prosesnya, karena itu terserah kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memproses dalam prosedur lain. Jika harus dilanjutkan dengan menggunakan
jasa pengadilan maka harus melalui prosedur pengajuan gugatan kembali, baik menggunakan gugatan biasa atau dengan gugatan derivatif.
Idealnya dalam hal ini diberikan juga tambahan kewenangan kepada pengadilan seperti kewenangan memerintahkan penghentian perbuatan
melawan hukum tersebut yang cenderung merugikan pemegang saham minoritas, pemberian ganti rugi, pemberhentian direksi yang merugikan
tersebut, mengangkat direksi baru atas permohonan dari pemohon dan bahkan pembubaran perusahaan bila keadaan memang sudah serius.
c. Hak mengusulkan dilaksanakannya RUPS
Pemegang saham minoritas juga mempunyai hak untuk mengusulkan agar diadakannya RUPS jika beranggapan bahwa ada hal-hal penting yang
perlu diputuskan dalam rapat. Hal tersebut diatur dalam Pasal 79 ayat 2 UUPT: “Penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat
dilakukan atas permintaan 1 satu atau lebih pemegang saham yang bersama- sama mewakili
1 10
satu persepuluh atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan suatu jumlah yang
lebih kecil”. Namun apabila direksi atau komisaris tidak mau menyelenggarakan RUPS atas permintaan pemegang saham minoritas, pihak
pemegang saham yang meminta diselenggarakannya RUPS dapat mengajukannya ke Pengadilan Negeri untuk memberi izin agar pemegang
saham yang bersangkutan dapat menyelenggarakan sendiri RUPS. Hal ini diatur dalam Pasal 80 UUPT ayat 1
Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 79 ayat 5 dan ayat 7, pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada Ketua
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon
melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut.
Disamping itu sebagai konsekuensi dari adanya hak untuk meminta diselenggarakannya RUPS seharusnya pihak pemegang saham minoritas
berhak pula untuk mengusulkan mata agenda RUPS tersebut. Akan tetapi dalam batang tubuh UUPT tersebut tidak secara jelas disebutkan mengenai
hal tersebut. d.
Hak untuk meminta RUPS membubarkan perseroan.
UUPT memberikan hak kepada pemegang saham minoritas dalam hal mengusulkan kepada RUPS untuk membubarkan perusahaan yakni dalam
Pasal 144 ayat 1 UUPT “Direksi, Dewan Komisaris atau 1 satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit
1 10
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara, dapat mengajukan usul
pembubaran Perseroan kepada RUPS”. Sesuai dengan ketentuan Pasal tersebut RUPS “dapat” tapi tidak “harus” membubarkan perseroan jika ada
usulan dari pemegang saham minimal 10 sepuluh perseratus. Hal tersebut senada dengan Pasal 144 ayat 2 UUPT bahwa pembubaran PT sah apabila
keputusan pembubaran tersebut telah diambil RUPS yang sesuai dengan ketentuan Pasal 87 ayat 1 dan Pasal 89 yaitu :
Pasal 87 ayat 1: “Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.”
Pasal 89 : 1
RUPS untuk
menyetujui Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan, atau Pemisahan, pengajuan permohonan agar
Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya, dan pembubaran Perseroan dapat dilangsungkan jika dalam rapat
paling sedikit
3 4
tiga perempat bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan keputusan
adalah sah jika disetujui paling sedikit
3 4
tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan
kuorum kehadiran
danatau ketentuan
tentang persyaratan
pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar. 2
Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak tercapai, dapat diadakan RUPS kedua.
3 RUPS kedua sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sah dan berhak
mengambil keputusan jika dalam rapat paling sedikit
2 3
dua pertiga bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara hadir atau
diwakili dalam RUPS dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh paling sedikit
3 4
tiga perempat bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, kecuali anggaran dasar menentukan kuorum kehadiran
danatau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS yang lebih besar.
4 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat 5, ayat 6,
ayat 7, ayat 8, dan ayat 9 mutatis mutandis berlaku bagi RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat
3 mengenai kuorum kehadiran danatau ketentuan tentang persyaratan pengambilan keputusan RUPS berlaku juga bagi
Perseroan Terbuka sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal
.
Selain dari pengajuan pembubaran dalam RUPS, Pemegang saham baik mayoritas maupun minoritas dapat mengajukan pembubaran perseroan
kepada pengadilan, hal ini sesuai dengan Pasal 146 ayat 1 : Pengadilan Negeri dapat membubarkan perseroan atas:
a. Permohonan Kejaksaan berdasarkan alasan perseroan melanggar
kepentingan umum atau Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan.
b. Permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya
cacat hukum dalam akta pendirian. c.
Permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan Perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan.
UUPT tidak menentukan dengan alasan apakah suatu perusahaan dapat dibubarkan pengadilan atas permintaan pemegang saham, namun UUPT
menggarisbawahi bahwa alasan permohonan pembubaran perseroan berdasarkan alasan perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan. Akan tetapi
secara ideal dapat dikatakan bahwa pengadilan membubarkan perusahaan jika setelah dipertimbangkan ternyata perusahaan tersebut lebih baik dibubarkan
daripada terus dilanjutkan. Suatu perusahaan lebih baik dibubarkan oleh pengadilan manakala
terjadi salah satu atau lebih dari hal-hal sebagai berikut : 1
Perusahaan, Direksi danatau Dewan Komisaris telah melakukan kegiatan untuk dan atas nama perusahaan yang menyebabkan kerugian bagi
stakeholder.
2 Sebelumnya telah ada kesepakatan tertulis antara seluruh pemegang saham
bahwa pihak pemegang saham minoritas tersebut berwenang meminta pembubaran perusahaan jika terjadi hal-hal tertentu.
3 Meskipun barangkali belum insolvent tetapi keadaan keuangan perusahaan
sudah sedemikian parah sehingga memang perusahaan tersebut lebih tepat untuk dibubarkan.
4 Masa berlaku bagi perusahaan sudah berakhir.
e. Hak Appraisal