1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Penginderaan jauh merupakan perkembangan informasi dan teknologi yang dapat diaplikasikan dibidang kelautan yang telah mampu membantu berbagai
penelitian dalam memahami dinamika lingkungan perairan laut termasuk memahami dinamika sumberdaya alam yang terkandung didalamnya. Data hasil
penginderaan jauh memiliki cakupan wilyah yang luas secara time series, sehingga dapat memantau perubahan kondisi suatu wilayah dengan baik.
Pemanfaatan metode penginderaan jauh diantaranya dalam pengkajian sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan.
Klorofil-a merupakan pigmen penting yang terdapat pada fitoplankton yang digunakan untuk proses fotosintesis. Hal ini menjadikan klorofil-a sebagai salah
satu parameter yang memiliki peranan dalam menentukan besarnya produktifitas primer di perairan Platt, 1986 in Susilo, 2000. Sebaran konsentrasi klorofil-a
sangat terkait dengan kondisi oseanografi suatu perairan. Oleh karena itu, kajian mengenai konsentrasi klorofil-a sangat penting dilakukan.
Menurut Susilo 2000 pigmen-pigmen fitoplankton khususnya klorofil-a merupakan komponen utama yang mempengaruhi sifat optikbiooptik air laut.
Oleh karena itu, metode penginderaan jauh dapat digunakan dalam pendugaan konsentrasi klorofil-a di perairan. Pengolahan citra satelit tentang variasi warna
perairan ocean color dilakukan sebagai implementasi adanya perbedaan kandungan organisme dalam perairan. Data citra yang diolah untuk mengetahui
sebaran klorofil-a, dapat menggunakan data citra dari satelit Aqua MODIS NASA, 2008.
Fluktuasi konsentrasi klorofil-a dan sebaran konsentrasi klorofil-a di perairan sangat terkait dengan musim, kondisi oseanografi dan fenomena alam yang terjadi.
Terjadinya El Niño dan La Niña yang merupakan fase dari ENSO serta proses Upwelling
adalah contoh kondisi-kondisi yang mempengaruhi konsentrasi klorofil- a di perairan. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan perubahan konsentrasi klorofil-
a disuatu perairan. Hasil penelitian Susanto et al.,2006 mengenai variabilitas konsentrasi
klorofil-a di Perairan Indonesia dengan menggunakan data citra satelit SeaWiFS, bahwa pada saat Muson Tenggara Juli – Oktober konsentrasi klorofil-a tinggi
terjadi diwilayah Selatan Jawa hingga Perairan Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba dan Timor, dan Selat Karimata. Sedangkan pada Muson Barat Laut,
konsentrasi klorofil-a tinggi terjadi di wilayah Selat Malaka, Kalimantan Bagian Timur dan Selat Makassar.
Pada penelitian pola sebaran konsentrasi klorofil-a ini, cakupan wilayah yang menjadi kajian adalah Selat Sunda dan perairan sekitarnya Selat Sunda, Laut Jawa
Bagian Barat, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan, dengan menggunakan data citra satelit AQUA MODIS. Selat Sunda
menghubungkan wilayah Laut Jawa Bagian Barat dengan perairan Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan. Kondisi perairan Selat
Sunda dipengaruhi oleh pergerakan massa air dari Laut Jawa dan dari Samudera Hindia. Pergerakan massa air ini dapat mempengaruhi kelimpahan dan
produktivitas perairan di Selat Sunda tersebut. Proses-proses osenografi, Angin Muson dan fenomena alam yang terjadi di
perairan sekitar Selat Sunda dapat memberikan pengaruh pada perairan
Selat Sunda. Selain itu, terjadinya fenomena ENSO yang bersiklus tidak teratur dengan periode 2 tahun hingga 7 tahun dapat mempengaruhi kondisi suatu
perairan. Hal ini tentunya sangat menarik untuk dikaji sehingga diperoleh informasi mengenai pola sebaran konsentrasi klorofil-a di Selat Sunda, Laut Jawa
Bagian Barat, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan, dimana informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengetahui
produktifitas primer perairan dan dalam penentuan daerah penangkapan ikan.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis Pola fluktuasi konsentrasi klorofil-a secara musiman yang terjadi di Selat Sunda dan perairan sekitarnya Selat Sunda, Laut Jawa
Bagian Barat, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan dari citra satelit Aqua MODIS.
2. Menganalisis hubungan fluktuasi konsentrasi
klorofil-a dengan fenomena ENSO yang terjadi di Selat Sunda dan perairan sekitarnya Selat Sunda,
Laut Jawa Bagian Barat, Selatan Jawa Bagian Barat dan Pantai Barat Sumatera Bagian Selatan.
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fitoplankton dan klorofil-a