93
Berdasarkan pertimbangan bahwa kemampuan menulis seharusnya dimiliki sejak dini, siswa kelas 1 sekolah dasar belum bisa diberi materi menulis karangan
karena materi siswa kelas satu masih difokuskan pada menulis huruf dan menulis kata. Sedangkan pada kelas dua sekolah dasar sudah dimulai pengajaran
menyusun kata menjadi kalimat dan menyusun kalimat menjadi karangan sederhana, maka demi efektivitas penelitian ini maka dipilih siswa kelas II
sekolah dasar, karena usia siswa kelas II sekolah dasar ini sudah mulai dapat menuangkan imajinasinya dalam bentuk menulis karangan sederhana. Dengan
demikian penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasar Cluster Random Sampling, yakni pemilihan sampel secara acak dari kelas yang
sudah ditentukan kelas yang diperoleh dari tujuh sekolah dasar. Adapun prosedur teknik cluster random sampling adalah dengan
mengadakan kegiatan pengacakan antara siswa kelas II SD Negeri pada Gugus Jendral Sudirman Kecamatan Girimarto yang masing-masing hanya memiliki
satu kelas. Sampel yang diperoleh dua kelas dari dua sekolah dasar sebagai kelas eksperimen sedangkan dua kelas dari dua sekolah dasar sebagai kelas kontrol.
E. Instrumen Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang kemandirian belajar dan kemampuan menulis karangan sederhana di kelas II SD Negeri pada
empat SD di gugus Jendral Sudirman. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode dan teknik sebagai berikut :
94
1. Angket kemandirian belajar siswa
Angket merupakan salah satu teknik pengumpul data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertulis kepada responden. Menurut Arikunto
2002:128 mengemukakan bahwa : ”Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui”. Dalam penelitian ini dipilih alat
pengumpul data angket dikarenakan merupakan teknik komunikasi secara tidak langsung dalam rangka pengumpulan data. Angket kemandirian ini diberikan
kepada siswa berdasarkan indikator dari kemandirian belajar yang terdiri : tidak tergantung kepada orang lain, ada dorongan untuk maju, kesadaran diri untuk
berbuat sesuatu, ada keyakinan kebenaran, ada rasa tanggungjawab, da tertarik terhadap sesuatu. Adapun fungsi angket adalah untuk mengetahui kemandirian
tinggi, kemandirian rendah untuk belajar Bahasa Indonesia Menulis siswa.
Bentuk angket kemandirian menggunakan skala Likert. Azwar 2002:107
menulis:”Angket dalam model Likert, pernyataan pilihan terdiri dari lima kategorioption dengan jawaban pernyataan SS, S, RR, TS, dan STS sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju ”. Jumlah soal 40 butir, penilaian ada yang positif dan ada yang negatif, bagi yang positif berisi
pernyataan yang sesuai, misalnya dimulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju dengan skor : 1, 2, 3, 4, 5. Penilaian yang negatif berisi pernyataan dari
yang sangat tidak setuju sampai sangat setuju dengan skor : 1, 2, 3, 4, 5. Nilai responden merupakan nilai komulatif yang diperoleh dari setiap butir pernyataan.
Materi yang diungkapkan dalam angket ini : tidak tergantung kepada orang lain,
95
ada dorongan untuk maju, kesadaran diri untuk berbuat sesuatu, ada keyakinan kebenaran, ada rasa tanggung jawab, dan tertarik terhadap sesuatu. Penggunaan
instrumen ini menggunakan pernyataan favorable dan infavorabel, sehingga responden akan membaca dengan cermat dan menjawab dengan hati-hati.
Azwar, 2002:107. Penilaian kemandirian belajar adalah menggunakan skor yang diperoleh siswa setelah menjawab angket kemandirian yang berbentuk skala
dengan rentang 1 sampai 5, yang dapat dilihat pada kisi-kisi angket kemandirian belajar pada halaman lampiran 2.
2. Tes menulis karangan sederhana
Data tentang kemampuan menulis diperoleh melalui tes. Arikunto 1998:51 mengatakan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan
untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan- aturan yang sudah ditetapkan.
Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu daftar pertanyaan, tugas atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah tes tugas berupa menulis karangan sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Ini merupakan kolaburasi dari beberapa
materi menulis kelas dua pada KTSP dalam SILABUS Bahasa Indonesia
2007:66-67, yakni :”pembelajaran menulis kelas dua menekankan pada melengkapi cerita, menyusun kalimat menjadi cerita, menulis karangan pendek
dengan memperhatikan tanda titik, menulis kalimat dengan bentuk huruf yang indah, menulis pengalaman sendiri, menyusun kata menjadi kalimat, melengkapi
kalimat, menuliskan karangan berdasarkan gambar, memperbaiki penulisan
96
kalimat, dan membuat kalimat”. Tes yang berupa tugas mengarang tersebut digunakan untuk mengambil data kemampuan menulis siswa.
Tes tugas menulis karangan ini terdiri atas minimal sepuluh baris dengan aspek kemampuan menulis terdiri atas isi, organisasi, kosa kata, pengetahuan
bahasa dan mekanik. Sebelum digunakan untuk menguji subjek penelitian, tugas tersebut akan diujicobakan pada siswa kelas II Sekolah Dasar di gugus Jendral
Sudirman sebanyak 70 siswa.
D. Uji coba instrumen penelitian