan menjadi amal yang baik dalam kehidupan ini serta diterima oleh Allah SWT. Dan pada akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Malang, 13 Januari 2016

Penulis,

WARDATUL HIDAYAH NIM. 201210010312044


(7)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Manfaat Penelitian ... 13

E. Batasan Istilah ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Strategi Pembelajaran ... 21

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 21

2. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran ... 26


(8)

ix

4. Pendekatan Pembelajaran ... 27

B. Konsep Guru Pendidikan Agama Islam.... ... 30

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ... 30

2. Fungsi Guru Pendidikan Agama Islam. ... 35

C. Konsep Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an... ... 37

1. Pengertian Membaca Al-Qur‟an... 37

2. Metode Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an ... 40

3. Model-Model Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an ... 46

4. Cara Mudah dalam Membaca Al-Qur‟an ... 49

5. Adab dalam Membaca Al-Qur‟an. ... . 50

6. Langkah-Langkah Mengajarkan Membaca Al-Qur‟an. 50

7. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an. ... 51

D. Pembahasan Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an. ... 51

1. Strategi Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an. ... 51

2. faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur‟an. ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 59

B. Sumber Data ... 60


(9)

x

D. Teknik Analisis Data... ... 65

E. Uji Keabsahan Hasil Penelitian. ... 69

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian ... 73

1. Sejarah Singkat SMP Negeri 13 Malang... 73

2. Visi dan Misi Sekolah... ... 75

3. Data Guru dan Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 77

4. Sarana prasarana SMP Negeri 13 Malang ... 78

B. Penyajian dan Analisa Data. ... 78

1. Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SMP Negeri 13 Malang... ... 78

2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerapan Strategi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an ... 83

3. Hasil yang Diperoleh dalam Penerapan Strategi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Siswa SMP Negeri 13 Malang. ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran-Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... ... 102 DAFTAR LAMPIRAN


(10)

xi DAFTAR TABEL

TABEL I : JUMLAH GURU SMP NEGERI 13 MALANG TABEL II : JUMLAH SISWA SMP NEGERI 13 MALANG

TABEL III : DAFTAR SARANA PRASARANA LAB PAI SMP Negeri 13 MALANG


(11)

xii DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Pius, & Prasetya, Danu. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.

Surabaya: Arloka.

Ahmadi Abu, Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia

Ahmadi, Ruslam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta : Ar-Ruzz.

Al-Ghazali,. 2007“Strategi belajar mengajar melalui penanaman konsep umum

& konsep islami,” diedit dalam „Pupuh Fathurrohman, Bandung: Pt Refika Aditama

Ardiansyah, M. Asrori. Problematika PAI Di Sekolah, dari http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/problematika-pai-di

sekolah.html, diakses pada 26 Agustus 2015.

Ar-Ramli, Muhammad Syauman. 2007. Keajaiban Membaca Al-qur’an. Jawa Tengah : Insan Kamil Sukoharjo.

Ar-Ramli,Syauman. 2008. Keajaiban Membaca Al-Qur’an. Jawa Tengah : Insan Kamil Sukoharjo.

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Cet. XVI. Jakarta: Rajawali Press. Berkibar, Indonesia, “Fakta Pendidikan”,

http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan, diakses tanggal 23 Agustus 2015.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial dan Format-format Kualitatif-Kuantitatif . Surabaya : Angkasa Prima.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif . Jakarta : Rajwali Press. Daradjat, Zakiah. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Azain. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta

Echol, John dan Hasan Sadily. 1996. Kamus Inggris-Indonesia.

Jakarta:PT.Gramedia

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. RajaGrafinto Persada.

Fuhaim, Musthafa, Syaikh. 2004. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, terj., Wafi Marzuki Ammar, Jakarta: Mustaqim


(12)

xiii Galaksi Islam, Cara Mudah Belajar Membaca Al-Qur’an, http:wordpress.com,

diakses 10 november 2015

Guntur Tarigan, Henry. 1993. Strategi pengajaran dan pembelajaran, Bandung:Angkasa

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hawi. Akmal. 2013. Kompetensi Guru PAI, Jakarta: Rajawali Pers

Ibrahim, R., & Syaodih, Nana S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta: Gelora Aksara.

Indriana, Diana. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.

Izzuddin, Muhammad. 2009. Memperbaiki Bacaan Al-Qur’an Metode Tartil 12 Jam, Solo: As-Salam

Jahuli, Ahzami Samiun. 2006. Kehidupan Dalam Pandangan Al-quran. Jakarta : Gema Insani Press.

Maidir Harun, dkk. 2007. Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa SMA, Jakarta: Depag Badan Litbang dan Puslitbang

Majid, Abdul & Andayani, Dian. 2004. Pendidikan agama islam berbasis kompetensi, Bandung: Pustaka remaja rosdakarya.

Misbahul Munir, M. 2005. Ilmu dan Seni Qiro’atil Al-Qur’an: Pedoman Bagi

Qori’-Qori’ah, Hafidz-Hafidzah dan Hakim dalam MTQ, Semarang: Binawan

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media Muhajir. 1989. Metode Penelitian Kualitatif, Semarang: Bina Ilmu.

Mulyadi. 2009. Classroom Management Mewujudkan Suasana Kelas yang Menyenangkan bagi Siswa. Malang: UIN Malang Press.

Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pmbelajaran Kreatif dan Menyenangka, Bandung: Rosda.

Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Cet XVIII. Jakarta: GP Press Group. Munir, Misbahul. 2005. Ilmu dan Seni Qiro’atil Al-Qur’an, Semarang: Binawan


(13)

xiv Musthafa, Fuhaim. 2009. Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, terj., Wafi

Marzuki Ammar: Surabaya: Pustaka Elba

Nana Sujana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algo Sindo

Nawawi Imam. 2006. Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, terj., Muhil Dhofir (etal), Jakarta: Al-I‟tishon

Putra, Nusa, & Lisnawati, Santi. 2012. Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan,Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Riyadh, Sa‟ad. 2007. Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak, Surakarta: Ziyad

Rohani, Ahmad dan H. Abu Ahmadi, Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka cipta

Salim, Peter dan Yenny Salam. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press

Samsul, M, Ulum. 2007. Menangkap Cahaya Al-Qur’an, Penerbit Uin-Press Sanjaya, Wina. 2007. Strategi pembelajaran berorientasi Standar proses

Pendidikan, Jakarta:Kencana

Sardiman, A. M. 2010. Inertaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Sawiwati. 2009. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, Palembang: Perpustakaan UT

Sja‟i. 2008. Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab. Semarang : Walisongo Press.

Sugiyono. 2011, Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sujana Nana . 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Biru. Sulthon, Muhadjir. 1994. Jalan Pintas 200 menit sudah bisa mengaji, Surabaya:

Pena Suci Surabaya

Sulthon, Muhadjir. 1994. Jalan Pintas 200 Menit Sudah Bisa Mengaji, Surabaya: Pena Suci

Surakhmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional, Jember: Tanpa Tahun Surasman Otong. 2002. Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik


(14)

xv Susanto , Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Syah, Muhibbin M.Ed. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:PT.Remaja Rosda Karya

Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka.

Thalib, Muhammad. 2005. Fungsi dan Fadilah Membaca Al-Qur’an. Surakarta : Kaffah.

Tim penyisun kamus Besar. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Wawancara Guru PAI SMP Negeri 13 Malang, Ibu Sti Fatimah S. Pd.I., 03 Oktober 2015.

Yahya As-Syilasyabi, Abu. 2007. Cara Mudah Membaca Al-Qur’an Sesuai Kaidah Tajwid, Yogyakarta: Darul Ibnu Hazm

Yusuf, Choirul Fuad, dkk. 2006. Inovasi Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Departemen Agama RI.

Zarkasyi, Dachlan Salim. 2007. Metode Praktis Membaca Al-Qur’an, Yogyakarta: Uin Sunan Kalijaga


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa. Perkembangan sumber daya manusia (SDM) dihasilkan oleh kualitas pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan kawasan masih berada dibawah benua Eropa dan Amerika jika dilihat berdasarkan peringkatnya.akan tetapi bukan tidak mungkin wilayah asia, terutama asia tenggara dan Indonesia mampu untuk mengejarnya.

Indonesia adalah salah satu negara yang sangat memperhatikan dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan dasar negara Indonesia yang tertulis dalam undang-undang dasar (UUD) 1945 dan terdapat dalam paragraf ke empat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.

Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, baik pendidikan formal atau non formal, dapat dikatakan sedang mengalami banyak masalah terutama pendidikan formal. Permasalahan yang dihadapi pendidikan formal secara umum saat ini ialah masalah kurikulum, kompetensi guru, sarana prasarana yang belum memadai dan permasalahan mengenai siswa. Sebagai contoh permasalahan 2013 yang belum jelas penggunaanya dan masalah siswa tentang


(16)

2

sumber daya manusia (SDM) yang berdampak pada lulusan yang kurang memiliki kompetensi yang baik sehingga banyak dari siswa setelah lulus dari sekolah menjadi pengangguran. Dan berikut adalah fakta tentang pendidikan di Indonesia,: 1) Setiap Menit, Empat Anak Putus Sekolah, 2) 54% Guru di

Indonesia Tidak Memiliki Kualifikasi yang Cukup untuk Mengajar, 3)Menurut

Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69, dan

4) 34% Sekolah di Indonesia Kekurangan Guru.1

Masalah-masalah di dunia pendidikan formal selalu ada dan bertambah, tapi belum ada kebijakan dari pemerintah yang benar-benar dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut, terutama masalah siswa tentang sumber daya manusia dan pengangguran. Hatta Rajasa sewaktu masih menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menyatakan bahwa betapa pentingnya sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat. Kualitas SDM menentukan daya saing Indonesia di percaturan ekonomi dunia. Sebab itu seorang guru, khususnya guru PAI sebainya dapat membuat siswa untuk selalu opimis belajar dengan giat dan rajin sehingga menjadi siswa yang berprestasi dan memiliki kompetensi yang bagus atau sumber daya manusia yang baik.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari

1 Indonesia Berkibar, “Fakta Pendidikan”, http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan, diakses tanggal 23 agustus 2015.


(17)

3

sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.2

Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: al-Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 3

Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhan dalam lingkup: al-Qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fikih/ibadah, dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup PAI mencangkup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.4

Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu

2 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal. 21 3 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), hal. 79 4Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep


(18)

4

bisa juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.

Menurut Ibrahim dan Syaodih ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu: 1) menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan metode dan media yang bervariasi kebosanan pun dapat dikurangi atau dihilangkan. 2) memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, dengan demikian akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 3) memberikan saran antara lain ujian semester, ujian tegah semester, ulangan harian dan juga kuis. 4) memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal yang sulit yang hanya bisa dicapai siswa yang pandai. Agar siswa ysng kurang pandai juga bisa maka diberikan soal yang sesuai dengan kepandainnya. 5) diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini di lakukan guru dengan cara belajar yang punya rasa persahabatan, punya humor, pengakuan keberadaan siswa dan menghindari celaan dan makian. 6) mengadakan persaingan sehat melalui hasil belajar siswa. Dalam persaingan ini dapat diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah5. Akan tetapi permasalahan

pendidikan dan kualitas guru terjadi hampir di semua jenjang dan mata pelajaran di sekolah, termasuk di bidang pendidikan agama Islam (PAI).

Strategi dibutuhkan untuk memberikan sebuah pengajaran yang menarik, efektif, dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Dan

5 R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996), hal. 28


(19)

5

salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari materi PAI adalah pada cara membaca al- Qur’an dengan baik dan benar.

Guru PAI dituntut memiliki strategi pengajaran yang jitu untuk mencapai sebuah pembelajaran yang efektif. Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something; Sedangkan metode adalah a way in achieving something. Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI). Karena GPAI di samping mempunyai peran mentransfer ilmu dan juga membantu proses internalisasi moral kepada siswa. Jadi GPAI diharapkan mampu membawa anak didiknya menjadi manusia yang ”sempurna” baik lahiriah maupun batiniah. Dan guru profesional adalah guru yang mempunyai strategi mengajar, menguasai bahan, mampu menyusun program maupun membuat penilaian hasil belajar yang tepat. Selain itu seorang guru yang profesional juga harus mampu memotivasi siswanya untuk semangat dalam belajarnya.


(20)

6

Guru memiliki peran penting dalam membimbing dan menghantarkan keberhasilan peserta didik. Karena langsung berhadapan dengan siswa di kelas. Maka sudah semestinya jika guru mempunyai kemampuan (kompetensi) tertentu yang disyaratkan agar dalam pelaksanaannya mengelola kelas bisa berjalan dengan baik. Indikator baik tersebut ditunjukkan dengan siswa menguasai materi pelajaran dan menjalankan dalam kehidupan sehari-hari.6 Faktor guru atau tenaga pengajar

adalah salah satu dari beberapa masalah pendidikan yang paling berpengaruh. Guru dinilai memiliki peranan yang sangat vital dalam proses pembelajaran, karena ia adalah perancang dan eksekutor untuk mencapai pembelajaran yang efektif.

Guru PAI sebaiknya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga membuat siswa nyaman untuk belajar dan membuat siswa tidak tertekan, meski hal itu terkadang tidak mudah untuk diwujudkan. Salah satu permasalahan umum yang dihadapi oleh guru PAI dalam pembelajaran yaitu kebanyakan dari siswa terkadang meremehkan mata pelajaran PAI disebabkan banyak hal diantaranya yaitu pelajaran PAI tidak masuk dala Ujian Akhir Nasional (UAN), pelajaran PAI dianggap gampang dan cenderung membosankan dan lain-lain. Sedangkan permasalahn secara kompleks yang dihadapi oleh pelajaran PAI bisa dakatakan berasal dari dua

6 Abdul Majid & Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: Pustaka Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 166


(21)

7

faktor intern (guru) dan ektern (materi, metode, media dan sarana prasarana yang belum lengkap).

Merujuk pada permasalahan di atas, maka guru PAI diharapkan pandai dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan meningkatkan kopetensi yang dimiliki, memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi sekaligus menarik dan menyenangkan untuk siswa dan yang terakhir masalah sarana prasarana yang belum memadai, guru PAI diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sarana prasarana yang ada sehingga meskipun sarana prasarana yang ada sehingga meskipun sarana prasarana kurang memadai tetapi pembelajaran PAI di dalam kelas akan tetap menyenangkan, efektif dan tepat sarana sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bisa dikatakan juga bahwa keterampilan guru dalam mengelola kelas bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau meminimalisir masalah-masalah dalam pembelajaran PAI, karena pengelolaan kelas dapat menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar.

Seorang guru PAI diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan yang baik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat, akan tetapi guru PAI juga harus bisa memiliki kterampilan mengajar yang baik, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Turney dalam Mulyasa bahwa delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitan pembelajaran yaitu keterampilan bertanya, member penguatan, mengadakan vaiasi, menjelaskan, membuka dan menutup


(22)

8

pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan.7 Delapan

keterampilan tersebut sehausnya dikuasai oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.

Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mempengaruhi kualitas pembelajaran yang akan dihasilkan. Ini merupakan satu kerangka atau sistem pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.8

Pada prinsipnya tidak satupun dari metode pembelajaran yang dipandang sempurna dan cocok dengan semua materi yang ada dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan yang khas. Guru yang professional dan kreatif justru akan memilih metode pembelajaran yang tepat setelah menetapkan topic bahasan, materi, dan tujuan pembelajaran, serta jenis kegiatan siswa yang dibutuhkan. Metode pembelajaran pada dasarnya bersifat fleksibel dan hal itulah yang membuat guru bisa lebih cermat dan teliti dalam memilih penggunaan metode pembelajaran, terutama untuk memahami al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah kita. Secara mutlak al-Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan paling

7 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pmbelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: Rosda, 2008), hal. 69


(23)

9

mulia. Allah telah menjelaskan keutamaan al-Qur’an tersebut setelah sumpahnya yang agung:

“Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (lauhul mahfuzh) tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.” (QS. al-Waqiah: 56)

Al-Qur’an dinilai sangat sakral dan penting bagi seorang muslim yang mengaku taat terhadap TuhanNya. Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad adalah al-Qur’an. Allah telah menyempurnakan al-Qur’an sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia di dunia. Bahkan, diantara kitab-kitab suci yang lain hanya al-Qur’an yang paling sempurna. al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. al-Qur’an telah terbukti menjadi pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa mengamalkannya manusia tidak dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah dalam al-Qur’an.9

Menurut Ahzami al-Qur’an adalah pedoman kehidupan yang menyeru kepada orang-orang yang mengimaninya untuk bisa merealisasikan kehidupan keberagamaanya pada semua aspek pada dirinya. Getaran hatinya, kerinduan ruhnya, gerakan fisiknya, perilaku terhadap tuhan yang terimplikasi dalam interaksinya dengan keluarga dan sesamanya. Dengan keimanan inilah

9 Muhammad, Thalib, Fungsi dan Fadilah Membaca Al-Qur’an, (Surakarta : Kaffah,


(24)

10

ia bisa mendekatkan diri kepada Allah Awt.10 Dengan demikian al-Qur’an

merupakan petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia. al-Qur’an juga sebagai sumber utama bagi manusia.

Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan di berbagai tempat misalnya: di rumah, di masjid, di TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), di pesantren, di sekolah dan sebagainya. Lingkungan anak yang pertama adalah keluarga, diharapkan di dalam keluarga anak mulai kecil mendapatkan pembelajaran al-Qur’an dari orang tuannya. Ketika orang tua kuarang mampu mengajari al-Qur’an maka orang tua dapat menitipkan anaknya ketempat pembelajaran al-Qur’an.

Kegiatan belajar membaca al-Qur’an tidak selalu lancar sesuai dengan apa yang diharapkan, banyak hambatan dan kesulitan yang dialami oleh siswa. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam membaca al-Qur’an misalnya siswa masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an (belum lancar), belum mampu mempraktikan bacaan tajwid dengan benar, kadang bacaan panjang dibaca pendek begitu juga sebaliknya.

Pembelajaran al-Qur’an di SMP merupakan lanjutan dari tingkat SD. Idealnya siswa SMP sudah bisa membaca al-Qur’an. Sebelum memahami ayat al-Qur’an, siswa harus bisa membaca al-Qur’an terlebih dahulu. Tetapi realitanya masih banyak siswa yang kurang lancar membaca al-Qur’an.

10 Jahuli, Ahzami Samiun, Kehidupan Dalam Pandangan Al-quran , (Jakarta : Gema Insani Press, 2006), hal. 36


(25)

11

Ketidakmampuan siswa dalam membaca al-Qur’an tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah kurangnya pendidikan agama didalam keluarga, lingkungan yang kurang mendukung atau bisa juga faktor internal dari siswa itu sendiri.

SMP Negeri 13 adalah sebuah sekolah Negeri yang terdapat di JL. Sunan Ampel II Malang. Sekolah tersebut mengajarkan berbagai mata pelajaran umum dan mata pelajaran PAI, seperti sekolah pada umumnya. Ada beberapa hal yang menarik di sekolah tersebut, yaitu: 1) SMP Negeri 13 memiliki tingkat toleransi beragama yang tinggi, seperti ketika terdapat mata pelajaran PAI, maka siswa non Islam dipisahkan di kelas tertentu dan mendapat mata pelajaran agama (sesuai dengan agamanya masing-masing), 2) SMP Negeri 13 memiliki laboratorium PAI yang digunakan untuk menunjang pembelajaran PAI yang efektif, 3) SMP Negeri 13 memiliki fasilitas belajar yang lengkap di setiap kelas, seperti LCD dan TV.11 Akan tetapi ada permasalahan yang terjadi ketika

peneliti melakukan praktik pengajar lapangan (PPL) di SMP Negeri 13 Malang selama dua bulan (agustus-oktober), yaitu: kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an dan Hadits kurang baik dan kurang lancar, bahkan hal tersebut terjadi di semua tingkatan (VII, VIII, dan IX) dan beberapa kelas terutama di kelas VII. Hal tersebut menuntut seorang guru untuk mengambil sebuah langkah solutif agar masalah tersebut mampu teratasi dengan baik, sehingga seyogyanya


(26)

12

seorang guru mempunyai strategi yang menarik dalam mengajar (terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an).

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang, dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui dan melihat secara langsung realita pembelajaran yang ada di sekolah tersebut, sehingga akan didapatkan pengetahuan dan fakta baru tentang sejauh mana dan bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa. Oleh karena itu , peneliti mengambil judul penelitian “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Negeri 13 Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis akan menyajikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang?

2. Bagaimana hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang?


(27)

13 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang.

2. Mendeskripsikan hasil dari strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang.

D. Manfaat Penelitiana

Adapun manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu secara teoritis dan praktis:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an.


(28)

14

a. Lembaga pendidikan

Sebagai bahan masukan yang dapat membantu lembaga pendidikan untuk meningkatkan siswa dalam membaca al-Qur’an.

b. Guru

Sebagai panduan bagi guru untuk memperbaiki strategi yang digunakan untuk meningkakan kemampuan membaca al-Qur’an siswa

c. Penulis dan pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk tambahan ilmu dalam meningkatkan membaca al-Qur’an serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang akan datang.

E. Batasan Istilah

1. Strategi

Strategi adalah sebuah cara tertentu untuk menangani sebuah problematika atau pekerjaan.12 Pendapat lain menyatakan bahwa setrategi

adalah taktik, langkah-langkah rencana yang dilakukan secara sistematis dalam perang.13 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

strategi adalah langkah-langkah atau rencana awal yang harus dipersiapkan seorang guru sebelum melaksanakan pembelajaran untuk menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

12 Sja’i, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab, (Semarang : Walisongo Press, 2008), hal. 24-25

13 Pius Abdillah, Danu Prasetya. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arloka, 2005), hal. 586


(29)

15

Sedangkan yang dimaksudkan strategi disini adalah strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang.

2. Guru PAI

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua.14 Pendapat lain

menyatakan guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru selalu terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal disekolah.15

Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.16 Tujuan Pendidikan Agama

Islam adalah mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.17

14 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam , (Jakarta :Bumi Aksara, 2012), hal.39 15 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 1

16Ibid, hal. 86

17 Nusa Putra, Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam , (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2012), hal.1


(30)

16

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI adalah guru yang profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua guna mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.

3. Meningkatkan

Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain:

1). Menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi dsb);

2). Mengangkat diri; memegahkan diri.18

Sedang Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.19

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak.

18 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 1197-1198 19 Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang

Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), hal.


(31)

17

Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yang mendapat nilai rendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya lebih tinggi atau memuaskan dengan cara meningkatkan keterampilan belajarnya. 4. Kemampuan

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilasen melakukan sesuatu.

Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah penguasaan siswa SMP Negeri 13 Malang dalam hal baca Al-Qur’an pada mata pelajaran PAI.

5. Membaca Al-Qur’an

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca, membaca” diartikan:

1. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati)

2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis 3. Mengucapkan


(32)

18

4. Mengetahui, meramalkan 5. Memperhitungkan.20

Pengertian “Baca” dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada pelajaran Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata-kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”

Membaca al-Qur’an makna sebenarnya adalah memahami al-Qur’an dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelaslah bahwa membaca adalah hal yang tak hanya untuk melihat atau menyurakan namun juga pada pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna yang sesungguhnya.

Setiap Huruf di al-Qur’an memiliki hak sesuai panjang dan pendeknya. Jadi maka layaklah ada anjuran membaca al-Qur’an secara tartil, jadi bahasa al-Qur’an memiliki panjang dan pendek yang sudah ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan kita mengucapkan bahasa

20 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “upaya”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hal. 83


(33)

19

Indonesia, Inggris , bahkan bahasa Arab dalam pembicaraan. Maka bahasa Arab yang dalam percakapan itu diucapkan seperti di percakapan bahasa pada umumnya, yang mana hal ini berbeda dengan bacaan al-Qur’an. Oleh karenanya jika berdoa mengguakan bacaan al-Qur’an sebaiknya menggunakan pula kaidah tajwid yang mengatur panjang, pendek dan bagaimana membacanya.

6. Siswa

Kata “Siswa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata benda yang sinonim dengan kata “murid”, (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).21

Menurut St. Vembriarto dalam “Kamus Pendidikan”, kata siswa diartikan peserta didik yang belajar di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah.22

Menurut Sardiman, A. M., siswa atau anak didik dalam proses belajar mengajar dikatakan sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani.23 Lebih jauh menurutnya pernyataan

mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent (bakat) tertentu. Hanya yang jelas

21 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “Sis.wa”, Op.Cit., hal. 1077

22 St. Vembriarto, et. al. kamus Pendidikan, Cet. Ke- 1, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1994), hal. 61

23 Sardiman, A. M., Inertaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), hal. 112


(34)

20

siswa itu belum mencapai tingkat yang optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan subjek dalam proses belajar mengajar, sehingga subjek disebut sebagai subjek belajar.24

Adapun yang penulis maksudkan “siswa” dalam judul penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 13 malang.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang strategi guru PAI dan meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa. BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian,

informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data. BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan. BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak sekolah.

24Ibid., hal. 112


(35)

(1)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI adalah guru yang profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua guna mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah.

3. Meningkatkan

Kata “meningkatkan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kata kerja dengan arti antara lain:

1). Menaikkan (derajat, taraf, dsb); mempertinggi; memperhebat (produksi dsb);

2). Mengangkat diri; memegahkan diri.18

Sedang Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik.19

Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata “meningkatkan” tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak.

18 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 1197-1198 19 Sawiwati, Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN 3 Makarti Jaya Tentang

Ciri-Ciri Makhluk Hidup Melalui Metode Demonstrasi, (Palembang: Perpustakaan UT, 2009), hal. 4


(2)

Sedangkan “meningkatkan atau peningkatan” yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yang mendapat nilai rendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya lebih tinggi atau memuaskan dengan cara meningkatkan keterampilan belajarnya.

4. Kemampuan

Di dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa (bisa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan). Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Kemampuan/kompetensi adalah kemampuan bersikap, berfikir dan bertindak secara konsistensi sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilasen melakukan sesuatu.

Adapun kemampuan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah penguasaan siswa SMP Negeri 13 Malang dalam hal baca Al-Qur’an pada mata pelajaran PAI.

5. Membaca Al-Qur’an

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “baca, membaca” diartikan:

1. Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati)

2. Mengeja atau melafalkan apa yang tertulis 3. Mengucapkan


(3)

4. Mengetahui, meramalkan 5. Memperhitungkan.20

Pengertian “Baca” dalam judul penelitian ini secara khusus merujuk pada kemampuan membaca al-Qur’an siswa pada pelajaran Al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kalamullah, firman Allah ta’ala. Ia bukanlah kata-kata manusia. Bukan pula kata-kata-kata-kata jin, syaithan atau malaikat. Ia sama sekali bukan berasal dari pikiran makhluk, bukan syair, bukan sihir, bukan pula produk kontemplasi atau hasil pemikiran filsafat manusia. Hal ini ditegaskan oleh Allah ta’ala dalam al-Qur’an surat An-Najm ayat 3-4:

“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)…”

Membaca al-Qur’an makna sebenarnya adalah memahami al-Qur’an dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelaslah bahwa membaca adalah hal yang tak hanya untuk melihat atau menyurakan namun juga pada pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna yang sesungguhnya.

Setiap Huruf di al-Qur’an memiliki hak sesuai panjang dan pendeknya. Jadi maka layaklah ada anjuran membaca al-Qur’an secara tartil, jadi bahasa al-Qur’an memiliki panjang dan pendek yang sudah ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan kita mengucapkan bahasa

20 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “upaya”, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai


(4)

Indonesia, Inggris , bahkan bahasa Arab dalam pembicaraan. Maka bahasa Arab yang dalam percakapan itu diucapkan seperti di percakapan bahasa pada umumnya, yang mana hal ini berbeda dengan bacaan al-Qur’an. Oleh karenanya jika berdoa mengguakan bacaan al-Qur’an sebaiknya menggunakan pula kaidah tajwid yang mengatur panjang, pendek dan bagaimana membacanya.

6. Siswa

Kata “Siswa” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata benda yang sinonim dengan kata “murid”, (terutama pada tingkat sekolah dasar dan menengah).21

Menurut St. Vembriarto dalam “Kamus Pendidikan”, kata siswa diartikan peserta didik yang belajar di Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah.22

Menurut Sardiman, A. M., siswa atau anak didik dalam proses belajar mengajar dikatakan sebagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam artian jasmani maupun rohani.23 Lebih jauh menurutnya pernyataan mengenai anak didik sebagai kelompok yang belum dewasa itu, bukan berarti bahwa anak didik itu sebagai makhluk yang lemah, tanpa memiliki potensi dan kemampuan. Anak didik secara kodrati telah memiliki potensi dan kemampuan-kemampuan atau talent (bakat) tertentu. Hanya yang jelas

21 Hasan Alwi, et.al, (ed.), “Sis.wa”, Op.Cit., hal. 1077

22 St. Vembriarto, et. al. kamus Pendidikan, Cet. Ke- 1, (Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1994), hal. 61

23 Sardiman, A. M., Inertaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo


(5)

siswa itu belum mencapai tingkat yang optimal dalam mengembangkan talent atau potensi dan kemampuannya. Oleh karena itu, lebih tepat kalau siswa dikatakan subjek dalam proses belajar mengajar, sehingga subjek disebut sebagai subjek belajar.24

Adapun yang penulis maksudkan “siswa” dalam judul penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 13 malang.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini meliputi :

BAB I : Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan pustaka, pada bab ini akan dibahas tentang strategi guru PAI dan meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa. BAB III : Metode penelitian, meliputi jenis penelitian, objek penelitian,

informan penelitian, metode pengumpulan data dan analisis data. BAB IV : Hasil penelitian, pada bab ini menguraikan hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan serta menyajikan data dari lapangan. BAB V : Kesimpulan dan saran, pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil

penelitian dan saran-saran yang bisa disampaikan kepada pihak sekolah.

24Ibid., hal. 112


(6)

Dokumen yang terkait

UPAYA GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS VIII DI SMP NEGERI 13 MALANG TAHUN PELAJARAN 2014-2015

5 25 32

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAM ISLAM (PAI) MELALUI BACA AL QURÂ’AN DI SMPN 04 PUJON SATU ATAP KABUPATEN MALANG

0 31 24

STRATEGI GURU PAI MENGATASI KESULITAN MURID KELAS V DALAM MEMBACA AL-QURAN DI SD WAHID HASYIM DINOYO MALANG

10 113 26

Peran guru PAI dalam mengatasi kesulitan membaca al-qur'an siswa di SMP Islam al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan

75 611 113

PROGRAM KREATIVITAS GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN Program Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Al-Qur’an Dengan Pendekatan Ekstrakurikuler BTA (Studi Kasus di SMP N 3 Kartasura Tahun Pelajaran 201

0 4 15

PROGRAM KREATIVITAS GURU DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA AL-QUR’AN DENGAN Program Kreativitas Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Al-Qur’an Dengan Pendekatan Ekstrakurikuler BTA (Studi Kasus di SMP N 3 Kartasura Tahun Pelajaran 201

0 1 17

STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 7

STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA MELALUI KEGIATAN DINIYAH DI SMPN 3 TUGU TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

STRATEGI GURU ALQUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA DI MTS AL HUDA BANDUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

1. SMPLB Bintara Campurdarat a. Guru PAI mengajari cara membaca Al-Quran pada siswa tunanetra di SMPLB Bintara Campurdarat, Tulungagung. - PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS AL-QUR’AN SISWA TUNANETRA (Studi Multi Situs di SMPL

0 0 22