hasil tangkapan yang terjadi berkisar 1 hingga 2 bulan. Selang waktu ini merupakan representasi rantai makanan yang ada di ekosistem laut, dimana
tongkol dan cakalang merupakan ikan karnivor pemakan ikan herbivor.
4.2. Keterkaitan antara fluktuasi temporal klorofil-a dengan ENSO
Fenomena ENSO memiliki dua fase yang berbeda yaitu El Niño dan La Niña, dimana salah satu parameter yang dapat menunjukkan terjadinya kedua fase
tersebut yaitu nilai SOI Southern Oscillation Index. Penentuan terjadinya El Niño
dan La Niña didasarkan pada fluktuasi nilai SOI, seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai SOI dan fenomena yang akan terjadi Malaysian Meteorological
Service, 2001
Data SOI pada Tabel 4 diperoleh dari situs Australian Government Bureau of Meteorology http:www.bom.gov.au.
Data ini merupakan data SOI bulanan. Berdasarkan fluktuasi SOI pada September 2005 - Agustus 2008 Gambar 10 dan
Gambar 11 dan penggolongan fenomena SOI Tabel 3 pada Mei – Oktober 2006 terjadi fenomena El Niño lemah – sedang. Sedangkan pada Januari – April 2006
dan pada Oktober 2007 – Maret 2008 terjadi fenomena La Niña lemah – sedang. NILAI SOI P TAHITI-P
DARWIN FENOMENA YANG AKAN TERJADI
Di bawah - 10 selama 6 bulan El Nino kuat - 5 sd - 10 selama 6 bulan El Nino lemah-sedang
- 5 sd + 5 selama 6 bulan Normal + 5 sd + 10 selama 6 bulan La Nina lemah-sedang
Di atas + 10 selama 6 bulan La Nina kuat
Tabel 4. Nilai SOI pada September 2005 - November 2008 Australian Government Bureau of Meteorology, 2008
Klorofil-a di Selat Sunda, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan dengan konsentrasi tinggi terjadi pada Musim Timur dan
Musim Peralihan II. Akibat terjadi fenomena El Niño pada bulan Mei – bulan Oktober 2006 diduga konsentrasi klorofil-a pada Musim Timur dan Musim
Peralihan II tahun 2006, lebih tinggi dari pada Musim Timur dan Musim Peralihan II tahun 2007 dan 2008 yang tidak mengalami fenomena El Niño Gambar 10.
Fenomena La Niña pada tahun 2006 dan 2008 diduga menyebabkan konsentrasi klorofil-a di Laut Jawa Bagian Barat yang tinggi pada Musim Barat,
konsentrasinya lebih tinggi pada Musim Barat tahun 2006 dan 2008 dibandingkan pada Musim Barat tahun 2007 yang tidak mengalami fenomena La Niña Gambar
11. Hal ini diduga akibat La Niña pada tahun 2006 dan 2008 curah hujan pada Musim Barat yang merupakan musim penghujan semakin tinggi. Akibatnya
konsentrasi klorofil-a di Laut Jawa Bagian Barat yang tinggi pada Musim Barat akibat run-off zat hara yang datang dari daratan pada saat musim hujan yang
dialirkan oleh sungai ke laut semakin tinggi ketika terjadinya fenomena La Niña. Namun hal ini perlu adanya penelitian lebih jauh dalam menentukan kesesuaian
dari faktor tersebut.
Tahun Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2005
1.8 -29 0.2 -11
-15 2.6 0.9
-6.9 3.9 10.9
-2.7 0.6
2006
12.7 0.1 14 15.2 -9.8
-5.5 -9
-16 -5.1 -15
-1.4 -3
2007 -7.3 -2.7 -1.4
-3 -2.7
5 -4
2.7 1.5
5.4 9.8 14.4
2008 14.1 21.3
12 4.5
-4.3 5 2.2
9.1 14 13.4
17 -
Gambar 10. Fluktuasi klorofil-a di Selat Sunda, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan dan fluktuasi SOI
pada September 2005 - Agustus 2008
-20 -10
10 20
30
S O N
D J
F M
A M J
J A
S O
N D
J F M
A M J
J A
S O
N D
J F
M A M
J J
A S 0 5 J 0 6 J 0 7 J 0 8
SOI value
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
S O N
D J F
M A
M J
J A
S O N
D J F
M A
M J
J A
S O N
D J F M
A M
J J
A 2005
2006 2007
2008
Konsent rasi Klorof il-a mg m3 di Selat Sunda
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
S O
N D
J F M
A M
J J
A S
O N
D J
F M A
M J
J A
S O
N D
J F M
A M
J J
A 2005
2006 2007
2008
Konsent rasi Klorof il-a mg m3 di Selat an Jawa
0.0 1.0
2.0 3.0
4.0 5.0
S O
N D
J F M
A M
J J
A S
O N
D J
F M A
M J
J A
S O
N D
J F M
A M
J J
A 2005
2006 2007
2008 Konsentr asi Klor of i l-a mg m3 di Pantai Bar at Sumater a
Gambar 11. Fluktuasi klorofil-a di Laut Jawa Bagian Barat dan fluktuasi SOI pada September 2005 - Agustus 2008
4.3. Sebaran Spasial Klorofil-a