Konsentrasi Klorofil-a .1 Konsentrasi Klorofil-a Musim Barat

4.3 Konsentrasi Klorofil-a 4.3.1 Konsentrasi Klorofil-a Musim Barat Gambar 15 menunjukkan sebaran spasial klorofil-a permukaan pada musim barat Desember – Februari periode 2008-2011. Warna magenta mewakili klorofil 0,5 mgm 3 , sedangkan warna merah muda pucat mewakili nilai klorofil kurang dari 0,5 mgm 3 . Nilai klorofil di perairan pesisir terlihat lebih tinggi, seperti ditunjukkan di perairan barat daya Pulau Bangka pada tahun 2011 dan secara konsisten di pesisir selatan Kalimantan menunjukkan nilai lebih tinggi. Hal tersebut dipengaruhi oleh runoff bahan organik yang dibawa sejumlah sungai yang bermuara ke Laut Jawa. Hujan pada Musim Barat yang lebih intensif akan membawa aliran sungai yang kaya akan nutrien dari daratan ke pesisir pantai sehingga nilai konsentrasi klorofil pada pesisir bernilai tinggi. a Musim Barat tahun 2008 b Musim Barat tahun 2009 P. Kalimantan P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa c Musim Barat tahun 2010 d Musim Barat tahun 2011 P. Kalimantan P. Kalimantan P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa Gambar 15. Sebaran Spasial Klorofil-a Permukaan Laut Jawa pada Musim Barat Konsentrasi klorofil-a permukaan tahun 2008 di Daerah Tangkapan Musiman bernilai 1 - 2 mgm 3 , sedangkan di Daerah Tangkapan harian hanya 0,5 - 1 mgm 3 . Kandungan klorofil-a permukaan untuk tahun 2009 - 2011 di kedua wilayah perairan tersebut terlihat seragam yaitu 0,5 mgm 3 . Gambar 16 menunjukkan distribusi peluang terjadinya selang nilai konsentrasi klorofil-a permukaan untuk Musim Barat. Diketahui bahwa peluang konsentrasi klorofil-a permukaan pada Musim Barat lebih tinggi terjadi pada selang ukuran 0,01 – 1,5 mgm 3 dengan prevalensi lebih dari 80. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 10894 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 13241 a Musim Barat tahun 2008 b Musim Barat tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 13005 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 16891 c Musim Barat tahun 2010 d Musim Barat tahun 2011 Gambar 16. Histogram Distribusi Selang Nilai Klorofil-a di Laut Jawa pada Musim Barat Gambar 17. Grafik Konsentrasi Klorofil-a Musim Barat

4.3.2 Konsentrasi Klorofil-a Musim Peralihan I

Gambar 18 menunjukkan sebaran spasial konsentrasi klorofil-a pada Musim Peralihan 1. Musim Peralihan 1 terjadi pada bulan Maret sampai Mei. Gambar 17 menunjukkan kurva nilai konsentrasi klorofil-a pada tiap bulan ketika Musim Barat berlangsung. Nilai klorofil-a permukaan pada Bulan Desember selama periode penelitian diterapkan adalah 0,8 mgm 3 dengan nilai tertinggi tercatat pada tahun 2010 1,5 mgm 3 . Bulan Januari yang merupakan puncak dari musim barat memiliki nilai rata-rata klorofil 0,8 mgm 3 sampai 1 mgm 3 , sedangkan bulan Februari nilai rata-rata klorofil antara 0,8 mgm 3 dan 1,8 mgm 3 pada tahun 2009. Pada tahun 2008 bulan Februari kandungan klorofil hampir mendekati 2 mgm 3 . 0.5 1 1.5 2 Desember Januari Februari Klorofil mgm³ Musim Barat 2008 0.5 1 1.5 2 Desember Januari Februari Klorofil mgm³ Musim Barat 2009 0.5 1 1.5 2 Desember Januari Februari Klorofil mgm³ Musim Barat 2010 0.5 1 1.5 2 Desember Januari Februari Klorofil mgm³ Musim Barat 2011 a Musim Peralihan 1 tahun 2008 b Musim Peralihan 1 tahun 2009 c Musim Peralihan 1 tahun 2010 d Musim n 1 tahun 2011 Gambar 18. Sebaran Spasial Klorofil-a Permukaan Laut Jawa pada Musim Peralihan 1 garuh oleh m hujan y engan . Peraliha Musim peralihan 1 masih dipen i usim barat dengan intensitas curah ang mulai melemah. Klorofil-a pada musim ini berkisar antara 0,5 - 4,01 mgm 3 . Kandungan klorofil tertinggi terdapat di Selat Bangka dengan nilai berkisar antara 2,01 - 4,01 mgm 3 . Perairan selatan Kalimantan memiliki kandungan klorofil berkisar antara 1,5 - 4,01 mgm 3 , sedangkan pada Laut Jawa klorofil bernilai rendah yaitu sekitar 0,5 mgm3 yang ditandai d warna magenta dan merah muda pucat untuk nilai klorofil yang lebih rendah dari 0,5 mgm 3 Gambar 19 menunjukkan distribusi peluang dapat dilihat distribusi peluang terjadinya selang nilai konsentrasi klorofil-a permukaan untuk Musim Peralihan 1. Diketahui bahwa peluang konsentrasi klorofil-a permukaan pada Musim Barat lebih tinggi terjadi pada selang ukuran 0,01 – 1,5 mgm 3 dengan prevalensi lebih dari 80. Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Kalimantan P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian P. Jawa a Musim Peralihan 1 tahun 2008 b Musim Peralihan 1 tahun 2009 c Musim Peralihan 1 tahun 2010 d Musim Peralihan 1 tahun 2011 Gambar 19. Histogram Distribusi Selang Nilai Klorofil-a di Laut Jawa pada Musim Peralihan 1 klorofil-a permukaan di daerah Tangkapan sar sama dari tahun 2008 sampai 2011 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Gambar 18 adalah kondisi klorofil-a permukaan pada Musim Peralihan 1. Kandungan Harian berki pada Musim Peralihan 1 yaitu 0,5 mgm 3 , sementara itu nilai klorofil yang tinggi pada lokasi tangkapan musiman terjadi pada tahun 2010 dengan kisaran 1 - 2 mgm 3 , sedangkan pada tahun 2008, 2009 dan 2011 berkisar 0,5 - 2 mgm 3 . 100 Konsentrasi Klorofil 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 mgm 3 N = 15463 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Konsentrasi Klorofil 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 mgm 3 N = 16112 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15941 N = 15824 mgm 3 0.5 1 1.5 2 Maret April Mei Klorofil mgm³ Musim Peralihan 1 2008 0.5 1 1.5 2 Maret April Mei Klorofil mgm³ Musim Peralihan 1 2009 0.5 1 1.5 2 Maret April Mei Klorofil mgm³ Musim Peralihan 1 2010 0.5 1 1.5 2 Maret April Mei Klorofil mgm³ Musim Peralihan 1 2011 Gambar 20. Grafik Konsentrasi Klorofil-a Musim Peralihan I Dari Gambar 20 dapat dilihat bahwa konsentrasi klororfil-a permukaan bulan Maret berkisar 0,5 - 0,8 mgm 3 pada tahun 2010. Pada bulan April nilai kandungan klorofil di perairan Laut Jawa rata-rata 0,6 mgm 3 , sedangkan pada bulan Mei berkisar 0,5 - 0,7 mgm 3 .

4.3.3 Konsentrasi Klorofil-a Musim Timur

Gambar 21 adalah kondisi sebaran spasial konsentrasi klorofil-a pada musim timur. Kandungan klorofil-a Musim Timur untuk perairan Laut Jawa nilainya lebih rendah dibandingkan nilai klorofil pada Musim Peralihan 1. Hal ini ditunjukkan dengan cakupan rona magenta yang lebih menyebar luas di daerah penelitian yang menandakan kandungan klorofil-a 0,5 mgm 3 . Nilai klorofil-a yang lebih tinggi juga terlihat di peraian yang berbatasan dengan daratan. Perairan pesisir utara Jawa memiliki kandungan klorofil lebih rendah dibandingkan selatan Kalimantan. Kandungan klorofil-a permukaan di Pulau Jawa berkisar 2 - 1 mgm 3 mendekati perairan lepas pantai, sedangkan pada selatan Kalimantan berkisar antara 4 - 1 mgm 3 mendekati laut lepas pantai. a Musim Timur tahun 2008 b Musim Timur 2009 c Musim Timur tahun 2010 d Musim Timur tahun 2011 Gambar 21. Sebaran Spasial Klorofil-a Permukaan Laut Jawa pada Musim Timur Nilai kandungan klorofil-a pada Daerah Tangkapan Harian setiap tahunnya rata-rata memiliki nilai yang hampir sama yaitu berkisar antara 0,5- 1 mgm 3 , hal yang sama juga terjadi pada lokasi Tangkapan Musiman setiap tahunnya dengan nilai rata-rata 0,5- 1 mgm 3 . Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Jawa P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Kalimantan P. Suma te ra P. Jawa P. Kalimantan P. Kalimantan Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15618 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15993 a Musim Timur tahun 2008 b Musim Timur tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15794 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15157 c Musim Timur tahun 2010 d Musim Timur tahun 2011 Gambar 22. Histogram Distribusi Selang Nilai Klorofil-a di Laut Jawa pada Musim Timur Pada Gambar 22 menunjukkan distribusi peluang dapat dilihat distribusi peluang terjadinya selang nilai konsentrasi klorofil-a permukaan untuk Musim Timur. Diketahui bahwa peluang konsentrasi klorofil-a permukaan pada Musim Timur lebih tinggi terjadi pada selang ukuran 0,01 – 1,5 mgm 3 dengan prevalensi lebih dari 80. 0.5 1 1.5 2 Juni Juli Agustus Klorofil mgm³ Musim Timur 2008 0.5 1 1.5 2 Juni Juli Agustus Klorofil mgm³ Musim Timur 2009 0.5 1 1.5 2 Juni Juli Agustus Klorofil mgm³ Musim Timur 2010 0.5 1 1.5 2 Juni Juli Agustus Klorofil mgm³ Musim Timur 2011 Gambar 23. Grafik Konsentrasi Klorofil-a Musim Timur Gambar 23 menunjukkan kondisi konsentrasi klorofil-a permukaan pada Musim Timur. Grafik klorofil-a Musim Timur memperlihatkan bahwa rata-rata klorofil pada musim ini berkisar antara 0,6 - 0,8 mgm 3 . Pada bulan Juni rata-rata klorofil bernilai 0,6 - 0,7 mgm 3 , bulan Juli dan Agustus yang merupakan puncak Musim Timur memiliki nilai rata-rata klorofil bernilai 0,7 - 0,8 mgm 3 .

4.3.4 Konsentrasi Klorofil Musim Peralihan 2

Gambar 24 adalah kondisi sebaran klorofil-a pada musim peralihan 2 yang dinamikanya masih dipengaruhi oleh musim timur. Nilai klorofil-a pada Musim Peralihan 2 ini lebih rendah dibanding Musim Timur. Hal ini terjadi karena pengaruh musim kemarau yang terjadi pada Musim Timur, sehingga limpasan air sungai yang membawa nutrient ke laut lebih sedikit dibandingkan Musim Barat. Nilai klorofil-a yang lebih kecil terdapat di perairan utara Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan di perairan selatan Kalimantan lebih tinggi. Daerah Tangkapan Harian maupun musiman pada Musim Peralihan 2 dari tahun 2008 - 2011 bernilai sama yakni antara 0,5 - 1 mgm 3 . a Musim Peralihan 2 tahun 2008 b Musim Peralihan 2 tahun 2009 P. Kalimantan P. Kalimantan P. Suma te ra P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa c Musim Peralihan 2 tahun 2010 d Musim Peralihan 2 tahun 2011 P. Kalimantan P. Kalimantan P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman P. Suma te ra Lokasi tangkapan musiman Lokasi tangkapan harian Lokasi tangkapan harian P. Jawa P. Jawa Gambar 24. Sebaran Spasial Klorofil-a Permukaan Laut Jawa pada Musim Peralihan 2 Gambar 25 menunjukkan distribusi peluang dapat dilihat distribusi peluang terjadinya selang nilai konsentrasi klorofil-a permukaan untuk Musim Peralihan 2. Diketahui bahwa peluang konsentrasi klorofil-a permukaan pada Musim Peralihan 2 lebih tinggi terjadi pada selang ukuran 0,01 – 1,5 mgm 3 dengan prevalensi lebih dari 80. a Musim Peralihan 2 tahun 2008 b Musim Peralihan 2 tahun 2009 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15229 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15567 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 14525 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0,01 ‐ 1,5 1,6 ‐ 2,5 2,6 ‐ 3,5 3,6 ‐ 4,5 4,6 ‐ 5,0 Konsentrasi Klorofil mgm 3 N = 15743 c Musim Peralihan 2 tahun 2010 d Musim Peralihan 2 tahun 2011 Gambar 25. Histogram Distribusi Selang Nilai Klorofil-a di Laut Jawa pada Musim Peralihan 2 Gambar 26 menunjukkan klorofil-a permukaan pada Musim Peralihan 2. Grafik kandungan nilai klorofil-a permukaan laut Musim Peralihan 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata klorofil berfluktuasi. Pada bulan September nilai rata-rata klorofil berkisar antara 0,4 - 0,5 mgm 3 . Pada bulan Oktober mulai terlihat peningkatan dengan rata-rata klorofil 0,4 - 0,6 mgm 3 . Bulan November menunjukkan rata-rata tertinggi 0,5 - 0,7 mgm3. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa nilai klorofil-a permukaan tertinggi adalah pada Musim Barat, diduga karena pada Musim Barat intensitas hujan lebih sering dan tinggi dibanding musim lainnya. Variasi sebaran klorofil dipengaruhi oleh perbedaan intensitas cahaya matahari dan konsentrasi nutrien diperairan Laut Jawa. Sebaran konsentrasi klorofil-a lebih tinggi di perairan pesisir dan lebih rendah di perairan lepas pantai. 0.5 1 1.5 2 September Oktober November Klorofil mgm³ Musim Peralihan 2 2008 0.5 1 1.5 2 September Oktober November Klorofil mgm³ Musim Peralihan 2 2009 0.5 1 1.5 2 September Oktober November Klorofil mgm³ Musim Peralihan 2 2010 0.5 1 1.5 2 September Oktober November Klorofil mgm³ Musim Peralihan 2 2011 Gambar 26. Grafik Konsentrasi Klorofil-a Musim Peralihan II Konsentrasi klorofil yang lebih besar ada di selatan Kalimantan dengan nilai 1,0 mgm 3 . Terdapat lebih banyak sungai di Pulau Kalimantan yang bermuara ke Laut Jawa. Nilai kandungan klorofil tinggi terdapat pada musim barat pada musim tersebut curah hujan relatif lebih tinggi dibanding musim timur. Hal tersebut mendukung gagasan Gaol dan Sadhotomo 2007 yang menyatakan bahwa tingginya curah hujan pada musim barat mengakibatkan masukan material termasuk unsur-unsur nutrien dari sungai ikut mengalir ke laut dan meningkatkan kandungan klorofil pada perairan. 4.4 Perbandingan Suhu Permukaan Laut dan Konsentrasi Klorofil-a 4.4.1 Musim Barat

Dokumen yang terkait

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

4 39 88

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit aqua modis serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan lemuru di perairan selat bali.

2 56 135

Variabilitas konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut dari citra satelit MODIS serta hubungannya dengan hasil tangkapan ikan pelagis di perairan Laut Jawa

4 8 197

Analisis Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a dari Citra Aqua-Modis Dan Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Sunda.

7 21 113

Kajian Suhu Permukaan Laut dengan Menggunakan Citra Satelit Aqua MODIS dan Hasil Tangkapan Ikan yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhan Ratu

0 6 53

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 15

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 2

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 4

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 11

Analisis Konsentrasi Klorofil-adan Suhu Permukaan Laut dari Satelit Aqua MODIS serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Pelagis di Selat Malaka

0 0 3