127
sekarang ini. Hal tersebut nampak dari bagaimana mereka menggunakan mitos yang mereka yakini sebagai proyeksi untuk memecahkan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka juga meyakini bahwa sesuatu yang terjadi disekitar mereka sekarang tidak terlepas dari apa yang pernah mereka lakukan di masa lalu.
Kepercayaan masyarakat terhadap Cerita Rakyat Gunung Merapi
lebih kuat karena mereka sadar bahwa dunianya penuh diliputi oleh kekuatan- kekuatan gaib sehingga sangat mempengaruhi kehidupannya. Mereka
mempercayai bahwa cerita yang telah diproyeksikan dalam bentuk upacara ritual dapat dipakai sebagai salah satu pedoman dan arah untuk memecahkan persoalan-
persoalan yang sering timbul dalam masyarakat. Jadi pada dasarnya Cerita Rakyat Gunung Merapi
merupakan pencerminan angan-angan masyarakat dan mereka mempercayainnya.
Mereka percaya bahwa dengan melalui pelaksanaan upacara ritual maka mereka akan mendapatkan berkah dan terhindar dari mala petaka atau
bencana yang tidak diinginkan. Kepercayaan semacam itulah yang menyebabkan mereka banyak yang datang untuk melaksanakan upacara ritual.
b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dalam lembaga-lembaga kebudayaan
Pranata atau intuisi mengenai kelakuan berpola dari manusia dari manusia dalam kebudayaan Koentjaraningrat, 1983 : 14 upacara Labuhan telah
dianggap sebagai tradisi. Tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk warisan kebudayaan masa lampau. Di dalam tradisi terkandung nialai-nilai yang sanggup
membentuk sikap mental dan pola tingkah laku manusia dalam kebudayaannya.
128
Nilai-nilai itu membentuk sistem nilai budaya yang terdiri atas konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap
sangat bernilai dalam hidupnya. Melalui dasar nilai budaya yang telah dipercaya dan telah diyakini
tersebut, maka masyarakat berasumsi bahwa tradisi yang hidup di daerahnya merupakan salah satu bentuk pranata yang harus ditaati oleh seluruh warga
masyarakat. Pranata-pranata yang hidup dalam masyarakat itu mempunyai
berbagai tujuan. Tujuan bagi mereka yang percaya terhadap keberadaan Cerita Rakyat Gunung Merapi
yaitu supaya masyarakat mendapatkan berkah dan terhindar dari segala malapetaka yang tidak diinginkan. Kepatuhan masyarakt
terhadap tradisi labuhan yang dianggap sebagai pranata dapat terlihat dari betapa antusiasnya warga sekitar Merapi umumnya dan warga Kinahrejo pada khususnya
dalam mengikuti upacar ritual labuhan. Upacara labuhan itu sendiri dilakukan setahun sekali setiap bulan Ruwah bulan Jawa dan belum pernah sekalipun tidak
dilakukan. Setiap upacara labuhan dilakukan penduduk selalu datang berduyun- duyun untuk melihat dan untuk ikut melakukanupacara tersebut yang mereka
yakini dapat membawa berkah dan keselamatan. Meski jaman telah modern fenomena diatas harus diakui keberadaannya dan kita juga patut menghormati dan
menghargai kepatuhan penduduk sekitar Merapi umumnya dan Kinahrejo pada khususnya terhadap mitos tradisi labuhan yang dianggap sebagai pranata yang
harus dijaga dan diyakini. Selain itu masyarakat memiliki sifat selalu ingat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, memiliki budi pekerti luhur, serta selalu berhati-hati
dalam melakukan tindakan apapun.
129
c. Sebagai alat pendidikan Cerita Rakyat Gunung Merapi