Analisis Kimia Analisis Statistik

5 dilakukan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pukul 08.00, 13.00, dan 17.00 WIB secara at satiation sekenyangnya. Sisa-sisa pakan yang tidak termakan dikumpulkan dan ditimbang untuk menghitung jumlah konsumsi pakan sebenarnya pada akhir penelitian. Penempatan wadah perlakuan dilakukan secara berurutan untuk mengantisipasi adanya perpindahan ikan dari wadah satu ke wadah lainnya saat terjadi gelombang. Penempatan wadah juga ditinjau berdasarkan arus sehingga tiap perlakuan mendapatkan proporsi yang sama jika terjadi arus. Skema tata letak wadah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Pengamatan harian yang dilakukan meliputi pencatatan, pemberian pakan, penimbangan ikan yang mati. Pengukuran bobot ikan uji dilakukan pada awal dan akhir percobaan. Keterangan : A, B dan C = Label Pakan Perlakuan 1 dan 2 = Ulangan Perlakuan Gambar 1. Tata Letak Wadah Penelitian

2.4 Analisis Kimia

Analisis kimia yang dilakukan adalah analisis proksimat untuk mengetahui kandungan nutrisi pada bahan tersebut. Analisis proksimat yang dilakukan meliputi analisis protein, lemak, kadar air, kadar abu, dan serat kasar lampiran 3. Analisis proksimat dilakukan pada pakan uji, serta tubuh awal dan akhir ikan.

2.5 Analisis Biologi

2.5.1 Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah pakan yang dikonsumsi, ditentukan dengan menimbang pakan yang diberikan pada ikan uji setiap hari selama penelitian. Pada akhir penelitian, pakan yang telah diberikan dijumlahkan dan dikurangi sisa pakan yang tidak termakan menjadi data konsumsi pakan. RUMAH JAGA A1 A2 B1 B2 C1 C2 6

2.5.2 Sintasan

Sintasan merupakan persentase dari jumlah ikan total yang masih hidup pada akhir perlakuan. Sintasan dapat dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan Zonneveld et al. 1991, yaitu: SR = [ Nt No ] x 100 Keterangan: SR = Survival Rate Sintasan Nt = Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan ekor No = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan ekor

2.5.3 Laju Pertumbuhan Spesifik

Laju pertumbuhan spesifik ikan uji dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Huissman 1987, yaitu: Keterangan: α = Laju pertumbuhan harian LPH Wt = Rata-rata bobot individu pada waktu akhir pemeliharaan gram Wo = Rata-rata bobot individu pada waktu awal pemeliharaan gram t = Lama waktu pemeliharaan hari

2.5.4 Efisiensi Pakan EP

Efisiensi pakan dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Watanabe 1988, yaitu: Keterangan: EP = Efisiensi pakan F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan gram Wt = Biomassa ikan pada waktu akhir pemeliharaan gram Wo = Biomassa ikan pada waktu awal pemeliharaan gram D = Biomassa ikan mati gram

2.5.5 Retensi Lemak

Retensi lemak merupakan seberapa besar lemak yang dapat disimpan di dalam tubuh ikan. Nilai retensi lemak dapat dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi 1988, yaitu: 7 RL = [F-IL] x 100 Keterangan: RL = Retensi lemak F = Jumlah lemak tubuh ikan pada akhir pemeliharaan gram I = Jumlah lemak tubuh ikan pada awal pemeliharaan gram L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan gram

2.5.6 Retensi Protein

Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan serta dimanfaatkan tubuh untuk metabolisme harian Halver, 1989. Nilai retensi protein dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Takeuchi 1988, yaitu: RP = [F-IP] x 100 Keterangan : RP = Retensi protein F = Jumlah protein tubuh ikan pada akhir pemeliharaan gram I = Jumlah protein tubuh ikan pada awal pemeliharaan gram P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan gram

2.6 Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan dua kali ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Ms. Office Excel 2007 dan SPSS 16.0. Analisis ragam dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95. Sedangkan untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan. 8

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Data rata-rata parameter uji hasil penelitian, yaitu Sintasan, efisiensi pakan EP, laju pertumbuhan spesifik LPS, retensi protein RP, retensi lemak RL, dan jumlah konsumsi pakan JKP disajikan pada Tabel 3. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan tanpa DDGS dan hominy feed pakan A, pakan dengan DDGS dan hominy feed 10 pakan B, serta pakan dengan DDGS dan hominy feed 19 pakan C. Tabel 4. Data hasil kinerja pertumbuhan ikan uji Parameter Uji Pakan A B C JKP gram 18.825±460 a 17.750±495 a 14.450±212 b EP 80,30±0,34 a 81,00±1,00 a 62,50±0,58 b RP 27,00±0,35 a 27,90±0,35 a 23,50±0,22 b RL 3,90±0,02 a 4,50±0,06 b 1,60±0,05 c LPS 1,80±0,03 a 1,80±0,02 a 1,60±0,02 b Sintasan 94,00±2,54 a 94,60±1,70 a 92,80±1,69 a Keterangan: huruf superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata P0,05 Jumlah konsumsi pakan berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa, nilai JKP pakan A lebih besar dari pakan B tetapi keduanya menunjukkan pengaruh yang tidak berbeda nyata, namun pakan A berbeda nyata dengan pakan C P0,05. Nilai jumlah konsumsi pakan pada perlakuan pakan A, pakan B, dan pakan C masing-masing sebesar 18.825±460 g, 17.750±495 g, dan 14.450±212 g. Pakan A dan pakan B memberikan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap efisiensi pakan. Akan tetapi, perlakuan pakan A menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata tehadap perlakuan pakan C P0,05. Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai retensi protein pakan A dan pakan B menunjukkan pengaruh tidak berbeda nyata, jika dibandingkan dengan perlakuan pakan C yang menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap pakan A P0,05. Nilai retensi lemak pada perlakuan pakan A, pakan B, dan pakan C berturut-turut adalah 3,90±0,02; 4,50±0,06; dan 1,60±0,05. Namun, tiap perlakukan memberikan pengaruh yang berbeda nyata P0,05. Data laju pertumbuhan spesifik ikan kerapu bebek mengalami penurunan pada level penggunaan DDGS dan hominy feed yang semakin meningkat.