Suhu Permukaan Laut di perairan Laut Jawa 2008-2011 .1 SPL Musim Barat

4.2 Suhu Permukaan Laut di perairan Laut Jawa 2008-2011 4.2.1 SPL Musim Barat Musim barat Desember – Februari, SPL di Laut Jawa di pengaruhi oleh massa air yang berasal dari Laut Cina Selatan dan bergerak mendorong massa air dari Laut Flores dan Selat Makassar. Musim Barat adalah musim ketika di Belahan Bumi Utara sedang berlangsung musim dingin dan Belahan Bumi Selatan mengalami musim panas Nontji, 2005. Pada Gambar 4, ditampilkan sebaran spasial SPL pada Musim Barat untuk tahun 2008, 2009, 2010 dan 2011. Kisaran suhu perairan Laut Jawa berkisar antara 28 – 30,5 o C. Tahun 2008 massa air yang memiliki suhu lebih rendah terlihat mendominasi Laut bagian utara Jawa dengan suhu 28 – 29 o C. Suhu yang bernilai tinggi sekitar 29,5 – 30 o C terdapat di bagian selatan Selat Bangka, dan di bagian pesisir laut Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di lokasi penangkapan ikan musiman yang berlokasi di selatan Selat Bangka didapat bersuhu hangat yaitu 29,5 o C, sedangkan di lokasi tangkapan harian yang berada di pesisir Laut Jawa memiliki suhu yang berkisar 28,5 – 29 o C. Tahun 2009 pada musim barat terlihat bahwa perairan Laut Jawa masih didominasi oleh massa air permukaan yang hangat dengan SPL berkisar 29,5 – 30 o C. Hal ini terlihat dari warna perairan yang masih didominasi warna kuning kemerahan yang menandakan suhu bernilai tinggi. Suhu bernilai lebih rendah terlihat baru bergerak dari Laut Cina Selatan dan baru sedikit mempengaruhi perairan. Suhu di daerah penangkapan musiman yaitu 29 o C, sedangkan di daerah tangkapan harian terlihat lebih hangat yaitu berkisar antara 30 – 30,5 o C. Pada tahun 2010 SPL di Laut Jawa bernilai antara 29 – 29,5 o C, sedangkan nilai SPL yang lebih hangat terdapat di pesisir selatan Kalimantan. Lokasi penangkapan harian dan musiman pada tahun ini memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun lain yaitu berkisar 29 o C. Pada tahun 2011 terlihat bahwa SPL di Laut Jawa memiliki kisaran 28 – 30 o C. nilai SPL lebih tinggi terdapat di pesisir timur Lampung dan di utara Jawa Tengah. Daerah tangkapan musiman bersuhu 29 o C, sedangkan daerah tangkapan harian bersuhu tinggi yaitu 29,5 – 30 o C. P. Kalimantan P. Kalimantan P. Suma te ra P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa a Musim Barat tahun 2008 b Musim Barat tahun 2009 P. Kalimantan P. Kalimantan P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa c Musim Barat tahun 2010 d Musim Barat tahun 2011 Gambar 3. Sebaran Spasial SPL Laut Jawa pada Musim Barat Dapat dilihat pada Gambar 4 bahwa distribusi terjadinya selang nilai SPL dalam untuk Musim Barat bervariasi setiap tahunnya. Peluang distribusi terjadinya SPL yang paling tinggi terdapat pada kisaran 28,6 – 29,5 o C. a M c Mu Gam B hangat be SPL mas rata-rata angin dar adalah gr 2008 men bernilai 2 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 N = 10627 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 N = 17142 Musim Barat usim Barat ta mbar 4. Hist Bulan Desem erkisar antar sih relatif leb SPL berkisa ri perairan L rafik kondisi nunjukkan b 28,6 o C pada ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 7 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 tahun 2008 ahun 2010 togram Dist mber merupak ra 29 – 30 o C bih hangat. B ar antara 28 – Laut Cina Sel i SPL pada M bahwa rata-ra a bulan Febru 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 3 SPL 528,6 ‐ 29,529,6 ‐ SPL tribusi Selan kan awal ma C. Pengaruh Bulan Januar – 29,5 o C . H latan menuju Musim Barat ata nilai SPL uari. 30,5 30,6 ‐ 31 o C 30,5 30,6 ‐ 31 o C b M d M ng Nilai SPL asuknya Mus angin Musim ri dan Februa Hal ini menan u ke Laut Fl t selama 4 ta L menurun p 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 2 N = 16724 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ N = 16945 Musim Barat Musim Barat L di Laut Ja sim Barat de m Timur ma ari merupaka ndai bahwa ores melalui ahun 2008-2 pada bulan D 27,5 27,6 ‐ 28,5 28 S 27,5 27,6 ‐ 28,5 2 S tahun 2009 tahun 2011 awa pada M engan nilai S asih terlihat j an puncak d sudah adany i Laut Jawa. 2011. Grafi Desember dar 8,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30 PL 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 3 SPL Musim Bara SPL yang ma elas sehingg ari Musim B ya pergeraka Gambar 5 ik Musim Ba ri 29 o C dan ,5 30,6 ‐ 31 o C 30,5 30,6 ‐ 31 o C at asih ga Barat an arat Pada musim barat tahun 2009 SPL yang tinggi terlihat pada bulan Desember, menurun untuk bulan Januari dan kembali mengalami sedikit peningkatan yang masing-masing bersuhu 30 o C, 28,5 o C dan 28,9 o C. Pada musim barat 2010 SPL bulan Februari lebih tinggi dibanding Desember yaitu 29,8 o C, sedangkan pada bulan Januari rata-rata bernilai 29 o C. Pada Musim Barat 2011 nilai SPL mengalami penurunan saat bulan Januari dan meningkat pada Februari dengan nilai 29,5 o C. 27 28 29 30 31 Desember Januari Februari Suhu °C Musim Barat 2008 SST 27 28 29 30 31 Desember Januari Februari Suhu °C Musim Barat 2009 SST 27 28 29 30 31 Desember Januari Februari Suhu °C Musim Barat 2010 SST 27 28 29 30 31 Desember Januari Februari Suhu °C Musim Barat 2011 SST Gambar 5. Grafik Kondisi SPL Musim Barat 4.2.2 SPL Musim Peralihan I Gambar 6 menunjukkan kondisi sebaran spasial SPL pada musim peralihan 1. Musim peralihan 1 terjadi pada bulan Maret sampai dengan Mei. Suhu pada musim ini terlihat tinggi berkisar antara 29,5 – 31 °C. Suhu yang rendah masih mempengaruhi dari arah timur Laut Jawa, dan terlihat sudah ada pergerakan suhu yang panas ke arah barat Laut Jawa. Musim peralihan 1merupakan musim terjadinya perubahan musim dari Barat ke Timur tetapi masih ada pengaruh dari angin musim barat yang kecepatannya sudah berkurang. Pada tahun 2008 suhu tinggi terlihat berada di pesisir pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan bagian selatan. Daerah tangkapan ikan harian dan musiman pada tahun ini memiliki suhu yang hangat yaitu 29 o C. Pada tahun 2009 dan 2010 Musim Peralihan 1 ini memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan tahun 2008 dan 2011 yaitu bernilai 29,5 o C sampai 31 o C. Pada Gambar 6 terlihat suhu yang lebih rendah bergerak dari arah timur Laut Jawa. P. Kalimantan P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa a Musim Peralihan 1 tahun 2008 b Musim Peralihan 1 tahun 2009 P. Kalimantan P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa c Musim Peralihan 1 tahun 2010 d Musim Peralihan 1 tahun 2011 Gambar 6. Sebaran Spasial SPL Laut Jawa pada Musim Peralihan 1 Dari Gambar 6 diketahui bahwa SPL di daerah tangkapan harian dan bulanan pada tahun 2009 dan 2010 memiliki nilai yang sama yaitu 30 o C. Pada Musim Peralihan 1 tahun 2011 suhu hangat terlihat di selatan Kalimantan. Suhu dengan nilai rendah memasuki Laut Jawa namun belum mendominasi karena terlihat pada gambar bahwa suhu dengan nilai 30 o C lebih mendominasi. Daerah penangkapan harian memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah penangkapan harian dengan masing-masing suhu 30 o C dan 29,5 o C. Dapat dilihat pada Gambar 7 distribusi terjadinya selang nilai suhu dalam untuk dinamika SPL pada Musim Peralihan 1 setiap tahunya bervariasi. Distribusi terjadinya SPL 29,6 – 30,5 o C lebih besar pada musim ini. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17143 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 13594 a Musim Peralihan 1 tahun 2008 b Musim Peralihan 1 tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 6278 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 16888 c Musim Peralihan 1 tahun 2010 d Musim Peralihan 1 tahun 2011 Gambar 7. Histogram Distribusi Selang Nilai SPL di Laut Jawa pada Musim Peralihan 1 Gambar 8 menunjukkan kondisi SPL pada musim peralihan 1. Grafik SPL musim peralihan 1 menunjukkan bahwa rata-rata dalam 4 tahun penelitian suhu berkisar antara 29,5 o C sampai 30,5 o C. Grafik selalu menunjukkan kenaikan suhu dengan suhu terendah berada pada bulan Maret dan suhu tertinggi pada bulan April, sedangkan pada bulan Mei mengalami penurunan namun tidak sampai mendekati nilai suhu pada bulan Maret. Tahun 2008 suhu pada bulan Maret, April dan Mei berturut-turut adalah 29,5 o C, 29,9 o C dan 29,7 o C yang merupakan rata-rata nilai terendah dibandingkan tahun 2009, 2010 dan 2011 pada musim yang sama. Saat Musim Peralihan 1 tahun 2009, SPL pada bulan Maret berkisar 30,1 o C, meningkat pada bulan April menjadi 30,5 o C, dan kembali menurun pada bulan Mei dengan nilai 30,4 o C. Tahun 2010 bulan Maret suhu bernilai 30,4 o C dan meningkat menjadi 30,5 o C dan turun 0,05 o C menjadi 30,5 o C pada bulan Mei, sedangkan pada tahun 2011 suhu dari bulan Maret meningkat pada bulan April yaitu dari 29,4 o C menjadi 30 o C dan menjadi 29,8 o C pada bulan Mei. Pada Musim Peralihan 1 arus mengalir ke arah barat di pantai Selatan Kalimantan dan di lepas pantai Utara Jawa sudah mengalir kembali ke arah timur. 27 28 29 30 31 Maret April Mei Suhu °C Musim Peralihan 1 2008 27 28 29 30 31 Maret April Mei Suhu °C Musim Peralihan 1 2009 27 28 29 30 31 Maret April Mei Suhu °C Musim Peralihan 1 2010 27 28 29 30 31 Maret April Mei Suhu °C Musim Peralihan 1 2011 Gambar 8. Grafik Kondisi SPL Musim Peralihan 1 4.2.3 SPL Musim Timur Gambar 9 menunjukkan kondisi sebaran spasial SPL pada Musim Timur. Musim Timur dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus. Pada musim timur arus mengalir dari Laut Flores atau Selat Makassar ke Laut Jawa karena suhu di perairan Australia lebih tinggi dibanding daratan Asia Potier, 1998. Dapat dilihat bahwa suhu permukaan laut berkisar 28 - 29,5 °C pada tahun 2008. Suhu yang bernilai rendah terlihat mengalir dari arah timur Laut Jawa menuju ke arah Laut Cina Selatan. Daerah penangkapan harian dan musiman memiliki suhu 28,5 o C. Tahun 2009 terlihat SPL yang rendah juga bergerak di Laut Jawa, tetapi masih terlihat lebih hangat di pesisir Jawa Tengah. Untuk nilai suhu pada daerah penangkapan ikan musiman adalah 29,5 o C dan 29 o C pada lokasi penangkapan harian. SPL yang rendah pada Musim Timur tahun 2010 baru bergerak dari arah Laut Flores. Terlihat bahwa perairan selatan Selat Bangka dan utara Selat Madura masih memiliki SPL 29 – 30,5 o C. Nilai yang lebih tinggi terdapat di pesisir Jawa Barat, tenggara Sumatera dan selatan Kalimantan. Tingginya SPL di perairan pesisir Laut Jawa juga mempengaruhi suhu di lokasi penangkapan harian dan musiman. Tahun 2011 musim timur suhu Laut Jawa 28,5 – 29 o C. Nilai SPL di daerah penangkapan harian dan musiman bernilai 28,5 o C. Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian P. Jawa a Musim Timur tahun 2008 b Musim Timur tahun 2009 Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra c Musim Timur tahun 2010 d Musim Timur tahun 2011 Gambar 9. Sebaran Spasial SPL Laut Jawa pada Musim Timur Pada Gambar 10 distribusi terjadinya selang nilai suhu dalam untuk dinamika SPL pada Musim Timur setiap tahunnya bervariasi, dan bernilai terbesar pada 28,6 – 29,5 o C. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17220 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17363 a Musim Timur tahun 2008 b Musim Timur tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17142 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 20157 c Musim Timur tahun 2010 d Musim Timur tahun 2011 Gambar 10. Histogram Distribusi Selang Nilai SPL di Laut Jawa pada Musim Timur Musim Timur ditandai dengan terjadinya tekanan udara yang tinggi di atas daratan Australia dan tekanan udara yang rendah di atas daratan Asia sehingga arah angin pada musim timur bergerah dari timur ke barat Potier, 1998. Pergerakan arah angin ini menyebabkan arus yang membawa massa air dari Laut Flores dan Selat Makassar melintasi perairan Laut Jawa menuju Laut Cina Selatan. Pada bulan Juni grafik SPL juga menunjukkan nilai yang lebih tinggi dengan kisaran 29 – 30 o C. Puncak musim timur terjadi pada bulan Juli dan Agustus dengan nilai SPL berkisar 28,5 – 29,5 o C. Gambar 11 menunjukkan SPL Musim Timur pada tahun 2008-2011. SPL Juni 2008 bernilai 29 o C, yang terus mengalami penurunan pada Juli dan Agustus menjadi 28,4 o C dan 28,3 o C. Pada Juni-Juli 2009, SPL lebih hangat dari tahun sebelumnya dengan nilai 30 o C dan 28,9 o C pada Agustus. Pada Juni 2010 SPL bernilai 30 o C dan turun menjadi 29,5 o C pada Agustus. Pada Musim Timur 2011 SPL mengalami penurunan dari 29,5 o C menjadi 28,5 o C untuk bulan Juni, Juli dan Agustus. Dengan demikian, diketahui bahwa SPL perairan Laut Jawa pada Musim Timur lebih rendah dibanding Musim Peralihan 1, dan Peralihan 2. 27 28 29 30 31 Juni Juli Agustus Suhu °C Musim Timur 2008 27 28 29 30 31 Juni Juli Agustus Suhu °C Musim Timur 2009 27 28 29 30 31 Juni Juli Agustus Suhu °C Musim Timur 2010 27 28 29 30 31 Juni Juli Agustus Suhu °C Musim Timur 2011 Gambar 11. Grafik Kondisi SPL Musim Timur 4.2.4 SPL Musim Peralihan II Gambar 12 menunjukkan kondisi sebaran spasial SPL pada musim peralihan 2. Musim peralihan 2 dimulai pada bulan September sampai dengan November. Kisaran suhu pada musim ini antara 29 – 31 °C. Suhu lebih tinggi terdapat di perairan yang masih dekat pantai. Suhu lebih rendah bergerak dari arah timur Laut Jawa dengan kisaran 29 °C sampai 29,5 °C. SPL yang lebih hangat bergerak dari arah Laut Cina Selatan, sedangkan SPL yang bergerak masuk perairan laut Jawa dari Selat Makassar dan Laut Flores nilainya lebih rendah. Sehingga menyebabkan SPL pada musim peralihan 2 lebih rendah dibandingkan dengan SPL pada musim peralihan 1. Suhu lebih tinggi terlihat pada musim peralihan 2 tahun 2010 suhu dengan nilai 31 o C berada pada pesisir pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.Nilai suhu yang lebih rendah ditunjukkan pada tahun 2008 dan 2011. P. Kalimantan P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa a Musim Peralihan 2 tahun 2008 b Musim Peralihan 2 tahun 2009 Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian P. Jawa c Musim Peralihan 2 tahun 2010 d Musim Peralihan 2 tahun 2011 Gambar 12. Sebaran Spasial SPL Laut Jawa pada Musim Peralihan 2 Suhu permukaan laut di lokasi penangkapan ikan harian pada tahun 2008 bernilai 28,5 o C dan 29,5 o C pada lokasi penangkapan harian. Tahun 2009 nilai suhu di daerah penangkapan harian dan musiman adalah 30 o C, sedangkan pada tahun 2010 suhu di daerah penangkapan harian bernilai lebih tinggi yaitu 30,5 o C dibandingkan dengan daerah tangkapan musiman yang bernilai 30 o C. Untuk nilai SPL di daerah penangkapan harian dan musiman pada tahun 2011 bernilai sama yaitu 29,5 o C. Pada Gambar 13 distribusi terjadinya selang nilai suhu dalam untuk dinamika SPL pada Musim Peralihan 2 setiap tahunnya bervariasi, dan bernilai terbesar pada 29,6 – 30,5 o C. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17202 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17229 a Musim Peralihan 2 tahun 2008 b Musim Peralihan 2 tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL ° C N = 15821 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 27 ‐ 27,5 27,6 ‐ 28,5 28,6 ‐ 29,5 29,6 ‐ 30,5 30,6 ‐ 31 SPL °C N = 17179 c Musim Peralihan 2 tahun 2010 d Musim Peralihan 2 tahun 2011 Gambar 13. Histogram Distribusi Selang Nilai SPL di Laut Jawa pada Musim Timur Gambar 14 menunjukkan kondisi nilai SPL pada Musim Peralihan 2. Pada Musim Peralihan 2 ini dimulai pada bulan September dengan kisaran SPL antara 29 – 30 o C. Bulan Oktober SPL berkisar antara 29,5 – 30 o C, sedangkan pada November SPL bernilai rata-rata 30 o C. Terlihat bahwa suhu kembali lebih hangat sebelum Musim Barat yang suhunya lebih tinggi dibandingkan Musim Timur. 27 28 29 30 31 September Oktober November Suhu °C Musim Peralihan 2 2008 27 28 29 30 31 September Oktober November Suhu °C Musim Peralihan 2 2009 27 28 29 30 31 September Oktober November Suhu °C Musim Peralihan 2 2010 27 28 29 30 31 September Oktober November Suhu °C Musim Peralihan 2 2011 Gambar 14. Grafik Kondisi SPL Musim Peralihan 2 Tingginya nilai SPL pada Musim Peralihan 1 dan 2 terjadi karena adanya pengaruh arus permukaan laut, kecepatan angin, curah hujan dan pergerakan matahari terhadap bumi revolusi. Ketika Musim Peralihan 1 Maret – Mei dan 2 September – November berlangsung, posisi matahari terhadap bumi berada di garis equator. Lokasi daerah penelitian yang berdekatan dengan garis equator membuat pengaruh matahari besar untuk menghangatkan suhu perairan di permukaan laut. 4.3 Konsentrasi Klorofil-a 4.3.1 Konsentrasi Klorofil-a Musim Barat

Dokumen yang terkait

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

4 39 88

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit aqua modis serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan lemuru di perairan selat bali.

2 56 135

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit MODIS serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Laut Jawa

4 8 197

Analisis Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a dari Citra Aqua-Modis Dan Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Sunda.

7 21 113

Kajian Suhu Permukaan Laut dengan Menggunakan Citra Satelit Aqua MODIS dan Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhan Ratu

0 6 53

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 15

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 2

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 4

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 11

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 3