1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu indikator kemajuan sebuah bangsa. Perkembangan sumber daya manusia SDM dihasilkan oleh kualitas
pendidikan yang baik. Kualitas pendidikan kawasan masih berada dibawah benua Eropa dan Amerika jika dilihat berdasarkan peringkatnya.akan tetapi
bukan tidak mungkin wilayah asia, terutama asia tenggara dan Indonesia mampu untuk mengejarnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang sangat memperhatikan dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan dasar negara Indonesia yang
tertulis dalam undang-undang dasar UUD 1945 dan terdapat dalam paragraf ke empat yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Pendidikan yang ada di Indonesia saat ini, baik pendidikan formal atau non formal, dapat dikatakan sedang mengalami banyak masalah terutama
pendidikan formal. Permasalahan yang dihadapi pendidikan formal secara umum saat ini ialah masalah kurikulum, kompetensi guru, sarana prasarana
yang belum memadai dan permasalahan mengenai siswa. Sebagai contoh permasalahan 2013 yang belum jelas penggunaanya dan masalah siswa tentang
2
sumber daya manusia SDM yang berdampak pada lulusan yang kurang memiliki kompetensi yang baik sehingga banyak dari siswa setelah lulus dari
sekolah menjadi pengangguran. Dan berikut adalah fakta tentang pendidikan di
Indonesia,: 1 Setiap Menit, Empat Anak Putus Sekolah, 2 54 Guru di Indonesia Tidak Memiliki Kualifikasi yang Cukup untuk Mengajar, 3 Menurut
Education Development Index EDI Indonesia berada pada posisi ke-69, dan 4 34 Sekolah di Indonesia Kekurangan Guru.
1
Masalah-masalah di dunia pendidikan formal selalu ada dan bertambah, tapi belum ada kebijakan dari pemerintah yang benar-benar dapat
menyelesaikan masalah-masalah tersebut, terutama masalah siswa tentang sumber daya manusia dan pengangguran. Hatta Rajasa sewaktu masih menjadi
Menteri Koordinator Perekonomian menyatakan bahwa betapa pentingnya sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Kualitas SDM menentukan daya saing Indonesia di percaturan ekonomi dunia. Sebab itu seorang guru, khususnya guru PAI sebainya dapat membuat siswa
untuk selalu opimis belajar dengan giat dan rajin sehingga menjadi siswa yang berprestasi dan memiliki kompetensi yang bagus atau sumber daya manusia
yang baik. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran Agama Islam dari
1
Indonesia Berkibar, “Fakta Pendidikan”, http:indonesiaberkibar.orgidfakta-pendidikan, diakses tanggal 23 agustus 2015.
3
sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.
2
Ruang lingkup materi PAI di dalam kurikulum 1994 sebagaimana dikutip oleh Muhaimin pada dasarnya mencakup tujuh unsur pokok, yaitu: al-
Qur’an-Hadist, keimanan, syari’ah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu: al-Qur’an,
keimanan, akhlak, fikih dan bimbingan ibadah serta tarikh yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan
kebudayaan.
3
Mata pelajaran PAI itu secara keseluruhan dalam lingkup: al-Qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fikihibadah, dan sejarah, sekaligus
menggambarkan bahwa ruang lingkup PAI mencangkup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan.
4
Untuk mencapai maksud dan tujuan pembelajaran yang maksimal diperlukan cara penyampaian yang baik, yang biasa disebut dengan metode
mengajar. Metode mengajar dapat juga diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang guru. Selain itu
2
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, hal. 21
3
Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Citra Media, 1996, hal. 79
4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005 hal. 131
4
bisa juga disebut sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas.
Menurut Ibrahim dan Syaodih ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yaitu: 1 menggunakan cara atau metode dan media mengajar
yang bervariasi. Dengan metode dan media yang bervariasi kebosanan pun dapat dikurangi atau dihilangkan. 2 memilih bahan yang menarik minat dan
dibutuhkan siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian, dengan demikian akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 3
memberikan saran antara lain ujian semester, ujian tegah semester, ulangan harian dan juga kuis. 4 memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal
yang sulit yang hanya bisa dicapai siswa yang pandai. Agar siswa ysng kurang pandai juga bisa maka diberikan soal yang sesuai dengan kepandainnya. 5
diciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dalam hal ini di lakukan guru dengan cara belajar yang punya rasa persahabatan, punya humor, pengakuan
keberadaan siswa dan menghindari celaan dan makian. 6 mengadakan persaingan sehat melalui hasil belajar siswa. Dalam persaingan ini dapat
diberikan pujian, ganjaran ataupun hadiah
5
. Akan tetapi permasalahan pendidikan dan kualitas guru terjadi hampir di semua jenjang dan mata
pelajaran di sekolah, termasuk di bidang pendidikan agama Islam PAI. Strategi dibutuhkan untuk memberikan sebuah pengajaran yang
menarik, efektif, dan membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar. Dan
5
R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1996, hal. 28
5
salah satu kesulitan siswa dalam mempelajari materi PAI adalah pada cara membaca al- Qur’an dengan baik dan benar.
Guru PAI dituntut memiliki strategi pengajaran yang jitu untuk mencapai sebuah pembelajaran yang efektif. Syaiful Bahri Djamarah,
mengartikan strategi adalah suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi digunakan untuk
memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation
achieving something; Sedangkan metode adalah a way in achieving something. Guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya Guru Pendidikan Agama Islam GPAI. Karena GPAI di samping mempunyai peran mentransfer ilmu dan juga
membantu proses internalisasi moral kepada siswa. Jadi GPAI diharapkan mampu membawa anak didiknya menjadi manusia yang ”sempurna” baik
lahiriah maupun batiniah. Dan guru profesional adalah guru yang mempunyai strategi mengajar, menguasai bahan, mampu menyusun program maupun
membuat penilaian hasil belajar yang tepat. Selain itu seorang guru yang profesional juga harus mampu memotivasi siswanya untuk semangat dalam
belajarnya.
6
Guru memiliki peran penting dalam membimbing dan menghantarkan keberhasilan peserta didik. Karena langsung berhadapan
dengan siswa di kelas. Maka sudah semestinya jika guru mempunyai kemampuan kompetensi tertentu yang disyaratkan agar dalam
pelaksanaannya mengelola kelas bisa berjalan dengan baik. Indikator baik tersebut ditunjukkan dengan siswa menguasai materi pelajaran dan
menjalankan dalam kehidupan sehari-hari.
6
Faktor guru atau tenaga pengajar adalah salah satu dari beberapa masalah pendidikan yang paling berpengaruh.
Guru dinilai memiliki peranan yang sangat vital dalam proses pembelajaran, karena ia adalah perancang dan eksekutor untuk mencapai pembelajaran yang
efektif. Guru PAI sebaiknya bisa menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, efektif dan menyenangkan, sehingga membuat siswa nyaman untuk belajar dan membuat siswa tidak tertekan, meski hal itu terkadang tidak mudah
untuk diwujudkan. Salah satu permasalahan umum yang dihadapi oleh guru PAI dalam pembelajaran yaitu kebanyakan dari siswa terkadang meremehkan mata
pelajaran PAI disebabkan banyak hal diantaranya yaitu pelajaran PAI tidak masuk dala Ujian Akhir Nasional UAN, pelajaran PAI dianggap gampang dan
cenderung membosankan dan lain-lain. Sedangkan permasalahn secara kompleks yang dihadapi oleh pelajaran PAI bisa dakatakan berasal dari dua
6
Abdul Majid Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Pustaka Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 166
7
faktor intern guru dan ektern materi, metode, media dan sarana prasarana yang belum lengkap.
Merujuk pada permasalahan di atas, maka guru PAI diharapkan pandai dalam menangani permasalahan yang dihadapi dengan meningkatkan
kopetensi yang dimiliki, memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media yang sesuai dengan materi sekaligus menarik dan menyenangkan untuk
siswa dan yang terakhir masalah sarana prasarana yang belum memadai, guru PAI diharapkan bisa lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sarana
prasarana yang ada sehingga meskipun sarana prasarana yang ada sehingga meskipun sarana prasarana kurang memadai tetapi pembelajaran PAI di dalam
kelas akan tetap menyenangkan, efektif dan tepat sarana sesuai dengan tujuan pembelajaran. Bisa dikatakan juga bahwa keterampilan guru dalam mengelola
kelas bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi atau meminimalisir masalah-masalah dalam pembelajaran PAI, karena pengelolaan kelas dapat
menentukan berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Seorang guru PAI diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan
yang baik dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat, akan tetapi guru PAI juga harus bisa memiliki
kterampilan mengajar yang baik, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Turney dalam Mulyasa bahwa delapan keterampilan mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitan pembelajaran yaitu keterampilan bertanya, member penguatan, mengadakan vaiasi, menjelaskan, membuka dan menutup
8
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan.
7
Delapan keterampilan tersebut sehausnya dikuasai oleh guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Unsur-unsur tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
mempengaruhi kualitas pembelajaran yang akan dihasilkan. Ini merupakan satu kerangka atau sistem pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
8
Pada prinsipnya tidak satupun dari metode pembelajaran yang dipandang sempurna dan cocok dengan semua materi yang ada dalam
kurikulum pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan yang khas. Guru yang professional dan kreatif justru
akan memilih metode pembelajaran yang tepat setelah menetapkan topic bahasan, materi, dan tujuan pembelajaran, serta jenis kegiatan siswa yang
dibutuhkan. Metode pembelajaran pada dasarnya bersifat fleksibel dan hal itulah yang membuat guru bisa lebih cermat dan teliti dalam memilih
penggunaan metode pembelajaran, terutama untuk memahami al-Qur’an. Al-Qur’an adalah firman Allah yang menjadi sumber aqidah kita.
Secara mutlak al-Qur’an merupakan perkataan yang paling agung dan paling
7
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pmbelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda, 2008, hal. 69
8
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hal. 57
9
mulia. Allah telah menjelaskan keutamaan al-Qur’an tersebut setelah sumpahnya yang agung:
“Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara lauhul mahfuzh tidak menyentuhnya
kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.” QS. al-Waqiah: 56
Al-Qur’an dinilai sangat sakral dan penting bagi seorang muslim yang mengaku taat terhadap TuhanNya. Mukjizat yang dimiliki oleh Nabi
Muhammad adalah al-Qur’an. Allah telah menyempurnakan al-Qur’an sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia di dunia. Bahkan, diantara kitab-kitab suci
yang lain hanya al-Qur’an yang paling sempurna. al-Qur’an diturunkan Allah kepada manusia untuk dibaca dan diamalkan. al-Qur’an telah terbukti menjadi
pelita agung dalam memimpin manusia mengarungi perjalanan hidupnya. Tanpa membaca manusia tidak akan mengerti akan isinya dan tanpa
mengamalkannya manusia tidak dapat merasakan kebaikan dan keutamaan petunjuk Allah dalam al-Qur’an.
9
Menurut Ahzami al-Qur’an adalah pedoman kehidupan yang menyeru kepada orang-orang yang mengimaninya untuk bisa merealisasikan
kehidupan keberagamaanya pada semua aspek pada dirinya. Getaran hatinya, kerinduan ruhnya, gerakan fisiknya, perilaku terhadap tuhan yang terimplikasi
dalam interaksinya dengan keluarga dan sesamanya. Dengan keimanan inilah
9
Muhammad, Thalib, Fungsi dan Fadilah Membaca Al-Qur’an, Surakarta : Kaffah, 2005, hal. 11
10
ia bisa mendekatkan diri kepada Allah Awt.
10
Dengan demikian al-Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia. al-Qur’an juga
sebagai sumber utama bagi manusia. Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan di berbagai tempat
misalnya: di rumah, di masjid, di TPA Taman Pendidikan Al-Qur’an, di pesantren, di sekolah dan sebagainya. Lingkungan anak yang pertama adalah
keluarga, diharapkan di dalam keluarga anak mulai kecil mendapatkan pembelajaran al-Qur’an dari orang tuannya. Ketika orang tua kuarang mampu
mengajari al-Qur’an maka orang tua dapat menitipkan anaknya ketempat pembelajaran al-Qur’an.
Kegiatan belajar membaca al-Qur’an tidak selalu lancar sesuai dengan apa yang diharapkan, banyak hambatan dan kesulitan yang dialami oleh
siswa. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam membaca al-Qur’an misalnya siswa masih terbata-bata dalam membaca al-Qur’an belum lancar, belum
mampu mempraktikan bacaan tajwid dengan benar, kadang bacaan panjang dibaca pendek begitu juga sebaliknya.
Pembelajaran al-Qur’an di SMP merupakan lanjutan dari tingkat SD. Idealnya siswa SMP sudah bisa membaca al-Qur’an. Sebelum memahami
ayat al-Qur’an, siswa harus bisa membaca al-Qur’an terlebih dahulu. Tetapi realitanya masih banyak siswa yang kurang lancar membaca al-Qur’an.
10
Jahuli, Ahzami Samiun, Kehidupan Dalam Pandangan Al-quran , Jakarta : Gema Insani Press, 2006, hal. 36
11
Ketidakmampuan siswa dalam membaca al-Qur’an tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah kurangnya pendidikan agama
didalam keluarga, lingkungan yang kurang mendukung atau bisa juga faktor internal dari siswa itu sendiri.
SMP Negeri 13 adalah sebuah sekolah Negeri yang terdapat di JL. Sunan Ampel II Malang. Sekolah tersebut mengajarkan berbagai mata pelajaran
umum dan mata pelajaran PAI, seperti sekolah pada umumnya. Ada beberapa hal yang menarik di sekolah tersebut, yaitu: 1 SMP Negeri 13 memiliki tingkat
toleransi beragama yang tinggi, seperti ketika terdapat mata pelajaran PAI, maka siswa non Islam dipisahkan di kelas tertentu dan mendapat mata pelajaran
agama sesuai dengan agamanya masing-masing, 2 SMP Negeri 13 memiliki laboratorium PAI yang digunakan untuk menunjang pembelajaran PAI yang
efektif, 3 SMP Negeri 13 memiliki fasilitas belajar yang lengkap di setiap kelas, seperti LCD dan TV.
11
Akan tetapi ada permasalahan yang terjadi ketika peneliti melakukan praktik pengajar lapangan PPL di SMP Negeri 13 Malang
selama dua bulan agustus-oktober, yaitu: kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an dan Hadits kurang baik dan kurang lancar, bahkan hal tersebut terjadi
di semua tingkatan VII, VIII, dan IX dan beberapa kelas terutama di kelas VII. Hal tersebut menuntut seorang guru untuk mengambil sebuah langkah solutif
agar masalah tersebut mampu teratasi dengan baik, sehingga seyogyanya
11
Wawancara dengan Guru PAI SMP Negeri 13 Malang, 03 Oktober 2015
12
seorang guru mempunyai strategi yang menarik dalam mengajar terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca al-Qur’an.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana strategi guru PAI dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an siswa SMP Negeri 13 Malang, dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui dan melihat secara langsung realita pembelajaran
yang ada di sekolah tersebut, sehingga akan didapatkan pengetahuan dan fakta baru tentang sejauh mana dan bagaimana strategi guru PAI dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an siswa. Oleh karena itu , peneliti mengambil judul penelitian “Strategi Guru PAI dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMP Negeri 13 Malang”.
B. Rumusan Masalah