BOD Biologycal Oxygen Demand

35 berasal dari bahan organik terutama pada daerah yang terkena langsung sebagai tempat buangan limbah batik dan rumah tangga. Di Kali Bremi, meningkatnya konsentrasi COD disebabkan oleh aliran air limbah dari beberapa sistem drainase Kota Pekalongan yang terhubung langsung dengan Kali Bremi. Berbeda dengan penyebab peningkatan nilai COD di Kali Bremi, Kali Banger tidak terhubung langsung dengan saluran drainase Kota Pekalongan, tetapi sepanjang jalur bantaran kali ini berjajar pabrik – pabrik industri tekstil baik jeans, printing dan batik. Setidaknya terdapat empat pabrik besar dengan debit limbah 775 m 3 hari dan 44 industri batik. Kali Pekalongan memiliki nilai COD yang tinggi. Konsentrasi COD yang tinggi tersebut disebabkan oleh masukan zat kimia organik yang berasal dari limbah industri. Di sepanjang bantaran Kali Pekalongan, terdapat 19 pabrik dengan spesifikasi 14 diantaranya merupakan pabrik batik dan printing, 2 pabrik pengolahan tahu dan tempe serta 3 pabrik pengolahan ikan. Dari 14 industri batik dan printing tersebut, belum memiliki pengolahan IPAL batik dan sebagian besar membuang limbah cair hasil pencucian batik dan printing ke kali Gambar 9. Gambar 9 diambil pada sisi salah satu pabrik di semak – semak yang berada di pinggir kali.

4. Nitrit sebagai N

Pada tahun 2007 - 2011, parameter NO 2 sebagai N seluruh kali di Kota Pekalongan melebihi ambang batas yang ditetapkan. Kandungan N yang tinggi di badan air kali tersebut dipicu kandungan bahan organik pada air limbah batik. Kandungan NO 2 sebagai N yang tinggi di badan air dapat meningkatkan pertumbuhan dan aktivitas tumbuhan air sehingga kandungan oksigen di dalam air semakin berkurang dan menyebabkan hewan air sulit berkembang bahkan mati. Pertumbuhan tumbuhan air yang meningkat di sebagian besar kali di Kota Pekalongan adalah pertumbuhan enceng gondok Eichornia crassipes yang memiliki laju pertumbuhan 3 per hari. Pertumbuhan enceng gondok pada dasarnya dapat membantu mengikat logam berat di perairan. Akan tetapi, bila jumlahnya melonjak tajam hingga menutupi sebagian besar perairan, maka akan menghalau penetrasi cahaya ke perairan dan mematikan sebagian besar biota perairan. Hal ini tampak nyata pada perairan di Kali Bremi Gambar 10 dan Kali Meduri Gambar 11. Berdasarkan peninjauan di lapangan, di kali ini ditemukan beberapa ikan yang mati dan mengambang diperairan. a b a pabrik batik tampak depan, b bukti pembuangan limbah batik ke sungai Gambar 9. Pembuangan limbah cair pabrik batik dan printing ke bantaran Sungai Pekalongan. 36

5. Total Pospat

Selain parameter Nitrit sebagai N, kadar Pospat yang melebihi baku mutu, juga dapat menyebabkan eutrofikasi sebagaimana yang disebabkan oleh parameter N. Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Daerah Kota Pekalongan dari tahun 2007 hingga 2011, diperoleh hasil bahwa keseluruhan kali di Kota Pekalongan memiliki nilai Pospat yang melebihi baku mutu yang ditetapkan. Hal ini juga sebagai pemicu matinya sejumlah organisme perairan. Kandungan pospat dalam perairan selain berasal dari limbah pertanian di Kota Pekalongan, juga dipicu dengan adanya limbah dari industri batik yang juga menggunakan deterjen Sodium tri poly phosphate.

6. Tembaga Cu

Secara keseluruhan, berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, kandungan tembaga Cu melampaui baku mutu kualitas air kelas II, kali di Kota Pekalongan memiliki kadar tembaga yang melebihi baku mutu. Kandungan tembaga dalam perairan pada dasarnya dapat terjadi Gambar 11. Kondisi Sungai Meduri Gambar 10 Kondisi perairan Sungai Bremi.