Klorin bebas Pemodelan spasial untuk penentuan lokasi instalasi pengolahan air limbah (ipal) batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah
39 et al. 2011, Karimi et al. 2011, Murali 2011 dan Deepa et al. 2012. Penggunaan
kriteria tersebut juga didasarkan pada ketersediaan data – data yang dimiliki oleh
pemerintah kota. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penerapan penentuan lokasi IPAL oleh instansi terkait.
Berdasarkan studi pustaka Tabel 10, kriteria lokasi IPAL batik yang tepat terdiri atas kriteria teknik, kriteria ekonomi, kriteria sosial dan kriteria lingkungan. Kriteria
teknis meliputi jarak terhadap pemukiman, akses jalan, luasan lokasi IPAL batik, jarak lokasi IPAL batik terhadap sungai, jarak terhadap saluran drainase, kemiringan dan
ketinggian lahan serta ketersediaan energi yang diwakilkan oleh sentra industri besar dan sentra perdagangan. Spesifikasi kriteria teknis pemilihan lokasi IPAL batik terdapat
pada Tabel 10.
Dengan merujuk pada Tabel 9, dalam penelitian ini, jarak lokasi pemukiman yang tepat terhadap lokasi IPAL adalah 150 meter. Jarak ini dipilih dengan pertimbangan
bahwa wilayah lahan terbangun di Kota Pekalongan, hanya ada 31,7 dari total luas dengan jarak terpanjang adalah sekitar 1 km.
Akses jalan untuk lokasi IPAL batik ditentukan sejauh 300 meter dari jalan raya. Akan tetapi, dengan jarak penyangga sejauh 300 meter dari jalan raya, luas lahan di
Kota Pekalongan yang tersedia untuk pembangunan IPAL batik hanya tersisa 8,23 Km
2
dari keseluruhan wilayah studi. Selain itu, dengan jarak penyangga 300 meter, jarak terpendek dari sungai dan jaringan drainase ke lahan yang tersisa untuk pembangunan
IPAL batik berkisar kurang lebih 1 km. Dengan demikian, luas dan distribusi lahan untuk pembangunan IPAL batik tidak akan mencakup keseluruhan wilayah dan tidak
dapat menjangkau keseluruhan limbah batik di Kota Pekalongan. Dengan demikian, jarak 300 meter kurang tepat untuk wilayah administrasi Kota Pekalongan dengan
ketersediaan lahan non-urban yang terbatas. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dalam penelitian ini, jarak yang tepat dari akses jalan adalah sekitar 5 meter.
Dengan pertimbangan debit limbah batik di Kota Pekalongan dan distribusi industri batik yang tersebar merata di seluruh kelurahan di Kota Pekalongan, seudah
seharusnya lokasi IPAL batik memiliki luas yang memadai. Berdasarkan data debit limbah batik di setiap kelurahan di Kota Pekalongan, diketahui bahwa total debit limbah
batik yang tidak terolah adalah 3.131 m
3
hari dengan debit terbesar berada di Kelurahan Jenggot 576 m
3
L dan Kelurahan Pasir sari 369 m
3
L. Mengacu pada data debit air limbah dan dengan mempertimbangkan
perbandingan kadar BOD terhadap COD di inlet IPAL Kauman dan Jenggot yang menunjukkan perbandingan 1:5 Lampiran 2 serta merujuk oleh Wang 2011,
diperoleh bahwa proses IPAL batik yang tepat adalah menggunakan proses fisika-kimia. Dengan demikian, masa satu kali proses pengolahan air limbah di IPAL batik akan
berlangsung selama satu hari dengan asumsi debit air limbah tertampung sebesar 1600 m
3
hari. Dengan pertimbangan bahwa kedalaman maksimal unit IPAL adalah ±4 m, sehingga diperoleh bahwa luasan minimum untuk IPAL adalah ±1 ha. Untuk
mengantisipasi penambahan fasilitas, dengan demikian luas IPAL batik yang disarankan adalah ± 2 ha.
Jarak instalasi pengolahan limbah batik terhadap kali dipertimbangkan untuk memudahkan penyaluran air limbah batik yang telah diolah di IPAL batik ke kali.
Dengan mempertimbangkan persyaratan pipa PVC untuk menyalurkan air limbah hasil olahan IPAL yang harus memiliki diameter lebih dari 48 inci 1.212 cm dan panjang
setidaknya 3,6 m Chelsea Municipal Council, 2011, serta untuk menghindari meluapnya air kali, maka dipilih jarak kali untuk batik IPAL adalah sekitar 50 meter.
40
Untuk menghindari tergenangnya IPAL batik oleh banjir yang disebabkan oleh meluapnya air kali maupun yang disebabkan oleh curah hujan dan intensitas yang tinggi
serta oleh pasang air laut, maka zona rawan banjir sudah seharusnya dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi IPAL batik. Zona penyangga banjir sejauh 10 meter dipilih
untuk mengantisipasi masuknya air banjir ke sistem instalasi pengolahan air limbah batik.
Dalam menyalurkan aliran air limbah batik, drainase dipilih sebagai salah satu sarana penyaluran air limbah ke inlet IPAL. Sistem drainase yang dipilih adalah
drainase pada radius 5 m. Jarak ini dipilih dengan pertimbangan hampir sebagian besar industri batik membuang air limbah batik ke saluran drainase, sehingga dengan jarak
jangkauan 5 m dapat memudahkan penyaluran air limbah ke inlet IPAL batik. Selain itu, Tabel 9. Referensi spesifikasi kriteria teknis lokasi IPAL
Kriteria Literatur
Spesifikasi IPAL Batik
Jarak terhadap
pemukiman penduduk
Ibrahim et al. 2011 152 m
150 m Ratnapriya et.al. 2009
300 m Anagnostopoulos et al. 2006
500 m Asante et.al. 2012
2 Km Chelsea Municipal Council 2011
80 m Akses jalan
Ibrahim et al. 2011 5 m
300 m Chelsea Municipal Council 2011
1,6 Km Asante et.al. 2012
300 m Anagnostopoulos et al. 2006
300 m Anagnostopoulos et al. 2007
300 m Luas lokasi
IPAL Ibrahim et al. 2011
0,68ha 2 ha
Tipler 2000 6 ha
Chelsea Municipal Council 2011 3,84 ha
Jarak terhadap
sungai Meinzinger 2003
20 m 50 m
Anagnostopoulos et al. 2007 500 m
Chelsea Municipal Council, Kanada 2011
18 m Kemiringan
lahan Muhamid et al. 2010
5 5
USEPA 1981 15
Meinzinger 2003 35
Anagnostopoulos et al. 2006 5
Anagnostopoulos et al. 2007 5
Ratnapriya et al. 2009 15
Deepa et al. 2012 5
Jaringan drainase
Iwanowicz 2009 353 cm
5 m Ibrahim et al. 2011
5 m Daerah
rawan banjir Stearns et al. 2003
5 m Kaya 2010
10 m Ketinggian
lahan Meinzinger 2003
elevasi terendah 27 dari
elevasi terendah
Ratnapriya et al. 2009 elevasi terendah
Ibrahim et al. 2011 elevasi terendah