Prosedur Penelitian .1 Penyiapan Sampel

3.5.9 Pereaksi Asam Klorida 2 N

Sebanyak 17 ml larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Ditjen POM, 1995. 3.6 Prosedur Penelitian 3.6.1 Penyiapan Sampel Penyiapan sampel meliputi pengambilan sampel, identifikasi sampel dan pengolahan sampel.

3.6.1.1 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan sampel yang sama dari daerah lain. Sampel diperoleh dari Pasar Tradisional Pajak Sore Padang Bulan, Jalan Jamin Ginting Medan, Provinsi Sumatera Utara.

3.6.1.2 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor, Jawa Barat.

3.6.1.3 Pengolahan Sampel

Sampel biji petai dicuci bersih kemudian ditiriskan dan ditimbang beratnya 3,8 kg sebagai berat basah. Selanjutnya biji dikeringkan hingga berwarna hijau kecoklatan, kemudian ditimbang lagi sebagai berat kering 954,9 g, selanjutnya diblender dan ditimbang sebagai berat serbuk simplisia. 946,08 g Serbuk simplisia dimasukkan ke dalam kantong plastik, diberi etiket dan disimpan di tempat kering.

3.6.2 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia

Pemeriksaan karakterisasi simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut Universitas Sumatera Utara dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Ditjen POM, 1995; WHO, 1998.

3.6.2.1 Pemeriksaan Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan memperhatikan bentuk, ukuran dan warna simplisia biji petai. 3.6.2.2 Pemeriksaan Mikroskopik Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia biji petai,dengan cara menaruh serbuk simplisia secukupnya ke atas kaca objek. Kemudian diteteskan dengan 1 - 2 tetes larutan kloralhidrat, lalu ditutup dengan kaca penutup, diamati di bawah mikroskop.

3.6.2.3 Penetapan kadar air simplisia

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluena WHO, 1992. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung dan pendingin, tabung penyambung dan penerima 10 ml. Cara kerja : Dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling ke dalam labu alas bulat, lalu didestilasi selama 2 jam. Setelah itu, toluena dibiarkan mendingin selama 30 menit, dan dibaca volume air pada tabung penerima dengan ketelitian 0,05 ml. Kemudian ke dalam labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan Universitas Sumatera Utara mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen.

3.6.2.4 Penetapan kadar sari yang larut dalam air

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml air - kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter menggunakan labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, 20 ml filtrat dipipet, diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105ºC sampai bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam air dihitung dalam persen Ditjen POM, 1995.

3.6.2.5 Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan dimaserasi selama 24 jam dengan 100 ml etanol 96 menggunakan labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam. Saring, 20 ml filtrat dipipet, diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105ºC sampai bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung dalam persen Ditjen POM, 1995.

3.6.2.6 Penetapan kadar abu total

Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600 o C selama 3 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu total dihitung dalam persen Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara

3.6.2.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam

Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung dalam persen Ditjen POM, 1995.

3.7 Pemeriksaan Skrining Fitokimia Serbuk Simplisia

Dokumen yang terkait

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol KulitBuah Rotan Jernang (Daemonoropsdraco) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Siklofosfamid

21 133 78

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K. Schum) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Dengan Monosodium Glutamat (MSG)

12 118 94

Uji Antimuagenik Ekstrak Etanol Bunga Jantan Pepaya (Carica papaya L.) pada Mencit Jantan yang Diinduksi dengan Siklofosfamid

3 63 76

Efektivitas Alat Black and White Box pada Uji Antidepresan Biji Petai (Parkia Speciosa Hassk) Terhadap Mencit (Mus musculus) Jantan - Ubaya Repository

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 0 14

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 0 2

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 0 6

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 0 12

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 1 5

Efek Ekstrak Etanol Biji Petai (Parkia speciosa Hassk.) Sebagai Antimutagenik Pada Mencit Jantan (Mus musculus) Yang Diinduksi Dengan Siklofosfamid

0 0 27