Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam analisis klorofil-a diperairan

berlangsungnya proses penaikan massa air lapisan dalam ke permukaan Laut Banda, Laut Arafura, Selat Bali dan Selatan Jawa.

2.2. Penggunaan teknologi penginderaan jauh dalam analisis klorofil-a diperairan

Penginderaan jauh adalah ilmu, seni dan teknologi untuk memperoleh informasi tentang objek daerah atau gejala yang didapat dengan analisis data yang diperoleh melalui alat tanpa kontak langsung dengan objek daerah atau fenomena yang dikaji Lillesand dan Kiefer,1990. Gambar 2. Sistem penginderaan jauh Lillesand dan Kiefer,1990 Teknologi penginderaan jauh memiliki beberapa komponen dalam pengambilan data yang saling berhubungan Gambar 2. Komponen-komponen tersebut yaitu Lillesand dan Kiefer,1990 : a. Sumber energi berupa radiasi elektromagnetik yang berasal dari matahari dan buatan. b. Atmosfer, merupakan media lintasan dari energi elektromagnetik. c. Interaksi antara energi dan objek atau target. d. Sensor, yaitu alat yang mendeteksi radiasi gelombang elektromagnetik dari suatu objek dan mengubahnya kedalam bentuk sinyal yang bisa direkam. e. Perolehan data yang dapat dilakukan dengan intrepretasi secara manual yaitu intrepretasi visual dan intrepretasi digital dengan bantuan komputer. f. Hasil informasi dalam bentuk peta, tabel dan laporan. g. Pengguna data. Sensor pada satelit menerima pantulan radiasi sinar matahari dari permukaan dan kolom perairan. Pada sistem penginderaan jauh warna air laut terjadi transfer radiasi dalam sistem matahari – perairan – sensor satelit. Radiasi sinar matahari pada saat menuju perairan dipengaruhi oleh atmosfer dimana akan mengalami penyerapan dan penghamburan oleh awan, molekul udara dan aerosol. Sinar matahari yang masuk kedalam kolom perairan akan diserap atau dipantulkan oleh partikel-partikel yang terdapat di perairan seperti fitoplankton atau sedimen tersuspensi. Pada saat mengirim informasi kembali ke satelit juga akan dipengaruhi oleh atmosfer. Jumlah radiasi yang diterima oleh sensor satelit secara matematis dapat dibagi menjadi beberapa komponen Susilo, 2000 : L = La + τa Ls + Lu + Lb dimana : L = Radiasi yang diterima oleh sensor satelit La = Radiasi dari atmosfer pengaruh atmosfer Ls = Radiasi dari permukaan Laut Lu = Radiasi dari kolom air Lb = Radiasi dari dasar perairan τa = Koefisien transmisivitas atmosfer Klorofil-a, pigmen fotosintesis yang mengabsorpsi energi sinar violet dan merah, sedangkan sinar hijau hampir tidak terabsorpsi Basmi, 1995. Pantulan maksimum yang terjadi pada kanal hijau ini, karena klorofil-a sangat sedikit menyerap radiasi gelombang elektromagnetik pada kanal tersebut Curran, 1985 in Meliani, 2006. Penelitian mengenai klorofil-a dengan menggunakan data satelit telah banyak dilakukan, seperti hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Amri 2002 yang menentukan sebaran konsentrasi klorofil-a di Selat Sunda pada musim barat, musim peralihan I, Musim Timur dan musim peralihan II menggunakan citra satelit SeaWiFS. Dari hasil penelitian tersebut, sebaran klorofil-a pada Musim Barat berkisar antara 0,1 mgm 3 – 1 mgm 3 . Pada musim Peralihan I sebaran klorofil-a lebih besar dari pada Musim Barat yaitu antara 0,8 mgm 3 – 2 mgm 3 . Sebaran klorofil-a semakin tinggi pada Musim Timur yaitu berkisar antara 0,8 mgm 3 hingga 3,5 mgm 3 . Pada musim Peralihan II besarnya konsentrasi klorofil- a antara 0,8 mgm 3 – 3 mgm 3 .

2.3. Satelit AQUA MODIS