Dampak Budaya Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat di Lingkungan Sekitar Objek Wisata

168 menjadi kebiasaan masyarakat. Hal ini tampak dari masih dipeliharanya adat istiadat yang hidup dalam masyarakat.

4. Dampak Budaya

Keberadaan objek-objek wisata di Kabupaten Karanganyar, khususnya di kawasan wisata Tawangmangu juga mampu memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar, terutama yang berhubungan dengan kesenian tradisional.. Bentuk kesenian tradisional yang hidup di kalangan masyarakat Tawangmangu antara lain yang terkenal adalah tari keprajuritan yaitu semacam kuda lumping. Selain itu masih terdapat juga kesenian wayang orang, karawitan, wayang kulit, reog, dan sebagainya. Seiring dengan pemberlakuan rencana pengembangan wisata di kawasan wisata Tawangmangu, maka kesenian-kesenian tradisional yang bersumber dan bernafaskan perpaduan manusia dengan alam yang selaras, suatu persatuan mestis untuk memelihara kesejahteraan alam beserta isinya secara bertahap mulai digali dan digelarkan. Kesenian reog dan wayang kulit misalnya, setiap ada perayaan upacara tradisi Mandasiya selalu dipentaskan. Dalam peringatan tradisi Mandhasia misalnya, sampai saat ini masih sering dipentaskan kesenian reog yang sebagian besar beranggotakan masyarakat di daerah Blumbang dan Pancot. Sampai saat ini tercatat masih terdapat dua kelompok kesenian reog di Desa Blumbang yaitu kelompok kesenian Reog Singo Lawu yang berada di lingkungan Blumbang Lor dan kelompok kesenian Reog Singo Dinar yang berada di lingkungan Blumbang Kidul. 169 Dalam perkembangannya kelompok kesenian reog ini dibiayai oleh sumbangan masyarakat dan iuran anggota. Selain itu ada juga grup kesenian Thek-thek dan kelompok karawitan Pringgo Laras. Kedua kelompok kesenian ini juga sering tampil dalam perayaan upacara tradisi Mandhasia. Sedangkan dampak negatif dari adanya kegiatan kepariwisataan di kawasan wisata Tawangmangu tidak begitu terasa. Adanya kebiasaan buruk di dalam lingkungan masyarakat sekitar objek seperti minum-minuman keras, perjudian, perkelahian, dan sebagainya lebih disebabkan sifat asli dari penduduk setempat, bukan karena adanya pengaruh kegiatan kepariwisataan 117 .

C. Sumbangan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah