undangan yang berlaku. Namun bila dikaitkan dengan upaya perlindungan terhadap pemegang saham minoritas maka asas keadilan yang dimaksud adalah
perlakuan yang adil terhadap pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Dalam bidang hukum perusahaan nilai keadilan merupakan tujuan yang
paling utama sehingga perangkat hukum tentang perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas juga harus dititikberatkan kepada usaha pencapaian
keadilan. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
melakukan beberapa terobosan, yang sebenarnya telah dilakukan oleh berbagai Undang-undang Perseroan di negara-negara maju. Diantara terobosan tersebut
adalah perlindungan terhadap pemegang saham minoritas. Perlindungan tersebut terlihat dari beberapa pasal dalam UUPT, baik kepentingan pribadi pemegang
saham maupun kepentingan pemegang saham sebagai bagian dari perseroan, terhadap perbuatantindakan yang dilakukan oleh organ perseroan. Perlindungan
ini berdasarkan hak perseorangan personal rights, dan kepentingannya sebagai bagian dari perseroan hak derivatif. Perlindungan tersebut meliputi hak-hak
dalam UUPT sebagai berikut:
a. Hak meminta keterlibatan pengadilan
Pihak pemegang saham minoritas sebagai pihak yang merasa dirugikan kepentingannya berhak untuk meminta dipulihkan haknya, untuk
hal tersebutlah pemegang saham minoritas berhak meminta keterlibatan pengadilan. UUPT mengatur hak meminta keterlibatan pengadilan dalam
Pasal 61 ayat 1, Pasal 80 ayat 1, Pasal 97 ayat 6, Pasal 114 ayat 6, Pasal 138 ayat 2.
Pasal 61 ayat 1: “Setiap pemegang saham berhak mengajukan gugatan terhadap perseroan ke
Pengadilan Negeri apabila dirugikan karena tindakan perseroan yang
dianggap tidak adil dan tanpa alasan wajar sebagai akibat keputusan RUPS, Direksi, danatau Dewan Komisaris.”
Pasal 80 ayat 1: Dalam hal Direksi atau Dewan Komisaris tidak melakukan
pemanggilan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat 5 dan ayat 7, pemegang saham yang meminta
penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan
perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut.
Pasal 97 ayat 6: “Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit
1 10
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri terhadap anggota Direksi
yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan.”
Pasal 114 ayat 6: “Atas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit
1 10
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau
kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan ke Pengadilan Negeri.” Pasal 138 ayat 2:
“Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan mengajukan permohonan secara tertulis beserta alasannya ke pengadilan
negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.” Pasal 97 ayat 6 dan Pasal 114 ayat 6 diatas merupakan derivative
action atau derivative suit yang telah diberikan UUPT kepada pemegang saham minoritas perseroan. Derivative suit berarti gugatan yang berdasarkan
pada hak utama primary right dari perseroan, tetapi dilaksanakan oleh pemegang saham atas nama perseroan, atau dengan perkataan lain derivative
suit merupakan gugatan yang dilakukan oleh para pemegang saham untuk dan
atas nama perseroan. Jadi, jika dalam gugatan biasa, direksi yang mewakili perseroan, tetapi dalam gugatan derivatif, justru pemegang sahamlah yang
mewakili perseroan. Dalam gugatan derivatif ini pihak tergugat adalah direksi perseroan atau bisa jadi perseroan itu sendiri dalam statusnya sebagai badan
hukum yang bisa menjadi subjek hukum perdata. Sebenarnya ada beberapa sistem otoritas dan pembatasan tanggung
jawab, namun dalam hubungannya untuk melindungi pemegang saham minoritas perseroan terbatas, kedua ayat inilah yang paling berperan. Hak
meminta keterlibatan pengadilan sangatlah diperlukan karena apabila ada hal yang dianggap tidak adil oleh pemegang saham minoritas maka sektor
hukumlah yang berperan untuk membalikkan keadaan sehingga keadilan yang telah hilang dapat diketemukan kembali oleh pihak yang dieksploitasi.
b. Hak melakukan pemeriksaan dokumen perusahaan