18 Tabel 2.3 Standart Flammabilitas Pembakaran Vertikal UL-94
Kapas Terbakar
Waktu terbakar ke-2
s Total Waktu
terbakar ke-1 dan ke-2 s
Waktu terbakar ke-1
atau ke-2 s Grade
Yes 60
250 30
Non Grade 60
250 30
94 V-2
No 30 - 60
250 30
94 V-1 30
50 - 250 30
94 V-1 50
10 - 30 94 V-1
10 94 V-0
2.5.2 Kekuatan Tarik Tensile Strength
Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk uji sifat suatu bahan polimer. Penarikan suatu bahan
biasanya menyebabkan terjadi perubahan bentuk dimana penipisan pada tebal dan pemanjangan. Kekuatan tarik tensile strength suatu bahan ditetapkan dengan
membagi gaya maksimum dengan luas penampang mula-mula, dimensinya sama dengan tegangan. Pada peregangan suatu bahan polimer, pemanjangan tidak selalu
berbanding lurus dengan beban yang diberikan, dan pada penurunan kembali beban,sebahagian regangannya hilang, karena bahan polimer bukan merupakan
bahan sepenuhnya elastis tetapi ada sifat viskositasnya [21].
2.5.3 Kekuatan Bentur Impact Strength
Kekuatan bentur adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui ketahanan bahan terhadap daya dengan kecepatan tinggi hantaman. Kekuatan impak suatu
bahan polimer dapat diukur dengan menggunakan alat impact test. Untuk kekuatan impak, bahan dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu bahan yang rapuh brittle dan
ductile. Kegagalan pada bahan yang rapuh dapat terjadi pada energi
yang rendah dimana keretakan bermula dan berlanjut sebelum terjadinya yelding. Ciri-ciri yang
ditunjukkan biasanya bagian yang putuspatah menunjukkan permukaan yang halus dan kaku. Untuk bahan ductile, akan terbentuk yelding dimana akan tampak stress whitening
pada daerah yang putus. Pengujian impak biasanya dilakukan dengan metode Charphy atau Izod
[22]
.
Universitas Sumatera Utara
19
2.5.4 Fourier Transform Infrared Spectroscope FTIR
Spektrofotometer infra merah terutama ditujukan untuk senyawa organik yaitu menentukan gugus fungsional yang dimiliki senyawa tersebut. Pola pada
daerah sidikjadi sangat berbeda satu dengan yang lain, karenanya hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa tersebut. Penetapan secara kualitatif
dapat dilakukan dengan membandingkan tinggi peak transmitansi pada panjang gelombang tertentu yang dihasilkan oleh zat yang diuji dan zat yang standar. Dalam
ilmu material analisa ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya reaksi atau interaksi antara bahan-bahan yang dicampurkan. Selain itu, nilai intensitas gugus
yang terdeteksi dapat menentukan jumlah bahan yang bereaksi atau yang terkandung dalam suatu campuran [23].
2.5.5 Lost on Ignition LOI