21 menunjukkan bahwa penyalutan pupuk dapat memberikan pengaruh pelepasan
urea berpola sigmoidal. Penyalutan ganda dengan polimer dan parafin memberikan pendekatan pola sigmoidal yang lebih baik dibandingkan dengan
parafin saja.
Tabel 2 Pencocokan model sigmoidal terhadap pelepasan urea dalam tanah Urea
Model Tanpa
penyalut Tidak ada model sigmoidal yang cocok
Tersalut parafin
S = 4.84969802 r = 0.99085013
X Axis units Y
A x
is u
n it
s
0.0 13.2
26.4 39.6
52.8 66.0
79.2 0.0
18 .33
36 .67
55 .00
73 .33
91 .67
11 0.0
Logistic Persamaan
a =96,9 r = 0,991 b =10,6
c =3,68 Tersalut
PAM-MBA parafin
S = 0.21709691 r = 0.99998163
X Axis units Y
A x
is u
n it
s
0.0 13.2
26.4 39.6
52.8 66.0
79.2 0.0
18. 33
36. 67
55. 00
73. 33
91. 67
110 .00
Richards Persamaan
a = 99,9 r = 0,999
b = -2,47 c = 7,96
d =0,0124
S = 0.19997257 r = 0.99998219
X Axis units Y
A x
is u
n it
s
0.0 13.2
26.4 39.6
52.8 66.0
79.2 0.0
18. 33
36. 67
55. 00
73. 33
91. 67
110 .00
Gompertz Relation Persamaan
a =99,9 r = 0,999 b =1,88
c =7,88
Tersalut PAA-MBA
parafin
S = 0.88783663 r = 0.99977222
X Axis units Y
A x
is u
n it
s
0.0 13.2
26.4 39.6
52.8 66.0
79.2 0.0
18. 33
36. 67
55. 00
73. 33
91. 67
110 .00
Morgan-Mercer-Flodin MMF Persamaan
a = 22,2 r = 0,999 b = 1,21
c =101 d =1,6
S = 6.45376082 r = 0.98615025
X Axis units Y
A x
is u
n it
s
0.0 13.2
26.4 39.6
52.8 66.0
79.2 0.0
18. 33
36. 67
55. 00
73. 33
91. 67
110 .00
Logistic Persamaan
a = 95,8 r = 0,986 b = 7,11
c = 1,53
22
4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Penyalutan polimer pada urea granul dirancang dengan reaktor sistem terkendali secara elektronik melalui mikrokontroler. Proses reaksi dilakukan pada
suhu 61
o
C dengan kendali utama pada pemberian pereaksi dan pengadukkan. Pencirian penyalut dengan FTIR menunjukkan telah terjadi polimerisasi dan
penaut-silangan membentuk bahan penyalut. Pemayaran dengan SEM menunjukkan morfologi selubung tampak menyerupai serat atau susunan jarum
yang saling menyangga, selain itu hasil SEM juga menunjukkan tebal selubung granul urea tersalut PAM-MBA dan parafin adalah 243 µm sedangkan pada
selubung granul urea tersalut PAA-MBA dan parafin adalah 143 µm. Komposisi bahan penyalut pada urea tersalut PAA-MBA dan parafin sebesar 19,69 bb,
sedangkan urea tersalut PAM-MBA dan parafin sebesar 17,81 bb. Laju pelepasan urea tidak tersalut, urea tersalut parafin, urea tersalut PAM-MBA dan
parafin, dan urea tersalut PAA-MBA dan parafin, masing-masing adalah 234,25 ppmmenit, 23,84 ppmmenit, 38,63 ppmmenit, dan 21,04 ppmmenit. Pola
pelepasan urea tersalut di dalam tanah menunjukkan pola sigmoidal, dengan pendekatan beberapa model yaitu Morgan
–Mercer–Flodin MMF, Logistic, Richards, dan Gompertz relation. Urea tersalut PAM-MBA dan parafin
menunjukkan kecocokkan dengan dua model sigmoidal, yaitu Richards dan Gompertz relation dengan koefisien korelasi 0,999. Demikian pula dengan urea
tersalut PAA-MBA dan parafin menunjukkan kecocokkan dengan dua model sigmoidal, yaitu MMF dan Logistic dengan koefisien korelasi masing-masing
0,999 dan 0,986. Pencocokan kurva ini menunjukkan bahwa penyalutan ganda dengan polimer dan parafin dapat memberikan pelepasan urea dengan pola
sigmoidal yang baik.
Saran
Penyalutan pada pupuk lepas lambat perlu menggunakan polimer hidrofobik sehingga tidak mudah terjadi penetrasi air ke dalam pupuk. Komposisi dan
ketebalan penyalut perlu divariasikan untuk mengontrol laju pelepasan pupuk.
UREA LEPAS LAMBAT DENGAN PENYALUTAN POLIAKRILAMIDA, POLIAKRILAT, DAN PARAFIN
SUJONO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013