Variabilitas Musiman Suhu Permukaan Laut

28

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Variabilitas Musiman Suhu Permukaan Laut

Berdasarkan hasil pengolahan data satelit NOAA – AVHRR dan data hasil pengukuran, suhu permukaan laut SPL bulanan di lokasi buoy TAO Triton pada tahun 2001 – 2009 berkisar antara 27.10 – 31.90 °C. Variabilitas nilai SPL di bagian utara perairan Papua disajikan pada Gambar 7, 8, dan 9. Data SPL hasil pengukuran pada Gambar 7 menunjukan nilai SPL hasil pengukuran tertinggi di stasiun 1 pada malam hari adalah 30.40 °C terjadi pada bulan Mei dan nilai terendah adalah 27.73 °C di bulan Februari, pada siang hari nilai SPL hasil pengukuran tertinggi adalah 30.07 °C pada bulan Juni dan nilai terendah adalah 27.76 °C di bulan Februari. Di stasiun 2 pada malam hari nilai SPL hasil pengukuran tertinggi adalah 30.16 °C pada bulan Juni dan nilai terendah adalah 27.92 °C di bulan Februari, pada siang hari nilai SPL hasil pengukuran tertinggi adalah 30.25 °C dan nilai terendah adalah 27.93 °C di bulan Februari. Di stasiun 3 pada malam hari nilai SPL hasil pengukuran tertinggi adalah 29.96 °C pada bulan Juni dan nilai terendah 28.81 °C di bulan April, pada siang hari nilai SPL hasil pengukuran tertinggi adalah 30.49 °C dan nilai terendah adalah 28.88 °C di bulan Agustus. Berdasarkan hasil analisis uji tengah, SPL hasil pengukuran secara umum berbeda nyata dengan SPL satelit α=0.01; t hitung =-2.75; t tabel :-2.58 dan 2.58. SPL hasil pengukuran buoy TAO relatif lebih tinggi dibandingkan dengan SPL satelit NOAA – AVHRR, karena SPL hasil pengukuran di ambil pada kedalaman 1.50 m sedangkan SPL satelit merupakan skin temperature. Data SPL satelit pada Gambar 8 dan 9 menunjukan bahwa nilai SPL satelit tertinggi di stasiun 1 pada malam hari adalah 30.20 °C terjadi pada bulan Oktober dan nilai terendah adalah 27.10 °C di bulan Februari, pada siang hari nilai SPL satelit tertinggi adalah 31.20 °C pada bulan September dan nilai terendah adalah 27.60 °C di bulan Januari. Di stasiun 2 pada malam hari nilai SPL satelit tertinggi adalah 30.10 °C pada bulan April dan nilai terendah adalah 27.70 °C di bulan Februari, pada siang hari nilai SPL satelit tertinggi adalah 31.90 °C pada bulan Juni dan nilai terendah adalah 27.30 °C di bulan Januari. Di stasiun 3 pada malam hari nilai SPL satelit tertinggi adalah 30.90 °C pada bulan Juli dan nilai terendah adalah 28.30 °C di bulan Maret, pada siang hari nilai SPL satelit tertinggi adalah 31.70 °C pada bulan Oktober dan nilai terendah adalah 28.40 °C di bulan Januari. Pada bulan dan tahun tertentu pada ketiga stasiun penelitian terdapat beberapa data kosong yang terjadi akibat tutupan awan di atas lokasi penelitian. Pada musim timur Juni – September di perairan utara Papua SPL satelit pada stasiun 1, 2, dan 3 menunjukan peningkatan, SPL berkisar antara 27.90 – 31.20 °C, 28.00 – 31.90 °C, dan 28.50 – 31.30 °C. Pada SPL hasil pengukuran Gambar 7 juga menunjukan peningkatan pada musim timur dengan kisaran SPL stasiun 1, 2, dan 3 adalah 28.28 – 30.70 °C, 28.27 °C – 30.25 °C, dan 28.81 – 30.19 °C. Peningkatan ini terjadi karena pada musim ini terbentuk angin yang bergerak dari Australia menuju Asia melalui kawasan benua Maritim Indonesia. Angin yang dingin dan kering dari Australia tersebut mengakibatkan Indonesia mengalami musim kemarau sehingga jumlah penyinaran pemanasan air laut lebih besar dibandingkan musim barat. Di perairan utara Papua pada musim barat Desember – Februari SPL satelit di stasiun 1, 2, dan 3 menunjukan distribusi SPL yang relatif lebih rendah dengan kisaran SPL 27.10 – 30.10 °C, 27.3 – 30.2 °C, dan 28.30 – 31.10 °C. SPL hasil pengukuran Gambar 7 juga mengalami penurunan pada musim barat di stasiun 1, 2, dan 3 dengan kisaran antara 27.73 – 29.59 °C, 27.92 – 29.94 °C, dan 28.84 – 30.13 °C. Menurunnya SPL di perairan utara Papua pada musim barat mungkin disebabkan oleh relatif tingginya tutupan awan dan curah hujan di wilayah Indonesia dan sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh angin yang bertiup dari benua Asia menuju Australia yang melewati laut China selatan dan Samudera Pasifik yang banyak mengandung uap air dan lembab sehingga menimbulkan banyak awan atau hujan di wilayah Indonesia pada musim ini. Relatif tingginya tutupan awan atau hujan pada musim ini mengakibatkan tingkat penyinaran matahari juga menjadi relatif lebih kecil yang mengakibatkan SPL menjadi relatif lebih rendah dibandingkan dengan musim timur. Gambar 7. Data SPL hasil pengukuran, a nilai SPL pada malam hari dan b nilai SPL pada siang hari. a b Gambar 8. Data SPL satelit pada malam hari, a stasiun 1, b stasiun 2, dan c stasiun 3. a b c Gambar 9. Data SPL satelit pada siang hari, a stasiun 1, b stasiun 2, dan c stasiun 3. a b c

4.2. Karakteristik Suhu Permukaan Laut Hasil Pengukuran dan Satelit Harian dan Mingguan