POLA MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN BARONANG Siganus sp.
29 baronang terhadap alat tangkap yang digunakan nelayan, mencatat koordinat lokasi
penangkapan dengan alat bantu GPS, melakukan wawancara dengan nelayan, distribusi dan penyebarannya dengan alat bantu kuisoner dan peta Kepulauan
Seribu. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada, data produksi dan upaya penangkapan, dan berbagai laporan yang diperoleh
dari berbagai instansi dan institusi terkait sesuai atribut yang akan dikaji. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi kepustakaan seperti laporan-
laporan hasil survei, jurnal ilmiah dan publikasi-publikasi lainnya serta peta-peta yang tersedia.
Analisis data yang dilakukan adalah menganalisis pola musim penangkapan baronang. Dalam pola musim penangkapan ditentukan dengan menggunakan teknik
analisis deret waktu time series terhadap hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan kuartalan baronang selama enam tahun terakhir. Penentuannya
menggunakan metode rata-rata bergerak moving average, sebagaimana diutarakan oleh Wiyono 2007 sebagai berikut:
Menyusun deret CPUE dalam periode kurun waktu beberapa tahun; � = � ............................................................................................ 2
dengan: i
= 1, 2, 3, 4, ....., n � = CPUE ke-i
Menyusun rata-rata bergerak CPUE selama 12 bulan RG; � =
∑ �
+ = −
∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ dengan:
� = Rata-rata bergerak 12 bulan urutan ke-i i
= 7, 8, 9,…., n-5 Menyusun rata-rata bergerak CPUE terpusat RGP;
� � = ∑ �
+ =
∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ dengan:
� � = Rata-rata bergerak CPUE terpusat urutan ke-i
i = 7, 8, 9,…., n-5
Menghitung rasio rata-rata tiap bulan Rb �� =
� � � ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
dengan: ��
= Rasio rata-rata untuk tiap bulan ke-i i
= bulan 1, 2, 3, ….., 12 Menyusun nilai rata-rata dalam satu matriks berukuran i x j yang disusun
untuk setiap bulan, yang dimulai dari bulan Juli tahun tertentu sampai bulan Juni
30 tahun berikutnya. Selanjutnya menghitung nilai total rasio rata-rata secara
keseluruhan dan pola musim penangkapan: Rasio rata-rata untuk bulan ke-i RRB;
��� = � ∑ ��
� =
∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ dengan:
= 1, 2, 3, ….., n Jumlah rasio rata-rata bulanan JRRB;
��� = ∑ ���
=
∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ dengan:
= 1, 2, 3, ….., 12 Indeks Musim Penangkapan
Karena jumlah rasio rata-rata bulanan JRBB tidak selalu sama 1200, maka nilai rasio rata-rata bulanan harus dikoreksi dengan suatu koreksi FK:
= ��� ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙ Selanjutnya Indeks Musim Penangkapan IMP dihitung dengan persamaan:
�� = ��� � ∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙∙
dengan: = 1, 2, 3, ….., 12
Penentuan musim ikan dengan Kriteria-kriteria ialah jika indeks musim lebih dari 1 lebih dari 100 atau di atas rata-rata, dan bukan musim jika indeks musim
kurang dari 1 kurang dari 100 . Apabila IM = 1 100 , nilai ini sama dengan harga rata-rata bulanan sehingga dapat dikatakan dalam keadaan normal atau
berimbang.
Analisis penetapan daerah penangkapan ikan pada suatu perairan dapat diketahui dari berbagai faktor antara lain pada penelitian Ihsan 2015 yaitu:
Kelayakan perairan untuk mengoperasikan alat tangkap Perairan laut sangat luas tetapi tidak semua lokasi perairan tersebut
layak untuk mengoperasikan alat tangkap baronang, terdapat daerah-daerah yang tidak layak mengoperasikan alat tangkap ikan.
Layak dari segi ekonomi mengoperasikan alat tangkap Setiap nelayan yang berangkat ke laut menangkap ikan tentu
mengharapkan hasil tangkapan yang banyak, dengan biaya operasi yang sedikit. Dengan demikian daerah penangkapan baronang yang baik adalah
dekat dari pangkalan pendaratan ikan sehingga biaya tidak terlalu besar yang dikeluarkan untuk menangkap baronang.
Lama musim penangkapan baronang Daerah penangkapan baronang yang baik adalah daerah penangkapan
baronang yang mempunyai musim penangkapan yang lama, artinya baronang yang menjadi sasaran penangkapan adalah baronang dewasa.
Jenis baronang yang tertangkap di perairan tersebut bernilai ekonomis
31 Setiap nelayan mengharapkan jenis baronang adalah jenis baronang
ekonomis baronang dewasa, sehingga hasil penjualan baronang lebih banyak. Suatu perairan yang akan dijadikan pengembangan daerah
penangkapan baronang diharapkan memiliki potensi sumberdaya baronang melimpah dan nilai ekonomis penting.
Armada penangkapan mendukung untuk operasi di perairan tersebut. Walaupun daerah penangkapan baronang tersebut melimpah, jika
tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana penangkapan baronang yang memadai tentu tidak dapat dilakukan penangkapan baronang dengan baik.
Jadi pengembangan daerah penangkapan baronang harus diikuti dengan peningkatan armada penangkapan.
Bukan alur pelayaran Daerah penangkapan baronang yang akan dikembangkan sebaiknya
perairan tersebut bukan alur pelayaran, baik yang berlayar maupun yang sementara menangkap baronang.
Bukan kawasan konservasi perairan yang telah ditetapkan untuk menentukan daerah penangkapan baronang secara spasial dilakukan analisis
data yang diperoleh di lapangan antara lain: 1 pencatatan koordinat lokasi penangkapan ketiga alat tangkap yang dioperasikan nelayan yang diikuti; 2
hasil wawancara dengan nelayan.
Selanjutnya untuk pemetaan daerah penangkapan ikan baronang di perairan Kepulauan Seribu dilakukan dengan menggunakan data dan informasi yang
bersumber dari hasil wawancara dengan nelayan yang berpangkalan di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka serta data titik koordinat lokasi penangkapan yang
dicatat secara langsung dengan menggunakan GPS Global Position System ketika mengikuti operasi penangkapan. Hasil dari kedua jenis data tersebut kemudian di
overlay dan membentuk suatu peta tematik yang merupakan peta daerah penangkapan dan musim penangkapan ikan baronang di perairan Kepulauan
Seribu. Hasil plot pada peta tematik menggunakan perangkat lunak ArcView Gis 3.3.
Hasil Hasil Tangkapan Ikan Baronang
Hasil tangkapan baronang di perairan Kepulauan Seribu pada rentang tahun 2010-2014 cenderung mengalami penurunan. Tahun 2010 merupakan produksi
ikan tertinggi dengan nilai 45.589 kg. Terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2011 dengan nilai 8.149 kg. Peningkatan produksi kembali pada tahun 2014 dimana
nilainya sebesar 28.045 kg, yang sebelumnya pada tahun 2013 produksinya dengan nilai 6.933 kg. Hasil tangkapan ikan baronang yang tertangkap di perairan
Kepulauan Seribu menurut Suku Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Kepulauan Seribu pada rentang tahun 2010
– 2014 dapat dilihat pada Gambar 17.
Penurunan hasil tangkapan di Kepulauan Seribu dipengaruhi oleh beralihnya nelayan muroami menjadi nelayan pancing dan pemandu wisata. Produksi ikan
baronang mengalami peningkatan pada periode tahun 2013-2014. Peningkatan terjadi akibat dari pengaruh musim dimana sepanjang tahun 2014 cuaca cenderung
tenang sehingga kegiatan penangkapan mengalami peningkatan. Ikan baronang di Kepulauan Seribu yang didaratkan di dermaga Pulau Pramuka dan Pulau Panggang
32 ditangkap menggunakan alat tangkap bubu dan jaring muroami dan tegur. Data
hasil tangkapan baronang didata oleh petugas TPI Pulau Pramuka. Selain data hasil tangkapan terdapat data upaya trip penangkapan ikan baronang di Kepulauan
Seribu. Upaya penangkapan dan produksi ikan baronang di kepulauan seribu pada rentang waktu 2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 7.
Gambar 17 Produksi ikan baronang di Kepulauan Seribu pada tahun 2010-2014 Tabel 7 Produksi dan upaya penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu pada
tahun 2010-2014
Tahun Produksi kg
Upaya trip
2010 45.589
39.945 2011
8.149 37.945
2012 7.033
38.457 2013
6.933 38.726
2014 28.045
41.095
Hasil Tangkapan per Satuan Upaya CPUE
Hasil tangkapan per satuan upaya CPUE didapatkan dengan membagi hasil tangkapan ikan baronang dengan upaya penangkapannya trip. Gambar 18
memperlihatkan tangkapan per satuan upaya pada tahun 2010-2014.
Gambar 18 Nilai CPUE baronang periode tahun 2010-2014
45.589
8.149 7.033
6.933 28.045
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
2010 2011
2012 2013
2014
P ro
du k
si kg
Tahun
1,141
0,215 0,183
0,179 0,682
0,000 0,200
0,400 0,600
0,800 1,000
1,200
2010 2011
2012 2013
2014
CPUE
Tahun
33 Berdasarkan Gambar 18 dapat dilihat bahwa nilai CPUE tertinggi terdapat
pada tahun 2010 dengan nilai 1,141kgtrip, sedangkan CPUE terendah yaitu senilai 0,179 kgtrip pada tahun 2013. Hasil tangkapan per satuan upaya ikan mengalami
penurunan pada kurun waktu tahun 2010-2012, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2014.
Indeks Musim Penangkapan
Indeks musim penangkapan IMP diperlukan dalam menganalisis pola musim penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu. Indeks musim
penangkapan merupakan salah satu dari metode rata-rata bergerak moving average, dengan menghitung IMP setiap bulan pola musim penangkapan ikan
baronang dapat dilihat pada Gambar 19. Perhitungan IMP dapat dilihat pada Tabel 8. Hasil analisis rata-rata untuk bulanan RRBi dan indek musim penangkapan
baronang dengan data produksi baronang selama 6 enam tahun yakni tahun 2009- 2014, disajikan pada Tabel 9. Rata-rata untuk bulanan RRBi berada pada kisaran
1,0046
– 4,4231. Pola musim selama enam tahun, setelah dianalisis diperoleh indek musim
penangkapan baronang berada pada kisaran terendah pada bulan Januari 41,45 dan tertinggi pada bulan November 182,51. Hasil analisis IMP ikan baronang di
perairan Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa nilai IMP lebih dari 100 dicapai pada bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, dan Oktober-Desember. Nilai IMP dibawah
100 terjadi pada bulan Januari, Februari, April, Mei, dan September. Grafik musim penangkapan baronang dapat dilihat pada Gambar 19.
Tabel 8 Perhitungan nilai RRBi
Bulan Tahun
Total Rbi
RRBi 2009-
2010 2010-
2011 2011-
2012 2012-
2013 2013-
2014
Januari 0,2624
0,1320 0,4131
0,4462 0,7555
2,0093 1,0046
Februai 0,4294
0,2289 0,6309
0,6719 1,0042
2,9653 1,4827
Maret 0,9178
0,4366 1,0441
1,0978 1,4851
4,9815 2,4907
April 0,4705
0,2887 0,6020
0,6261 0,7861
2,7733 1,3867
Mei 0,4556
0,3275 0,5296
0,5411 0,6078
2,4616 1,2308
Juni 1,2288
1,0988 1,2799
1,2875 1,3275
6,2224 3,1112
Juli 1,0042
1,0182 1,0101
1,0065 0,9572
4,9962 2,4981
Agustus 1,7042
1,7142 1,6271
1,6168 1,3722
8,0344 4,0172
September 0,9145
0,9559 0,8665
0,8510 0,6138
4,2017 2,1008
Oktober 1,3029
1,3821 1,1763
1,1461 0,7214
5,7287 2,8643
November 2,0651
2,2171 1,8038
1,7479 1,0124
8,8463 4,4231
Desember 1,1786
1,3144 1,0001
0,9585 0,4927
4,9443 2,4722
JRRB 29,0825
FK 41,2619
34 Tabel 9 Analisis rata-rata untuk bulanan RRBi dan indeks musim penangkapan
baronang
Bulan RRBI
IMP
Januari 1,0046
41,45 Februari
1,4827 61,18
Maret 2,4907
102,77 April
1,3867 57,22
Mei 1,2308
50,78 Juni
3,1112 128,37
Juli 2,4981
103,08 Agustus
4,0172 165,76
September 2,1008
86,68 Oktober
2,8643 118,19
Nopember 4,4231
182,51 Desember
2,4722 102,01
Gambar 19 Grafik indeks musim penangkapan baronang di Kepulauan Seribu Rata-rata indeks musim penangkapan baronang dengan puncak musim terjadi
pada bulan Agustus dan November. Penangkapan baronang di Kepulauan Seribu terjadi sepanjang tahun. Ikan baronang merupakan ikan karang, penyebaran dan
pergerakan ikan baronang hanya berada di sekitar habitat karang. Habitat karang menjadi tempat berkembang biak ikan karang, sehingga ikan baronang adalah ikan
yang tidak mengenal musim puncak. Keberadaan yang selalu ada menjadi ikan baronang selalu tertangkap di sepanjang tahun.
Banyaknya ikan baronang tertangkap dikarenakan pada bulan Juli-Desember merupakan musim timur dan musim peralihan timur-barat. Cuaca pada kedua
musim sangat mendukung aktivitas penangkapan ikan. Nelayan menangkap ikan pada musim timur dan musim peralihan, sehingga hasil tangkapan melimpah. Pada
musim barat Januari-April akibat angin yang kencang dan gelombang yang tinggi nelayan mengurangi aktivitas penangkapan.
20 40
60 80
100 120
140 160
180 200
Jan Feb
Mar Ap
r Mei
Ju n
Ju l
Ag s
Sp t
Ok t
No v
Des
Ind ek
s M
us im
P ena
ng k
a pa
n
Waktu bulan
Penangkapan Tinggi
Penangkapan Rendah
35
Daerah Penangkapan Ikan
Pemetaan daerah penangkapan baronang dilakukan dengan ikut serta dalam penangkapan ikan dari keenam alat tangkap yang dioperasikan nelayan masing-
masing bubu bambu, bubu kawat, bubu jaring, speargun, muroami dan jaring lingkar, disamping dilakukan wawancara dengan nelayan. Berdasarkan hasil
analisis yang dilakukan menunjukan bahwa daerah penangkapan baronang di perairan Kepulauan Seribu dengan pendekatan partisipatif dan faktor penetapan
daerah penangkapan ikan, ikan baronang tersebar di perairan antara perairan disekitar dekat pulau-pulau yang terdapat hamparan terumbu karang.
Setiap alat tangkap cenderung memiliki lokasi penangkapan yang berbeda, walaupun beberapa ada yang sama dalam penentuan daerah penangkapan ikan.
Nelayan bubu bambu dan jaring lingkar memiliki daerah penangkapan ikan yang hampir sama dalam hal proses operasi penangkapan. Lokasi penangkapan kedua
alat tangkap tersebut berada di wilayah pesisir pulau dengan kedalaman 0,5-2 m. Bubu kawat dan bubu jaring dengan metode operasi penangkapan yang sama
memiliki daerah penangkapan di wilayah terumbu karang yang dalam, dengan kedalaman mencapai 20-30 m. Alat tangkap panah speargun daerah penangkapan
ikan di berbagai karang dengan kedalaman yang berbeda-beda. Muroami menangkap ikan di perbatasan antara karang dan laut lepas tubir dengan
kedalaman 15-20 m.
Daerah penangkapan baronang oleh alat tangkap bubu bambu tambun berada di pulau-pulau yang lokasinya tidak jauh dari fishing base. Lokasi
penangkapan ditempuh dengan waktu tempuh sekitar 15 menit sampai 1 jam dengan jarak 0,5-7 mil. Daerah penangkapan ikan berada di perairan karang
disekitar pulau. Nama lokasi penangkapan ikan di Pulau Panggang, P. Karya, P. Kotok, gugusan karang P. Semak Daun, dan P. Air. Lokasi penangkapan ikan
baronang terbanyak terdapat di gugusan karang Pulau Semak Daun Lampiran 10. Lokasi penangkapan baronang menggunakan bubu kawat tersebar di Pulau Air, P.
Kotok, P. Pari, P. Payung, P. Tidung, P. Lancang, dan P. Opak. Ikan baronang banyak tertangkap di daerah gugusan karang di sekitar Pulau Tidung dan Pulau
Payung. Lokasi penangkapan ditempuh dengan waktu tempuh 1-3 jam dengan jarak 10-20 mil Lampiran 11.
Daerah penangkapan baronang oleh alat tangkap bubu jaring berada di pulau- pulau yang lokasinya jauh dari fishing base. Lokasi penangkapan ditempuh dengan
waktu tempuh sekitar berjam-jam bahkan dalam satu hari dengan jarak tempuh antara 20-60 mil. Daerah penangkapan ikan berada di perairan karang di luar
wilayah perairan Kepulauan Seribu. Nama lokasi penangkapan ikan di Pulau Karang Kerbau, Karang Biru, Karang Pabelokan, Karang Peniki, Karang Susuh, P.
Sebira, dan P.Tunda. Lokasi penangkapan ikan baronang terbanyak terdapat di gugusan karang Biru dan P. Sebira Lampiran 12. Lokasi penangkapan baronang
menggunakan speargun tersebar di Pulau Air, P. Kotok, P. Semak Daun, P. Payung, P. Karang Beras, P. Karang Lebar, P. Karang Congkak dan P. Karang Bongkok.
Ikan baronang banyak tertangkap di daerah gugusan karang di sekitar Pulau Karang Beras dan Pulau Semak Daun. Lokasi penangkapan ditempuh dengan waktu
tempuh 1-2 jam dengan jarak 5-14 mil Lampiran 13.
Daerah penangkapan baronang oleh alat tangkap jaring lingkar berada di pulau-pulau yang lokasinya dekat dari fishing base. Lokasi penangkapan ditempuh
dengan waktu tempuh sekitar 2-4 jam dengan jarak 10-30 mil. Penangkapan
36 dilakukan selama 4 hari dalam satu trip. Daerah penangkapan ikan berada di
perairan karang wilayah perairan Kepulauan Seribu, dengan proses penangkapan yang berpindah tempat. Nama lokasi penangkapan ikan di gugusan Pulau Semak
Daun, P. Tidung, P.Kotok, P. Air, P. Payung,
P. Kelapa, P. Kotok kecil, P. Gosong Pandan, P. Karang Munggu, P. Karang Ketamba, P. Karang Bongkok, P.
Sepa, P. Semut. Lokasi penangkapan ikan baronang terbanyak terdapat di gugusan Semak Daun, P. Tidung, dan P. Sebira Lampiran 9.
Daerah penangkapan baronang oleh alat tangkap muroami berada di pulau- pulau yang lokasinya dekat dari fishing base. Lokasi penangkapan ditempuh dengan
waktu tempuh sekitar 1-4 jam dengan jarak 5-20 mil. Penangkapan dilakukan selama 1 hari dalam satu trip. Daerah penangkapan ikan berada di perairan karang
wilayah perairan Kepulauan Seribu, dengan proses penangkapan yang berpindah tempat. Nama lokasi penangkapan ikan di gugusan Pulau Semak Daun, P. Tidung,
P.Kotok, P. Air, P. Payung, P. Kelapa, P. Kotok kecil, P. Pari, P. Karang Bongkok, Karang Biru. Lokasi penangkapan ikan baronang terbanyak terdapat di P. Tidung,
dan Karang Biru Lampiran 8. Daerah penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20 Daerah Penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu
Pembahasan Indeks musim penangkapan ikan baronang
Pendugaan pola musim penangkapan ikan baronang menggunakan analisis indeks musim penangkapan IMP. Analisis ini dilakukan berdasarkan data upaya
effort dan hasil tangkap catch yang didaratkan di pangkalan pendaratan ikan di
37 pulau-pulau di Kepulauan Seribu. Nilai indeks musim penangkapan digunakan
untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan operasi penangkapan ikan Kekenusa 2006. Kriteria untuk menentukan musim penangkapan ikan baronang
adalah jika nilai IMP sama dengan atau lebih dari 100 dikatakan sebagai musim penangkapan, sedangkan bukan musim penangkapan jika nilai IMP dibawah atau
kurang dari 100. Nilai IMP juga digunakan untuk menduga keberadaan ikan di suatu perairan Suprianto et al. 2012. Nilai IMP lebih atau sama dengan 100
mengindikasikan bahwa ikan di perairan tersebut cukup melimpah, begitu pun sebaliknya jika nilai IMP kurang dari 100 berarti jumlah ikan di perairan tersebut
dibawah kondisi normal Irham 2014.
Hasil analisis indeks musim penangkapan ikan baronang di perairan Kepulauan Seribu menunjukkan bahwa nilai IMP lebih dari 100 dicapai pada
bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, Oktober, November dan Desember dan nilai IMP tertinggi dicapai pada bulan November 182,51. Selanjutnya secara berturut-
turut nilai IMP dari yang terbesar-terkecil yaitu: bulan Agustus 165,76, Juni 128,37, Oktober 118,19, Juli 103,08, Maret 102,77 dan Desember
102,01, sedangkan nilai IMP dibawah 100 dicapai pada bulan Januari, Februari, April, Mei, dan September dengan nilai IMP terendah terjadi pada bulan
Januari 41,45, selanjutnya pada bulan Februari 61,18, April 57,22, Mei 50,78, dan September 86,68.
Musim penangkapan dan puncak musimnya terjadi pada bulan Juni-Agustus, Oktober-Desember yang ditandai dengan nilai IMP yang tinggi. Musim
penangkapan ikan baronang terjadi pada saat musim timur dan musim peralihan timur-barat, sedangkan pada musim barat bulan Januari-Maret bukan merupakan
musim nelayan menangkap ikan akibat faktor cuaca. Pada musim barat dan peralihan barat-timur hanya sedikit perahu maupun kapal penangkapan yang
melakukan kegiatan penangkapan ikan. Hal ini disebabkan pada bulan-bulan tersebut ditandai dengan adanya gelombang yang cukup besar, sehingga dapat
menghambat jalannya proses pengoperasian alat tangkap. Musim penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu terjadi sepanjang tahun. Penangkapan baronang
selalu terjadi dalam setiap bulan. Ikan baronang merupakan jenis ikan karang yang memiliki habitat di perairan karang. Selama habitat karang tetap terjaga keberadaan
ikan baronang akan selalu ada. Faktor melimpahnya ikan baronang di bulan Juni- Agustus dan Oktober-Desember adalah musim pada bulan tersebut memungkinkan
nelayan untuk melakukan aktivitas penangkapan. Perbedaan musim penangkapan ikan ini terutama dipengaruhi oleh perubahan hembusan angin, dimana di Indonesia
dikenal dengan 4 jenis musim angin yaitu, musim Barat, musim Timur, musim peralihan Barat-Timur dan musim peralihan Timur-Barat Raodah 2015.
Daerah penangkapan ikan baronang Daerah penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu tersebar merata di
setiap perairan, dimana setiap pulau-pulau terdapat habitat ikan baronang yaitu terumbu karang. Perbedaan alat tangkap dalam menangkap baronang tidak
mempengaruhi perbedaan daerah penangkapan ikan baronang. Keenam alat tangkap menangkap ikan baronang di perairan berkarang. Perbedaan penangkapan
baronang terjadi pada jarak daerah penangkapan. Alat tangkap dengan armada
38 penangkapan besar menangkap ikan sedikit lebih jauh dari fishing base,
dibandingkan armada penangkapan kecil. Daerah penangkapan bubu bambu tambun di Kepulauan Seribu tersebar di
perairan pesisir pulau-pulau yang letaknya tidak terlalu jauh dari fishing base. Waktu tempuh nelayan dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 5
menit – 1 jam. Lokasi penangkapan ikan berada di perairan karang disekitar pulau.
Nama lokasi penangkapan ikan di Pulau Panggang, P. Karya, P. Kotok, gugusan karang P. Semak Daun, dan P. Air. Faktor armada penangkapan menjadi
penghambat nelayan melakukan penangkapan di sekitar fishing base. Kapal nelayan bubu bambu hanya berukran 3-5 GT, selain itu peralatan alat bantu seperti
GPS belum ada dalam kapal nelayan bubu. Hasil tangkapan nelayan bubu bambu didominasi ikan karang dimana terdapat ikan baronang. Jenis ikan baronang yang
tertangkap pada bubu bambu adalah Siganus virgatus, S. canaliculatus, S. fucescen, dan S. punctatus.
Daerah penangkapan bubu kawat di Kepulauan Seribu tersebar di perairan pesisir pulau-pulau yang letaknya tidak terlalu jauh dari fishing base. Waktu
tempuh nelayan dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 2 jam – 3
jam. Lokasi penangkapan ikan berada di perairan karang disekitar pulau. Nama lokasi penangkapan ikan di Pulau Air, P. Kotok, P. Pari, P. Payung, P. Tidung, P.
Lancang, dan P. Opak. Pengoperasian bubu kawat dilakukan dengan alat bantu kompresor dalam proses peletakan bubu pada daerah penangkapan. Hasil
tangkapan nelayan bubu kawat didominasi ikan karang dimana terdapat ikan baronang. Jenis ikan baronang yang tertangkap pada bubu kawat adalah Siganus
guttatus, S. punctatus, S. javus, S. virgatus, S. canaliculatus, dan S. fucescen.
Daerah penangkapan bubu jaring di Kepulauan Seribu tersebar di perairan berkarang dalam yang letaknya jauh dari fishing base. Waktu tempuh nelayan
dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 10 jam – 1 hari. Nama lokasi
penangkapan ikan di Pulau Karang Kerbau, Karang Biru, Karang Pabelokan, Karang Peniki, Karang Susuh, P. Sebira, dan P.Tunda. Armada penangkapan yang
besar dengan kapal berukuran 20 GT dan peralatan yang memadai seperti GPS dan alat bantu penangkapan lainnya menjadikan armada penangkapan bubu jaring
mampu melakukan kegiatan penangkapan di lokasi yang jaraknya jauh. Lama trip bubu jaring sekitar 4-5 hari. Hasil tangkapan nelayan bubu jaring didominasi ikan
karang dimana terdapat ikan baronang. Jenis ikan baronang yang tertangkap pada bubu jaring adalah Siganus punctatus, S. guttatus, S. javus, S. virgatus, S.
canaliculatus, dan S. fucescen.
Daerah penangkapan speargun di Kepulauan Seribu tersebar di perairan pesisir pulau-pulau yang letaknya tidak terlalu jauh dari fishing base. Waktu
tempuh nelayan dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 10 menit –
1 jam. Lokasi penangkapan ikan berada di perairan karang disekitar pulau. Nama lokasi penangkapan ikan di Pulau Air, P. Kotok, P. Semak Daun, P. Payung, P.
Karang Beras, P. Karang Lebar, P. Karang Congkak dan P. Karang Bongkok. Faktor armada penangkapan menjadi penghambat nelayan melakukan penangkapan
di sekitar fishing base. Kapal nelayan speargun hanya berukuran 5 GT, selain itu peralatan alat bantu seperti GPS belum ada dalam kapal nelayan speargun. Hasil
tangkapan nelayan speargun didominasi ikan ekor kuning, kerapu, dan baronang. Jenis ikan baronang yang tertangkap pada speargun adalah Siganus vermiculatus,
S. guttatus, S. javus, dan S. punctatus
39 Daerah penangkapan jaring lingkar di Kepulauan Seribu tersebar di perairan
pesisir pulau-pulau yang letaknya tidak terlalu jauh dari fishing base. Waktu tempuh nelayan dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 2
– 4 jam. Lokasi penangkapan ikan berada di perairan karang disekitar pulau. Nama lokasi
penangkapan ikan di gugusan Pulau Semak Daun, P. Tidung, P.Kotok, P. Air, P. Payung, P. Kelapa, P. Kotok kecil, P. Gosong Pandan, P. Karang Munggu, P.
Karang Ketamba, P. Karang Bongkok, P. Sepa, P. Semut. Lamanya dalam pengoperasian alat menjadikan alat tangkap tegur dalam satu trip memerlukan
waktu 4-5 hari. Dalam satu kali setting hauling nelayan memerlukan waktu sekitar 10-15 jam. Alat bantu penangkapan berupa perahu sampan yang berfungsi untuk
memudahkan memasang jaring lingkar di perairan dangkal, serta alat penggiring diperlukan untuk proses penggiringan ikan menuju kantong ikan. Hasil tangkapan
nelayan jaring lingkar didominasi ikan karang dimana terdapat ikan baronang. Jenis ikan baronang yang tertangkap pada jaring lingkar adalah Siganus punctatus, S.
javus, S. virgatus, S. canaliculatus, dan S. fucescen.
Daerah penangkapan muroami di Kepulauan Seribu tersebar di perairan pesisir pulau-pulau yang letaknya tidak terlalu jauh dari fishing base. Waktu
tempuh nelayan dalam perjalanan ke daerah penangkapan ikan berkisar 1-4 jam. Lokasi penangkapan ikan berada di perairan karang disekitar pulau. Nama lokasi
penangkapan ikan di gugusan Pulau Semak Daun, P. Tidung, P.Kotok, P. Air, P. Payung, P. Kelapa, P. Kotok kecil, P. Pari, P. Karang Bongkok, Karang Biru.
Pengoperasian muroami dilakukan dengan armada penangkapan yang besar. Jumlah nelayan dalam satu unit armada berkisar 13-18 nelayan. Proses setting alat
dalam satu trip dilakukan 3-4 kali. Keahlian menyelam nelayan sangat dibutuhkan dalam proses metode penangkapan muroami. Alat bantu penangkapan berupa
kompresor dan penggiring menjadi hal yang vital dalam proses penangkapan ikan. Hasil tangkapan nelayan muroami didominasi ikan ekor kuning dan pisang-pisang,
serta beberapa ikan karang lainnya salah satunya ikan baronang. Jenis ikan baronang yang tertangkap pada jaring lingkar adalah S. vermiculatus, S. guttatus,
dan S. javus.
Daerah penangkapan baronang di Kepulauan Seribu dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca pada musim barat dan timur memberikan pengaruh pada jumlah trip nelayan.
Musim juga mempengaruhi lokasi penangkapan ikan baronang. Nelayan pada musim barat hanya melaut disekitar pesisir dengan jarak kurang dari 4 mil, karena
kondisi cuaca buruk, terjadi ombak yang besar, angin kencang, memaksa nelayan tidak melaut jauh Raodah 2015. Nelayan Kepulauan Seribu ketika musim angin
barat terjadi cenderung melakukan aktivitas penangkapan di wilayah didekat fishing base yang dapat ditempuh dengan waktu paling lama 3-4 jam. Peningkatan trip
kapal terjadi ketika musim timur dimulai. Nelayan melakukan peningkatan aktivitas penangkapan ikan. Lokasi penangkapan ikan semakin menjauh dengan kondisi laut
yang teduh. Daerah penangkapan ikan baronang di Kepulauan Seribu tidak dipengaruhi oleh pergerakan movement ikan, dikarenakan baronang tidak
melakukan ruaya panjang.
Baronang dapat hidup dan melakukan ruaya vertikal di perairan hingga mencapai kedalaman 500 m Murua et al. 2005. Daerah penangkapan baronang di
Kepulauan Seribu berada di perairan karang dengan kedalaman antara 1-50 m. Wilayah perairan Kepulauan Seribu secara keseluruhan menjadi tempat hidup ikan
karang. Kepulauan Seribu menjadi daerah potensial penangkapan baronang.
40 Informasi dari nelayan ikan baronang banyak ditemukan di gugusan karang di
sekitar Pulau Tidung dan Pulau Payung, dimana terdapat daerah karang bernama Karang Biru. Ruswahyuni dan Purnomo 2009 menyatakan kondisi terumbu
karang di sekitar Pulau Tidung dan Payung tergolong baik dengan persesntase tutupan karang hidup sebesar 67. Kondisi karang yang baik menjadi habitat yang
baik pula untuk ikan baronang.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Musim penangkapan ikan baronang di perairan Kepulauan Seribu berlangsung sepanjang tahun dimana setiap bulan dalam satu tahun dilakukan
penangkapan baronang. Musim ikan baronang banyak tertangkap terjadi pada bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, Oktober, November dan Desember. Bulan November
menjadi musim baronang banyak tertangkap dengan nilai IMP 182,51. Daerah penangkapan ikan baronang hampir tersebar merata di seluruh perairan Kepulauan
Seribu. Lokasi penangkapan keenam alat tangkap memiliki kesamaan wilayah pengoperasian, akan tetapi jarak dan waktu tempuh setiap DPI berbeda. Nelayan
jaring lingkar, bubu jaring, dan bubu kawat memilih DPI yang jauh dari fishing base. Hal ini terjadi karena kemampuan armada yang memadai untuk melakukan
penangkapan di tempat yang jauh. Bubu bambu, muroami, dan speargun cenderung melakukan penangkapan di daerah dekat fishing base. Gugusan karang di sekitar
Pulau Tidung dan Pulau Payung, dimana terdapat daerah karang bernama Karang Biru menjadi daerah penangkapan ikan baronang yang potensial.
Saran
Perlu melakukan pencatatan data tentang produksi baronang per spesies dan per jenis alat tangkap. Penelitian lanjutan tentang studi monitoring habitat baronang
di perairan Kepulauan Seribu.