Data Satelit Suhu Permukaan Laut

    1 , 2 , 1800 1 , 1 , 600 1    B if B if SST ..……………………………….. 9 Data yang sudah dipisahkan tersebut kemudian dirapikan di Microsoft Excel dan disimpan dalam bentuk .csv. Data ini selanjutnya dirata – ratakan menjadi data per hari. Perata – rataan ini dilakukan dengan menggunakan MATLAB R2008a, sintax yang digunakan disajikan pada Lampiran 4. Hasil perata – rataan ini di buka dengan Microsoft Excel, informasi yang terdapat pada data ini yaitu waktu pengambilan data, data malam, dan data siang. Dengan dihasilkannya data per hari kemudian data tersebut dirata – ratakan menjadi data mingguan dan bulanan dengan menggunakan Microsoft Excel. Data mingguan dan bulanan tersebut dibuat grafik agar fluktuasi data SPL ini dapat terlihat.

3.3.2. Data Satelit Suhu Permukaan Laut

Data satelit suhu permukaan laut SPL diperoleh dari citra satelit NOAA – AVHRR. Data suhu yang diambil adalah suhu permukaan laut pathfinder 7-best, karena data tersebut dinilai memiliki kualitas yang terbaik dan tidak memiliki nilai error akibat tutupan awan. Data ini diambil dalam bentuk .ascii dan .gif. Pengolahan data pathfinder yang dilakukan oleh Universitas Miami dibagi menjadi empat langkah yaitu ingestion bertujuan untuk mengkalibrasi radiasi dan georeferens, pathfinder SST calculation, spatial binning, dan temporal binning. Software yang digunakan untuk memproses data pathfinder dikembangkan oleh Universitas Miami Kilpatrick et al., 2001. Proses pengolahan data SPL pathfinder adalah sebagai berikut : 1. Kalibrasi dan konversi count-to-radiance yaitu proses digitalraw data AVHRR di konversi menjadi nilai radian. 2. Navigasi koreksi waktu dan lokasi. 3. Perhitungan SPL dengan menggunakan algoritma PFSST Pathfinder Sea Surface Temperature. 4. Pixel-by-pixel science quality flag. Proses dibagi menjadi empat tes yaitu: a. Brightness test, yang berfungsi untuk mengidentifikasi kesalahan sensor digitizer atau dinginnya suatu piksel akibat tutupan awan. b. Uniformity test, untuk mengidentifikasi kontaminasi awan kecil. Tes ini dibagi menjadi dua yaitu Uniformity test 1 threshold 0.7 ° C dan Uniformity test 2 threshold 1.2 °C. c. Zenith angle test, berfungsi untuk mengidentifikasi batas – batas minimum yang memungkinkan piksel terkontaminasi agar tetap pada ukuran piksel yang baik. Tes ini di bagi menjadi dua yaitu Zenith angle test 1 45 °C dan Zenith angle test 2 55 °C. d. Reference test, penerapan algoritma PFSST Pathfinder Sea Surface Temperature. e. Stray sunlight test, digunakan untuk mengidentifikasi konfigurasi yang mungkin terjadi secara potensial. f. Edge test g. Glint test 5. Overall quality levels of global SST fields, proses ini dapat dilihat pada Gambar 6. Pada Gambar 6 terlihat bahwa hasil dari tes di atas digabungkan ke dalam level kualitas keseluruhan untuk masing – masing piksel. Secara keseluruhan ada delapan level kualitas data yaitu level 0 – 7. Level 0 menunjukan data SPL yang memiliki kualitas data paling rendah sedangkan level 7 memiliki kualitas data paling bagus. Sehingga pada level 7 diharapkan sudah tidak ada nilai error akibat tutupan awan. Gambar 6. Prosedur pengolahan data SPL Pathfinder Kilpatrick et al., 2001

3.3.3. Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi R