atas nama perseroan. Jadi, jika dalam gugatan biasa, direksi yang mewakili perseroan, tetapi dalam gugatan derivatif, justru pemegang sahamlah yang
mewakili perseroan. Dalam gugatan derivatif ini pihak tergugat adalah direksi perseroan atau bisa jadi perseroan itu sendiri dalam statusnya sebagai badan
hukum yang bisa menjadi subjek hukum perdata. Sebenarnya ada beberapa sistem otoritas dan pembatasan tanggung
jawab, namun dalam hubungannya untuk melindungi pemegang saham minoritas perseroan terbatas, kedua ayat inilah yang paling berperan. Hak
meminta keterlibatan pengadilan sangatlah diperlukan karena apabila ada hal yang dianggap tidak adil oleh pemegang saham minoritas maka sektor
hukumlah yang berperan untuk membalikkan keadaan sehingga keadilan yang telah hilang dapat diketemukan kembali oleh pihak yang dieksploitasi.
b. Hak melakukan pemeriksaan dokumen perusahaan
Secara teoritis, pemegang saham minoritas mempunyai hak untuk mendapatkan akses terhadap informasi yang berkenaan dengan perusahaan
termasuk hak untuk mengakses ke dokumen perusahaan. Hal ini dalam UUPT diatur dalam Pasal 138 ayat 3 huruf a.
Pasal 138 ayat 3 huruf a: “Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat diajukan oleh 1
satu pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit
1 10
satu persepuluh bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.”
Hal itu sangat kontra sekali dengan maksud Pasal tersebut, karena dalam peraturan selanjutnya, yakni Pasal 138 sampai dengan Pasal 141
UUPT, jelas terlihat bahwa adanya ketentuan tersebut putus ditengah jalan. Sebab Pasal-Pasal ini hanya memberikan kewenangan kepada pengadilan
sebatas mengangkat ahli untuk memeriksa, menerima laporan ahli yang memeriksa, dan menentukan biaya yang diperuntukkan untuk maksud
pemeriksaan tersebut. Kewenangan pengadilan dalam prosedur pemeriksaan sesuai dengan Pasal-Pasal dalam UUPT hanya sampai disitu saja. Misalnya
setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ditemukan ada perbuatan melawan hukum, maka pengadilan tidak dapat secara otomatis dapat melanjutkan
prosesnya, karena itu terserah kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memproses dalam prosedur lain. Jika harus dilanjutkan dengan menggunakan
jasa pengadilan maka harus melalui prosedur pengajuan gugatan kembali, baik menggunakan gugatan biasa atau dengan gugatan derivatif.
Idealnya dalam hal ini diberikan juga tambahan kewenangan kepada pengadilan seperti kewenangan memerintahkan penghentian perbuatan
melawan hukum tersebut yang cenderung merugikan pemegang saham minoritas, pemberian ganti rugi, pemberhentian direksi yang merugikan
tersebut, mengangkat direksi baru atas permohonan dari pemohon dan bahkan pembubaran perusahaan bila keadaan memang sudah serius.
c. Hak mengusulkan dilaksanakannya RUPS