0.5 1
1.5 2
September Oktober
November
Klorofil mgm³
Musim Peralihan 2 2008
0.5 1
1.5 2
September Oktober
November
Klorofil mgm³
Musim Peralihan 2 2009
0.5 1
1.5 2
September Oktober
November
Klorofil mgm³
Musim Peralihan 2 2010
0.5 1
1.5 2
September Oktober
November
Klorofil mgm³
Musim Peralihan 2 2011
Gambar 26. Grafik Konsentrasi Klorofil-a Musim Peralihan II
Konsentrasi klorofil yang lebih besar ada di selatan Kalimantan dengan nilai 1,0 mgm
3
. Terdapat lebih banyak sungai di Pulau Kalimantan yang bermuara ke Laut Jawa. Nilai
kandungan klorofil tinggi terdapat pada musim barat pada musim tersebut curah hujan relatif lebih tinggi dibanding musim timur. Hal tersebut mendukung gagasan Gaol dan Sadhotomo
2007 yang menyatakan bahwa tingginya curah hujan pada musim barat mengakibatkan masukan material termasuk unsur-unsur nutrien dari sungai ikut mengalir ke laut dan
meningkatkan kandungan klorofil pada perairan.
4.4 Perbandingan Suhu Permukaan Laut dan Konsentrasi Klorofil-a 4.4.1 Musim Barat
Musim Barat yang terjadi pada bulan Desember sampai Februari mempengaruhi SPL dan klorofil-a permukaan di daerah tangkapan ikan. Merujuk pada Gambar 3 Musim Barat tahun
2008 dapat dilihat bahwa SPL di Daerah Tangkapan Harian dan Musiman rata-rata bernilai 29
o
C, yang merupakan suhu suhu normal di perairan laut tropis. Merujuk pada Gambar 15, sebaran spasial kandungan klorofil-a di kedua daerah tersebut berkisar 0,5 - 1,5 mgm
3
. Pada tahun 2009, diperoleh nilai SPL di Daerah Tangkapan Harian 29,5 – 30
o
C dan klorofil-a berkisar 0,5 - 1 mgm
3
.
4.4.2 Musim Peralihan 1
Musim Peralihan 1 terjadi pada bulan Maret - Mei, pada musim ini dipengaruhi oleh Musim Barat dan Musim Timur. Pada Gambar 6 terlihat bahwa tahun 2009 dan 2010 SPL di
Daerah Tangkapan Ikan berkisar 30,5
o
C – 31
o
C yang merupakan suhu tinggi di perairan. Kandungan klorofil-a permukaan pada periode tersebut di Gambar 18 rata-rata bernilai rendah
yaitu 0,5 mgm
3
. Tahun 2008 dan 2011 suhu berkisar 30
o
C dan nilai konsentrasi klorofil-a rata- rata 0,5 mgm
3
. Pada saat nilai SPL normal maka nilai konsentrasi klorofil-a juga akan bernilai normal,
tetapi apabila nilai SPL tinggi maka konsentrasi klorofil bernilai kecil. Kedua variabel ini berhubungan negatif. Hal ini disebabkan karena besar nilai suhu meningkatnya intensitas cahaya
yang diterima. Intintensitas cahaya yang tinggi akan merusakkan klorofil, sehingga proses fotosintesis akan mengalami gangguan dan tidak berjalan dengan baik. Begitu pula sebaliknya
jika intensitas cahaya sangat rendah, maka proses fotosintesisnya juga tidak berjalan dengan baik, karena jumlah cahaya yang tidak mencukupi untuk melakukan proses fotosintesis. Suhu
maksimal fitoplankton melakukan fotosintesis adalah 30
o
C. Ini menggambarkan fitoplankton terdistribusi di gradien suhu dari 5 - 30
o
C Nybakken, 1995.
4.4.3 Musim Timur
Musim Timur terjadi pada bulan Juni - Agustus. Merujuk pada Gambar 9 tentang SPL Musim Timur dan Gambar 21 tentang konsentrasi klorofil-a Musim Timur. Musim Timur tahun
2008 - 2011 SPL bernilai normal pada Daerah Tangkapan Harian dan Musiman. SPL bernilai normal ini mengakibatkan konsentrasi klorofil stabil yaitu antara 0,5 - 1 mgm
3
.
4.4.4 Musim Peralihan 2
Musim Peralihan 2 berlangsung pada bulan September sampai November. Pada musim ini SPL dipengaruhi oleh Musim Barat. SPL di Daerah Tangkapan Harian dan Musiman berkisar
antara 29
o
C - 30
o
C merujuk pada Gambar 12. Nilai klorofil-a permukaan di Daerah Tangkapan Ikan berkisar 0,5 - 1 mgm
3
merujuk pada Gambar 26. Pada bahasan ini tidak ditemukan keganjilan seperti SPL bernilai tinggi mengakibatkan
konsentrasi klorofil-a permukaan juga tinggi dan SPL bernilai rendah mengakibatkan konsentrasi klorofil-a permukaan ikut rendah. Hal ini diduga karena SPL perairan Laut Jawa umumnya,
Daerah Tangkapan Harian khususnya memiliki kisaran SPL normal untuk Laut Jawa yaitu 27 – 30
o
C. Kisaran suhu tersebut masih dalam batas toleransi klorofil-a untuk berfotosintesis dengan baik.
4.5 Hasil Tangkapan Ikan